Setelah 10 Tahun di Negeri Oranye, Rasa Kangen Indonesia Menginspirasi untuk Membangun Bisnis Kuliner
Selama 10 tahun di Belanda, Elisabeth tidak hanya mengambil kuliah Ilmu Bisnis Internasional yang terinspirasi dari orang tuanya yang merupakan pengusaha properti, tetapi juga menemukan passion-nya dalam hal memasak, karena kurang cocok dengan makanan di sana. Awalnya, ia hanya melihat resep di YouTube dan mengikuti panduan tersebut. Namun, seiring berjalannya waktu, ia mulai belajar untuk menganalisis dan memodifikasi resep dengan gayanya sendiri.
Tahun 2014, wanita asal Solo ini berangkat ke Belanda untuk melanjutkan kuliah, dengan berbekal beasiswa dari Neso Indonesia atas prestasi yang ia dapatkan. Setahun pertama, ia harus hadapi culture shock di sana, termasuk makanannya yang kurang cocok dengan selera lidah Indonesia. Mulailah ia belajar memasak sendiri, terutama makanan kota asalnya.
Karena pengaruh bisnis dari orang tua, sembari berkuliah di Belanda, terlihat Elisabeth tetap bisa memanfaatkan waktu luang untuk mengambil peluang bisnis yang bisa ia jalankan. Wanita kelahiran 13 April 1995 ini, masih sempat bekerja paruh waktu sesuai passion bisnisnya di rental properti. Salah satu properti yang dijalankan adalah menyewakan kamar-kamar yang ia sewa kepada para mahasiswa. Tanpa diduga dibalik bisnisnya itu, mempertemukannya dengan suami, keduanya pun melangsungkan pernikahan dan membina rumah tangga di Belanda.
Setelah mengakhiri bisnis sewa rumahnya, karena si pemilik properti harus kembali ke negara asalnya, Elisabeth lantas bekerja di perusahaan logistik sebagai chef yang condong masak makanan Asia. Kepiawaiannya dalam memasak membuatnya sempat mendapat tawaran untuk membuka restoran di Belanda, namun karena birokrasinya rumit bagi yang bukan warga asli, ia putuskan saja untuk membangun bisnis di Indonesia. Lagipula, mesikipun sekian lama di negeri orang yang mungkin lebih maju dalam segala hal, namun belum bisa menutupi rasa kangennya pada Indonesia.
Dengan mengadopsi konsep European and Asian Fusion, “De Kleine Amsterdam Resto” yang didirikan pada Januari 2023, menampilkan menu dengan daya tarik yang berbeda, seperti sajian roti, yang kemudian dipadukan dengan cita rasa masakan Indonesia dan menghasilkan kombinasi yang menarik. Daftar menu yang ditawarkan pun adalah yang terpilih dari pengalamannya bekerja di Belanda, yang paling banyak mendapatkan pujian dari 200-300 karyawan di perusahaan tersebut.
Dalam konsep penyajian menu, De Kleine Amsterdam menawarkan build your own menu for breakfast yang dapat dipilih dari berbagai macam variasi. Akan datang segera menu variasi lunch dan diner yang sedang dipersiapkan secara matang. Cara ini bertujuan untuk mengejutkan pengunjung dan diharapkan dapat memicu rasa penasaran yang akan mendorong mereka untuk mencoba menu lain pada kunjungan berikutnya. Selain itu yang perlu dicatat adalah, Elisabeth yang notabenenya mantan chef di Belanda, telah mengantongi Sertifikat Keamanan Makanan (Food Hygiene Certificate) yang menunjukkan bahwa dirnya telah mengikuti pelatihan dan memahami standar keamanan pangan yang berlaku di negara tersebut. Dengan demikian, pengunjung tidak perlu khawatir tentang kualitas makanan yang disajikan di De Kleine Amsterdam Resto terutama bagi wisatawan yang tidak ingin terserang bali belly.