No Drama Panaskan Makanan Sisa, Warung Lima Rasa Pastikan Kesegaran Setiap Menu yang Ditawarkan

Kehidupan remaja Maria Anastacia tak seceria remaja kebanyakan, hingga ia memilih keluar dari sekolah. Wanita kelahiran Manado 13 Desember 1993 ini, pernah menjadi korban perundungan saat SMA, karena statusnya sebagai anak angkat. Bukannya tidak memikirkan pendidikan, Maria pun memilih tak melanjutkan di sekolah lain, karena trauma akan kejadian tersebut kembali terulang. “Pem-bully-an tersebut benar-benar bukan perbuatan yang terpuji, saya mungkin sudah bisa memaafkan kejadian tersebut, tapi untuk melupakannya, tidaklah mudah”, ucapnya.

Kondisinya berbanding terbalik dengan pola asuh yang begitu baik ia terima dari orang tua angkatnya. Namun meski demikian, Maria merasa dirinya tak bisa terus bergantung kepada keluarga tersebut, apalagi setiap mengingat katakata yang merendahkan dirinya, bahwa anak angkat tidak akan pernah sukses, maka di usia 20 tahun, ia putuskan untuk bekerja. “Saya menyimpan penghasilan saya baik-baik, hingga siap secara materiil maupun moril, kemudian putuskan totalitas hidup mandiri, hijrah ke Jakarta”.

Kenangan bersama keluarga angkat, tak mudah dilupakan Maria begitu saja, di antaranya momen ia dan ibunya saat memasak bersama. Dalam suasana kehangatan tersebut, membuatnya ingin kembali mengulang rasa yang sama dan mengilhaminya dalam sebuah bisnis kuliner dengan nama “Warung Lima Rasa”. Ia pun memilih Pulau Dewata menjadi lokasi perintisan usaha pertamanya. Selain karena hobi memasak, alasan kuatnya untuk merintis usaha kuliner di Bali, karena belum menemukan makanan yang mampu memenuhi selera lidahnya, seperti citra rasa masakan khas Manado dari sang ibu yang ia adaptasikan di Warung Lima Rasa.

Salah satu daya tarik dari kuliner yang berlokasi di Tibubeneng ini, mengapa wajib dikunjungi bagi pecinta makanan warung, karena menu yang ditawarkan 100% segar dan sehat. “Biasanya jam 3 sore, makanan sudah habis, kita masak baru lagi”. Bila masih ada menu yang tersisa, saat jam 9-10 malam, kami memasang diskon 30% khusus dine in, agar tak ada drama memanaskan makanan sisa”. Jadi walaupun makanan warung, kualitas kesegarannya seperti restoran dan harganya pun terjangkau.

Sukses di bisnis pertama, Maria tak menutup kemungkinan akan ekspansi ke kuliner berikutnya, bersama rekan duet bisnisnya. Namun saat ini belum bisa banyak berbagi rencananya tersebut. Saat ini ia memilih fokus mematangkan bisnis dan konsisten mem-branding Warung Lima Rasa, yang sudah dikunjungi selebgram maupun selebriti ibukota. Atas pencapaian ini, ia yang selalu berlindung melalui doa-doa kepada Sang Pencipta, yang akhirnya mampu membuktikan bahwa kekuatan orang-orang korban perundungan itu, tak bisa diremehkan begitu saja, bahkan besar kemungkinan akan lebih sukses dari yang orang-orang pikirkan.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

error: Content is protected !!