Semangat Berorganisasi Lahirkan Motivasi Berkarya di Bidang Hukum

Berawal dari kegemaran berorganisasi dan bersosialisasi, I Made Kadek Arta, S.H., mantap untuk terjun ke partai politik dan organisasi kemasyarakatan lainnya. Terkadang dalam aktivitas berorganisasi ia bertemu dengan situasi yang memerlukan bantuan ahli hukum. Hal itu yang kemudian memotivasinya untuk serius menekuni bidang hukum yaitu sebagai seorang advokat. Serta bergerak di Konsultasi bisnis & manajemen dan tenaga jasa penagihan.

Terus berkarya tanpa mengenal lelah demi menebar manfaat bagi orang lain. Demikian prinsip hidup seorang I Made Kadek Arta dalam melakoni perannya sehari-hari. Pria asli Padangsambian, Denpasar ini memang kesehariannya tak pernah luput dari aktivitas produktif. Selalu tampil energik di segala situasi, Kadek Arta membeberkan kunci keberhasilan menjaga semangat berkegiatan adalah senantiasa berpikir positif melalui motto : “Jalani, Lakoni, Sykuri”.

Hampir setiap hari Kadek Arta menyambangi kantornya yang beralamat di Jl. Karang Sari No. 2, Padangsambian Kaja, Denpasar Barat, Kota Denpasar. Di tempat inilah ia biasa mengerjakan tugas-tugasnya sebagai seorang penasihat hukum atau advokat. Ada kalanya ia menyempatkan waktu bertemu dengan orang-orang yang memerlukan bantuan atau konsultasi hukum dengannya. Baginya, ada rasa kebahagiaan lewat pekerjaan membantu masyarakat melalui kemampuan dan wawasan yang dimiliki. Sehingga ia mengerjakan tugasnya tanpa rasa beban ataupun rasa lelah.

 

Selain berkecimpung di bidang hukum sebagai advokat, Kadek Arta juga dipercaya menahkodai perusahaan yang bergerak di bidang outsourcing tenaga jasa penagihan. Dengan mengibarkan PT Gedong Arta Jaya, ia mengelola perusahaan yang menawarkan kerja sama dengan perusahaan finance. Kadek Arta selalu memastikan bahwa tenaga jasa penagihan di PT Gedong Arta Jaya ini bertugas sesuai standar prosedur operasional dan tidak melenceng dari kaidah hukum yang berlaku.

Cita-Cita

Sebelumnya tidak pernah terpikirkan oleh Kadek Arta akan menggeluti profesi sebagai advokat maupun pengusaha. Sebagaimana anak muda Bali yang lahir dan bertumbuh di destinasi wisata dunia, ia juga sempat merajut cita-cita untuk bekerja sebagai hotelier. Ia menganggap dengan bekerja di industri pariwisata nantinya ia dapat mendatangkan penghasilan besar kemudian dapat memperbaiki taraf perekonomian keluarga.

Meski cita-citanya itu tak sejalan dengan kenyataan saat ini, satu hal yang tak pernah berubah dalam diri Kadek Arta adalah sikap pekerja keras. Sejak kecil ia telah terbiasa bekerja demi mengumpulkan rupiah sebab kondisi ekonomi keluarga yang serba pas-pasan. Anak kedua dari tiga bersaudara ini menjalani rutinitas sepulang sekolah dengan menjajakan es lilin. Tatkala musim panen tiba, merupakan masa bagi Kadek Arta untuk memanen rezeki dengan menawarkan es jualannya itu kepada para pekerja di sawah.

Setamat dari SD 8 Padangsambian, Kadek Arta melanjutkan ke SMP 3 Mengwi selama tiga tahun. Setelah itu ia melanjutkan lagi ke STM Denpasar atau saat ini dikenal dengan nama SMK 1 Denpasar. Impiannya untuk menempuh pendidikan pariwisata terpaksa harus kandas. Namun hal itu terbayarkan ketika menjelang masa akhir sekolahnya, Kadek Arta sudah diterima bekerja di sebuah perusahaan kontraktor.

Setelah beberapa tahun bekerja di perusahaan konstruksi, Kadek Arta mencoba melamar di kantor cabang PLN Kota Denpasar dan akhirnya diterima sebagai tenaga pencatat metering listrik. Suka duka yang dialami di masa itu sangat membekas di ingatannya. Salah satunya pengalaman beberapa kali digigit anjing saat datang ke rumah pelanggan PLN. Hanya saja peristiwa itu ia jadikan sebagai lecutan semangat untuk bekerja lebih giat agar dapat meningkatkan jenjang kariernya ke depan.

Dua tahun setelah menikah atau di tahun 2004, Kadek Arta memutuskan meninggalkan karier di PLN. Ia kemudian bekerja di Perusahaan Daerah (PD) Parkir selama lima tahun. Pada tahun 2008 ia bergabung dengan organisasi masyarakat Baladika Bali. Di sinilah awal mula perjalanan Kadek Arta dalam kegiatan berorganisasi yang membuatnya memiliki jaringan pertemanan luas. Tak lama berselang yaitu di tahun 2009, Kadek Arta berniat serius mempelajari hukum di Universitas Ngurah Rai Denpasar.

Masuk Partai

Memasuki tahun 2012, Kadek Arta sudah mulai terlibat dalam penanganan perkara hukum. Di tahun yang sama pula, ia dipercaya menduduki jabatan Ketua Ranting di Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan. Keputusan Kadek Arta untuk masuk ke politik dengan mengendarai wahana partai berlambang banteng tersebut didukung oleh keluarga, termasuk sang istri. Termasuk pula saat ia diajukan sebagai calon legislatif pada pemilu 2014, keluarga pun memberi keleluasaan padanya. Sayang pada saat itu ia gagal melaju sebagai perwakilan rakyat.

Sepak terjang selama ini di masyarakat pada akhirnya mengantarkan Kadek Arta untuk mengemban amanah sebagai pemimpin di Dusun Batukandik, Padangsambian Kaja, Denpasar. Sedangkan di organisasi Suka Duka Baladika Bali ia ditunjuk menjabat sebagai Sekretaris DPC Kota Denpasar. Semua tanggung jawab itu mampu ia lakukan di samping tugas profesional lainnya. Juga peran sebagai ayah sekaligus suami. Menurutnya, manajemen waktu yang disiplin membantunya mengerjakan semua tugas secara proposional. Selain itu tak lupa pada prinsip “Jalani, Lakoni, Syukuri”.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

error: Content is protected !!