Terus Berupaya Lahirkan Inovasi Demi Mewujudkan Koperasi Aman dan Terpercaya
Melalui kerja sama serta semangat dalam membangun koperasi, Drs. I Dewa Putu Suwija beserta jajaran berhasil menciptakan langkah-langkah inovatif yang membawa koperasi ke tingkat yang lebih tinggi. Melalui kerja keras dan semangat pantang menyerah, dirinya mampu mengatasi berbagai tantangan dan mengubah pandangan masyarakat terhadap koperasi. Keberhasilan ini tidak hanya memberikan manfaat ekonomi bagi anggota koperasi, tetapi juga memberikan dampak positif bagi masyarakat secara keseluruhan.
Menjalani kehidupan sederhana di sebuah kampung kecil, sebagai anak yatim piatu, Dewa terbiasa hidup mandiri dan diwariskan sawah seluas 5 are dari orang tuanya. Sepeninggal orang tua, Dewa diasuh oleh pamannya yang memiliki kondisi ekonomi yang baik. Dewa bersekolah di kampung halaman membantu paman kerja di sawah dan memelihara sapi. Semasa SMP, Dewa tinggal bersama kakak sepupunya yang berprofesi sebagai guru. Bagi Dewa, kehidupan yang ia jalani semasa hidup di Negara tidaklah mudah. Untuk itu, berbekal uang pemberian paman, Dewa memutuskan untuk menyewa kamar kos dimana segala kebutuhan sehari-hari ditanggung oleh kakak.
Selama nge-kos, Dewa disibukan mencari kayu bakar dan batok kelapa. Kemudian, Kakak Dewa memutuskan untuk pulang ke kampung dan memberitahu keluarga bahwa dirinya harus bersekolah, untuk itu, kakaknya meminta agar Dewa disekolahkan dengan menggadaikan tanah warisan agar Dewa bisa melanjutkan sekolah. Masa kecil Dewa lewatkan bersama teman-teman dengan bermain kelereng dan bola menggunakan jeruk Bali. Dewa merupakan anak yang mudah beradaptasi. Di masa itu, durian merupakan buah favorit dan sayuran adalah makanan sehari-hari Dewa kala itu.
Dewa melewati masa-masa SMA di Mataram, Lombok. Setelah lulus, ia memutuskan untuk menikah di saat masih menempuh pendidikan tingkat II di IKIP Singaraja. Saat kuliah, Dewa fokus melanjutkan studi dan tidak memiliki pekerjaan sampingan. Pada masa itu, kehidupan Dewa ditanggung oleh mertuanya yang berprofesi sebagai pengacara. Sempat vakum kuliah selama 2 bulan lantaran tidak mampu melanjutkan terkendala biaya, Dewa memutuskan untuk kembali ke kampung membantu memetik kopi di kebun orang lain yang terletak di Bongancina.
Dewa bekerja sebagai guru di SMEA Negeri Denpasar, yang saat ini bernama SMK Negeri 2 Denpasar. Dewa mendapatkan posisi sebagai guru di SMEA atas bantuan dari kepala sekolah SMEA yang sebelumnya memberinya penawaran kerja sebagai guru ekonomi. Di sana ia mengajar mata pelajaran koperasi dan kerap diminta untuk mengikuti pelatihan koperasi di Jakarta dan Malang. Selain itu, ia juga menjabat sebagai Pembina Koperasi di SMEA. Selama mengajar di SMEA, Dewa mengajak seluruh anggota keluarga untuk tinggal di Denpasar. Ia mendirikan rumah dengan membeli lahan di Jl. Pendidikan, Denpasar. Selama bekerja sebagai guru, istri ikut membantu menghidupi keluarga dengan membuka toko kecil untuk mendapatkan penghasilan tambahan.
Awal mula berdirinya koperasi adalah diadakannya lomba desa yang mensyaratkan desa tersebut harus memiliki koperasi. Saat itu, koperasi yang diberi nama KSP Dana Rahayu didirikan dengan 2 orang pengurus pegawai desa yang menjabat sesuai jabatan akademik. Dewa mengurus koperasi berdasarkan pengalamannya saat menjadi pengawas koperasi di SMEA. Dirinya hanya membantu dari segi administrasi. Koperasi mulai berjalan sejak 1986 dan mulai berkembang pada tahun 2007 saat mengikuti lomba di Jakarta. Sejak saat itu, KSP Dana Rahayu mengalami perkembangan cukup pesat hingga tahun 2014 dan mulai mengangkat karyawan. Meskipun terkena dampak pandemi, Koperasi tidak melakukan pengurangan karyawan dan pemotongan gaji. Hal tersebut menjadikan koperasi masih berdiri hingga kini.
Selaku Manajer Koperasi, Made Suartika mulai bergabung ke koperasi pada tahun 1993 ditugaskan mengurus unit rekening listrik bekerja sama dengan PLN. Pihaknya ditugaskan untuk mencatat meteran dan memberikan pelayanan di bagian listrik. Made menambahkan, seiring dengan pembayaran listrik yang dilakukan secara online saat ini, banyak yang membuka loket pembayaran listrik jadi jumlah pesaing meningkat sehingga koperasi tidak bisa memonopoli. Untuk itu dibutuhkan adanya inovasi agar meningkatkan kembali kepercayaan masyarakat terhadap koperasi. Salah satu inovasi yang dilakukan yaitu dengan memperkenalkan mereka Dana Rahayu. Upaya tersebut berhasil menarik anggota baru yang berdampak pada pertumbuhan pinjaman. Dengan masuknya anggota baru, koperasi mulai memiliki pangsa pasar yang lebih besar.
Berbagai usaha telah dilakukan Dewa untuk memajukan KSP Dana Rahayu bersama anggota pengurus sebelumnya yaitu Ketut Subitayasa dan Pak Suara, pengawas Pak Sudaya, manajer Made Suartika yang sudah memiliki sertifikat keahlian. Mulai dari membangun kepercayaan publik dengan menarik minat anggota agar melakukan pinjaman, mengadakan rapat anggota tahunan secara berkala, dan melakukan berbagai inovasi demi mempertahankan kepercayaan publik. Memiliki anggota yang memiliki latar belakang berbagai jenis pekerjaan, KSP Dana Rahayu tetap berupaya untuk menjaga keamanan keuangan meskipun anggota yang tidak memiliki pekerjaan cenderung menarik tabungan mereka, pihaknya mencoba mempertahankan otoritas pinjaman dengan menghentikannya selama 6 bulan dan fokus pada penarikan dana dan secara bertahap mengembalikan kegiatan pinjaman. Dewa bersama manajemen terus mengembangkan inovasi demi memajukan koperasi sehingga semakin dipercaya oleh masyarakat. Seiring berkembangnya zaman, KSP Dana Rahayu mampu menjadi koperasi aman dan terpercaya bagi masyarakat.