Sebuah Mahakarya Demi Mewujudkan Pernikahan Impian Menjadi Nyata

Hidup yang tidak diperjuangkan, tidak layak untuk dimenangkan. Demikian sebuah kalimat yang mewakili bagaimana perjalanan hidup perempuan. Persoalan dalam hidup bagi Ni Putu Surdiyaningsih tidak menjadi penghalang bagi setiap langkahnya. Kayika Salon Wedding & Spa lahir bukan hanya semata memberikan keuntungan pribadi melainkan mampu memberikan kebahagiaan bagi para klien yang akan melangsungkan pernikahan sekali seumur hidup itu. Kepuasan klien menjadi hal yang paling utama. Dapat membantu serta memberikan dampak positif bagi banyak orang memberikan kebahagiaan tersendiri. Kayika Salon Wedding & Spa hadir di tengah masyarakat dengan segenap upaya yang dilakukan demi mewujudkan pernikahan menjadi nyata.

Etha, demikian perempuan kelahiran tahun 1986 ini akrab disapa, terlahir sebagai anak pertama dari lima bersaudara. Kehidupan masa kecilnya begitu lekat akan didikan keras ibunya yang merupakan seorang pedagang di pasar badung dan ayah seorang kepala pengawas sekolah dasar di Lumintang, Denpasar. Diperkenalkan akan kerasnya kehidupan serta ditanamkan nilai-nilai moral oleh orang tuanya, telah membentuk kepribadian dan mental Etha sejak dini. Kemandirian adalah salah satu karakter utama yang dibentuk dalam diri Etha. Meski terlahir di lingkungan keluarga berada, tidak sedikitpun Etha dimanja oleh orang tua khususnya dari ibu. Sebagai anak pertama, Etha menjadi andalan serta bertanggung jawab bagi keempat adik-adiknya. Terbiasa mengusahakan sesuatu sendiri karena sadar akan tidak adanya fasilitas dari ibu, membuat Etha tergerak untuk selalu memperjuangkan apapun yang ia inginkan. Di masa SD, Etha dikenal sebagai siswa yang aktif. Selain disibukkan dalam akademis, Etha juga mengikuti kegiatan pramuka dan sering mengikuti perkemahan di sekolah. Lingkungan pertemanan yang positif juga mendukung pembentukan karakter Etha. Menjadi polwan adalah cita-cita Etha sejak kecil. Maka dari itu, demi meraih cita-citanya tersebut, Etha mulai mempersiapkan diri dengan mulai dengan menjadi polisi kecil di sekolah.

Menginjak usia remaja, Etha kembali disibukkan dengan berbagai kegiatan les dan menjadi atlet renang yang kerap mendulang prestasi bagi sekolah. Ketika memasuki masa SMA, Etha bahkan diterima di sekolahnya melalui jalur prestasi. Dengan segala fasilitas yang memadai, Etha mengembakan dirinya sebagai atlet renang yang menyumbangkan medali perak dan perunggu untuk sekolahnya. Dukungan moral dari orang tua senantiasa menyertai yang menjadi penyemangat utama dalam setiap langkahnya menjadi seorang attlet renang. Usai berhasil menyelesaikan pendidikan, Etha mengalami persimpangan jalan dalam hidupnya yang membuatnya harus memilih dan mengambil keputusan besar dalam hidupnya. Kondisi Etha pada saat itu telah bertemu dengan sosok tambatan hati, seorang pria yang bekerja di kejaksaan, sedangkan Etha berkeinginan untuk menjadi polwan. Ibunya melihat Etha mempunyai potensi sebagai pengusaha akan jauh lebih baik membuka usaha sendiri sehingga bisa mengurus rumah tangga kelak. Melihat situasi tersebut, dengan ikhlas Etha merelakan mimpinya menjadi polwan dan melanjutkan usaha ibunya di pasar kemudian menikah.

Kehidupan pernikahan yang telah berjalan selama 4 bulan akhirnya Etha mulai hamil. Namun diperjalanan bahtera, takdir tidak ada yang menyangka, Etha mengalami ketidakcocokan dalam rumah tangganya yang membuatnya mulai mandiri dari segi finansial. Penghasilan yang diperoleh dari berjualan di pasar bagi Etha sudah mencukupi kebutuhannya. Di samping berjualan di pasar, Etha mulai melamar kerja dan diterima bekerja di salon yang berada di Kuta. Di salon itu Etha mulai banyak belajar tentang seluk beluk salon kecantikan mulai dari belajar massage, facial, bahkan perawatan rambut selama 3 bulan. Namun, akibat tanggungan yang menumpuk dari suaminya, menyebabkan Etha harus mencari sumber penghasilan lain. Dengan keahlian yang dimiliki selama bekerja di salon, Etha memutuskan untuk membuka salon sendiri demi mendapat penghasilan untuk bisa membayar tanggungan suaminya.

Setelah 13 tahun bertahan dalam biduk rumah tangga serta dikaruniai 3 orang anak, Etha akhirnya memutuskan untuk berpisah dengan suaminya dan memilih hidup mandiri menghidupi ketiga buah hati. Etha berjuang untuk memulihkan dan mengembalikan kepercayaan diri yang telah hilang dari pernikahan di masa lalu. Dengan kesibukannya membuka salon yang awalnya bernama Yuregi Salon ini, mampu melahirnya semangat baru yang penuh dengan harapan dan antusiasme. Awal mula berdirinya salon, Etha hanya mendapat penghasilan Rp100.000. Namun, Etha tidak gentar dan terus berupaya mencari cara untuk mendapatkan pemasukan lebih setiap bulannya. Etha kemudian mengubah namanya menjadi Drupadi Salon, sejak saat itu salon mulai ramai, Etha mulai mempekerjakan karyawan yang jumlahnya mencapai 14 orang. Drupadi Salon mulai dikenal orang. Etha melalui Drupadi Salon menerima penghargaan oleh produk CBD di Vietnam sebagai penjualan produk terbaik di Bali. Sepulangnya dari Vietnam, Etha kemudian mengganti nama salonnya menjadi Kayika Salon Wedding & Spa, karena nama Drupadi Salon sudah memiliki Hak Paten dari salon lain dan memiliki nama yang sama.

Setelah mengubah nama menjadi Kayika Salon Wedding & Spa, Etha mulai menawarkan jasa tata rias pernikahan di samping layanan salon. Namun, mengelola kedua layanan ini terbukti sulit karena sulit menjaga fokus, sehingga salah satu seringkali terabaikan. Jasa pernikahan yang telah berjalan selama 8 tahun ini lahir dari pengamatan Etha terhadap tingginya permintaan layanan salon yang sering penuh, mendorongnya untuk merias pelanggan menggunakan produk Oriflame. Didukung penuh oleh suami pada pernikahan keduanya, Etha menjalankan usaha ini dengan cinta dan dedikasi. Kayika Salon Wedding & Spa memiliki ciri khas sebagai tempat yang nyaman bagaikan rumah kedua, tempat pelanggan dapat melepas lelah dari kesibukan sehari-hari. Etha melatih 13 karyawannya untuk bersikap ramah, meski mengelola mereka membawa suka duka tersendiri, dengan tantangan terbesar adalah mengatur tim agar tetap harmonis dan profesional.

Kayika Salon Wedding & Spa di bawah kepemimpinan Etha telah menjadi simbol ketangguhan dan dedikasi dalam mewujudkan pernikahan impian. Dengan semangat pantang menyerah yang terbentuk dari perjuangan hidupnya, Etha berhasil mengubah tantangan menjadi peluang, menciptakan ruang yang tidak hanya menghadirkan keindahan tetapi juga kehangatan bagi setiap klien. Keberhasilannya meraih kepercayaan pelanggan dan penghargaan internasional menjadi bukti bahwa visinya untuk memberikan kebahagiaan melalui sentuhan seni dan pelayanan tulus telah tercapai. Kayika Salon Wedding & Spa bukan sekadar usaha, melainkan cerminan dari perjalanan hidup Etha yang penuh inspirasi, mengajarkan bahwa dengan ketekunan dan cinta, setiap mimpi dapat menjadi kenyataan.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

error: Content is protected !!