Sebuah Perjalanan Penuh Dedikasi Demi Kemajuan dan Pengembangan Pariwisata Bali Berkelanjutan

Sebagai pusat destinasi pariwisata dunia, Bali memiliki keindahan serta kekayaan alam dan budaya yang dikenal di seluruh mancanegara. Sebagai penggerak perekonomian Bali, pengembangan dalam sektor pariwisata terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Untuk itu, dibutuhkan sebuah terobosan dan inovasi terbaru dengan melihat peluang yang tersedia. Sebagaimana telah diketahui, sejak dulu pertanian merupakan dasar kultur masyarakat Bali yang mana tanah pertaniannya subur dan memiliki bentang alam yang luas nan indah. Berangkat dari pemahaman tersebut, tercetus keinginan Bagus Sudibya untuk mengolaborasikan sektor pertanian dan pariwisata sehingga menciptakan sebuah pengalaman baru yang turut mewarnai kancah dunia pariwisata di Bali. Melalui kerja keras serta usaha, Bagus Sudibya telah melahirkan sejumlah usaha yang membidangi pariwisata seperti penginapan dan agrowisata. Ini merupakan sebuah pencapaian luar biasa sehingga ia dijuluki sebagai pionir pariwisata di Bali.

Bagus Sudibya
Bagus Sudibya

Bagus Sudibya yang akrab dipanggil Udi, lahir di Manggis, Karangasem, sebagai anak sulung dari enam bersaudara. Ia mengenal dunia bisnis sejak dini melalui orang tuanya yang pada waktu itu bergerak di bidang angkutan laut dari Padang Bay ke Ampenan, Mataram. Masa kecilnya yang penuh tantangan dihabiskan di Manggis, termasuk menghadapi erupsi Gunung Agung pada tahun 1962-1963. Pada saat itu, Udi tinggal bersama nenek dan adik-adiknya, sementara orang tua beserta adiknya yang paling kecil pergi ke Denpasar untuk melanjutkan membuka usaha angkutan laut di Pelabuhan Benoa sebagai perpanjangan usaha di Padang Bay yang mengalami kendala pada saat itu. Selama bencana berlangsung, terjadi musim kering sehingga membuat masyarakat di Manggis harus bisa bertahan hidup dalam kondisi tersebut. Dengan memanfaatkan lahan sawah, Udi mencoba berkebun sambil menanam aneka sayuran seperti kangkung, bayam, cabai dan kacang panjang, juga memelihara kambing dan ayam demi memenuhi kebutuhan pangan sehari-hari. Ini menjadi cikal bakal dari kecintaannya pada pertanian.

Sejak kecil, Udi telah menunjukkan jiwa kepemimpinannya dengan mengajak teman-temannya bekerja di sawah. Sambil bermain, mereka juga kerap mencari belut di malam hari. Kecintaannya pada seni juga terlihat ketika Udi membentuk kelompok bernyanyi bersama teman-temannya, sekaligus belajar bermain gitar dan menari. Nilai-nilai keteladanan yang diajarkan oleh paman dan bibinya menjadikan Udi sosok yang percaya diri dan menjadi panutan bagi temantemannya. Setelah menyelesaikan pendidikan dasar, Udi dan adik-adiknya diboyong orang tuanya ke Denpasar dan melanjutkan pendidikan di sana, tepatnya di SMP Katolik Swastiastu (sekarang Santo Yoseph). Perbedaan latar belakang dan agama di sekolah yang baru mengajarkan akan pentingnya toleransi terhadap keragaman budaya sehingga hal tersebut membuka lapang pandang dan pikiran Udi. Tidak hanya itu, mengenyam pendidikan di sana turut membentuknya menjadi pribadi yang disiplin dan berkarakter kuat, hingga akhirnya ia memutuskan untuk melanjutkan pendidikan SMA-nya di bawah naungan yayasan yang sama yaitu SMA Katolik Swastiastu (sekarang Santo Yoseph).

The Baliem Valley Resort

 

Di sela-sela kesibukannya bersekolah di Denpasar, Udi memanfaatkan tanah seluas 4 are untuk kembali berkebun dengan menanam bayam, tomat, pisang, papaya dan tebu, serta kembali memelihara kambing dan ayam, karena pada masa itu di daerah tempat tinggalnya yang berada di sekitar kompleks Universitas Udayana, masih banyak terdapat sawah dan ladang sebelum adanya pembangunan. Perekonomian keluarga ditopang melalui usaha orang tua dulunya pengusaha angkutan laut yang kemudian beralih menjadi agen penjualan tiket PT Merpati Nusantara Airlines, serta ditunjang oleh kegiatan catering oleh ibundanya. Melihat sepak terjang orang tua yang berkecimpung di pariwisata cukup lama, mendorong Udi untuk memutuskan ikut serta terjun ke dunia pariwisata, sehingga ia memilih melanjutkan kuliah di di Akademi Hotel Nasional Bandung (APN) selanjutnya berubah menjadi National Hotel Institute Bandung (NHI) dan saat ini dikenal sebagai Politeknik Pariwisata (POLTEKPAR) Bandung. Selama masa pendidikan di Bandung, Udi juga menjalani beberapa kali masa on the job training seperti di Sari Pacific Jakarta, Pertamina Cottage yang sekarang menjadi Patra Bali Hotel, Ambarukmo Palace Hotel dan terakhir di Bali Beach Intercontinental Hotel.

Puri Bagus Manggis

Pasca kuliah, Udi merantau ke Berlin, Jerman, untuk belajar Bahasa Jerman dan tinggal bersama orang tua angkatnya di Berlin. Kesempatan ini membawanya menjelajah ke berbagai negara Eropa, di mana ia belajar dan bekerja dalam industri pariwisata, antara lain di Berlin, Offenbach dan terakhir di Frankfurt. Selanjutnya, Udi juga sempat melanjutkan pendidikannya di bidang tourism di Institute of Tourism and Hotel Management Salzburg, Austria, atas beasiswa yang didapat dari pemerintah Austria. Kesempatan itu dipakai untuk membangun jaringan bisnis dengan beberapa tour operator antara lain di Berlin, Frankfurt, Hamburg, Munchen, London serta Amsterdam. Pada akhir tahun 1979, Udi Kembali ke Indonesia dan bergabung dengan PT Natrabu, di mana saat itu orang tuanya menjadi General Manager biro perjalanan tersebut di Bali. Pada saat itu, ia mendapat posisi sebagai Manajer Pemasaran untuk Western Division. Selanjutnya pada tahun 1980, Udi menikah dengan seorang pengacara muda, Djaya Wardani S.H.

Puri Bagus Candidasa

Setelah lima tahun bergabung dengan biro perjalanan Natrabu, dengan disertai dukungan dari istri tercinta, Udi akhirnya memutuskan untuk berdiri sendiri dengan membangun usaha biro perjalanan Nusa Dua Bali Tours & Travel yang khusus mengurus perjalanan wisatawan Eropa terutama pasar Jerman, Amerika dan Australia. Secara simultan, Udi bersama orang tuanya mendirikan usaha wisata bahari yang diberi nama PT Baruna Tirtawisata. Dengan berkembangnya usaha wisata bahari tersebut, maka rumah keluarga yang jarang ditempati di daerah Manggis, Karangasem, beralih fungsi menjadi guest house yang terutama mengakomodir wisatawan penyelam pada tahun 1979 dan diberi nama Puri Bagus Manggis. Perlahan, pada tahun 1988, Udi mulai mengembangkan usaha dengan membangun Puri Bagus Candidasa Dive Resort. Saat itu berbagai strategi usaha dilakukan demi memberikan pelayanan terbaik dengan menyusun program countryside tour. Di saat yang bersamaan, Udi juga mulai membangun dan merancang akomodasi usaha di Lovina pada tahun 1995 untuk memperluas pasar. Seiring waktu, melihat potensi wisata di Jati, Tegallalang, dengan bentang alam yang indah serta udaranya yang sejuk, pada tahun 1998, Udi memutuskan untuk membangun yoga retreat dengan jumlah kamar sebanyak 34 kamar yang kemudian dikenal dengan nama Bagus Jati Health & Wellbeing Retreat. Tak hanya itu, Udi juga menciptakan objek agrowisata baru di Pelaga, Petang, dengan mendirikan Bagus Agro Pelaga pada tahun 2005.

Puri Bagus Lovina

Di tempat ini, ia berhasil memadukan pariwisata dengan pertanian, sebuah inovasi unik dan pertama di Bali yang menawarkan keunikan serta sensasi berwisata sambil menikmati area pertanian. Melalui agrowisata, ia berharap generasi muda tertarik kembali ke sektor pertanian dengan memanfaatkan keindahan alam dan potensi pertanian Bali. “Saya membangun dan mencoba mengawinkan pariwisata dengan pertanian melalui dasar pemikiran berkelanjutan, di mana pariwisata Bali ini dasarnya adalah budaya agraris, kalau tidak di back up dengan pariwisata, tidak akan menarik minat anak-anak muda untuk tertarik terjun ke pertanian. Untuk itu dibangunlah agrowisata dengan harapan para petani juga mendapatkan penghasilan untuk pertaniannya dengan menonjolkan daya tarik wisata di dalamnya.” ungkap Udi. Udi juga memperkenalkan agrowisata tersebut dengan para tamu di setiap akomodasi wisatanya dengan menyediakan sayuran organik hasil dari Bagus Agro Pelaga untuk menarik minat wisatawan berkunjung di agrowisata. Hal tersebut menjadi nilai tambah karena sayuran yang disajikan merupakan sayuran organik dan bebas dari kandungan pestisida.

Bagus Jati Health & Wellbeing Retreat

Bagus Sudibya tak hanya membangun bisnis, tetapi juga menciptakan sebuah sistem usaha berkelanjutan yang bertujuan untuk diwariskan kepada generasi mendatang. Dedikasi dan visi jangka panjangnya telah menjadikannya pionir dalam mengembangkan pariwisata berkelanjutan di Bali, yang tidak hanya berfokus pada keuntungan jangka pendek, tetapi juga memberikan dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

error: Content is protected !!