Menyulap Rumah Tinggal menjadi Villa dengan Suasana Pantai yang Indah
Usai bekerja selama dua tahun, tak pernah terpikir oleh Made Sukresna untuk membangun sebuah penginapan. Berawal dari keinginannya untuk membangun rumah tinggal dengan konsep villa, menarik perhatian para tamu berdatangan untuk menginap di sana. Jro Cilik, demikian akrab disapa memutuskan untuk menyulap rumah tersebut menjadi sebuah penginapan bernama Cilik’s Beach Garden. Upayanya tersebut disambut dengan antusias oleh keluarga dan masyarakat. Selain sebagai seorang pebisnis, Jro Cilik merupakan pemimpin di Desa Adat Yeh Sanih. Menjalankan aktivitas sebagai pebisnis dan pemimpin di desa adat bukan hal yang mudah. Namun, berkat kemauan serta dedikasi diri, Jro Cilik mampu menjalani kedua peran tersebut dengan baik.
Pria kelahiran Buleleng ini merupakan anak dari keluarga petani. Dalam kesehariannya disibukan dengan membantu orang tua bersama keenam saudaranya. Walaupun bagian dari keluarga yang dikenal sebagai tuan tanah di desa, kehidupan Jro Cilik di masa kecil sama seperti masyarakat pada umumnya seperti terbiasa makan nasi campur ketela dan bermain di tegalan bersama teman-temannya. Sejak kecil, Jro Cilik anak yang aktif namun sering sakitsakitan. Karakternya yang suka membantu orang lain perlahan memupuk jiwa sosial dalam diri Jro Cilik, hal itu terinspirasi dari orang tua. Meski banyak orang berpendapat di masa itu kehidupan Jro CIlik melarat dan sakit-sakitan, ia mengaku senang dan menikmati hidup di masa itu.
Kondisi kehidupan Jro Cilik di masa kecil jauh berbeda seperti zaman sekarang. Pada saat itu, sumber listrik yang digunakan menggunakan genset dan mengakses air bersih melalui sumur. Jro Cilik menceritakan bahwa tidak pernah mengalami kesulitan air. Sesuai namanya air sanih, semua sumur di desa dan kolam berisi air bersih yang bersumber dari Danau Batur. Pria yang merupakan atlet voli ini sudah menekuni permainan Bola Voli sejak SMP. Pada tahun 1981, Jro Cilik tergabung dalam Persatuan Bola Voli Seluruh Indonesia (PBVSI). Dengan tubuhnya yang kecil itu, Jro Cilik dikenal dengan julukan “Si Kijang” karena lompatan tinggi saat bertanding voli. Sempat terpikir untuk bergabung di TNI, namun tidak mendapat restu orang tua lantaran takut anaknya mati karena perang. Maka dari itu, Jro Cilik memutuskan untuk mengubur keinginannya tersebut.
Jro Cilik mengenang berbagai momen tak terlupakan. Baginya, setiap momen senantiasa memberi makna dibalik pengalaman yang ia jalani. Sebagian besar momen hidup dimaknai sebagai bagian dari proses perjalanan hidup yang memotivasi Jro Cilik hingga sampai pada titik ini. “Momen sedih banyak, tapi saya tidak terlalu memikirkan itu, kita harus menjalani hidup dengan bahagia, beberapa tahun yang lalu saat bapak saya meninggal, saya tidak mau terlalu larut dalam kesedihan, karena memang jalannya sudah seperti itu. Saya memilih untuk ikhlas dan justru termotivasi untuk membantu anak-anak kurang mampu,” ucapnya.
Pertemuannya dengan orang asing saat mendaki Gunung Agung banyak memberikan kontribusi dalam upaya Jro Cilik untuk mendanai anak-anak kurang mampu. Selama berada di Bali, Jro Cilik banyak memberikan bantuan pula kepada orang asing terutama mengakomodasi mereka dalam pendakian. Jalinan kerja sama yang berdasar pada keinginan berbalas budi terjalin cukup lama. Di usia muda, Jro Cilik dikenal sebagai pria yang suka bergaul dan suka berkunjung ke berbagai daerah dengan menumpang truk muatan jeruk dengan mengantongi izin orang tua dan tak lupa membawa baju olahraga dan bola voli. Setelah lulus SMA, tidak pernah sekalipun terbesit keinginan untuk melanjutkan kuliah, keinginan Jro Cilik setelah lulus adalah langsung bekerja. Tidak mendapat restu orang tua untuk masuk TNI, akhirnya Jro Cilik bekerja sebagai sopir bemo jurusan Kampung Tinggi ke Banyumala.
“Dulu waktu saya jadi sopir bemo diupah Rp2000 per hari, pengalaman selama menjadi sopir paling cuma bermasalah dengan polisi setempat yakni titik naik turun penumpang. Saya bekerja sebagai sopir selama setahun dan memutuskan untuk berhenti karena melamar di peternakan sapi di Desa Adat Yeh Sanih, yang jumlahnya 20.000 ekor sapi,” ungkap Jro Cilik.
Selama bekerja di peternakan tersebut, kesehariannya memelihara dan memberi pakan sapi. Setelah bekerja selama 2 tahun, Jro Cilik merasa tidak mengalami peningkatan dalam pekerjaannya, akhirnya ia mencoba untuk membangun sebuah rumah tinggal yang dibuat dengan konsep villa di tanah seluas 2 hektar. Bangunan yang menghabiskan 50 are tersebut dengan konsep yang dibuat sedemikian rupa, menarik minat para tamu yang berkunjung ke Desa Adat Yeh Sanih untuk menginap di sana. Seiring waktu jumlah tamu yang datang jumlahnya bertambah. Akhirnya, Jro Cilik mengubah konsep yang sebelumnya adalah rumah tinggal lalu dibuatkan legalitasnya untuk dijadikan villa yang bernama Cilik’s Beach Garden. Jro Cilik melakukan pembangunan secara bertahap dan menjual kamar pertama kali dengan harga Rp1.500.000 – Rp2.000.000. Cilik’s Beach Garden merupakan villa pertama yang terdapat di Desa Adat Yeh Sanih.
Untuk tamu yang menginap, Jro Cilik berfokus pada tamu yang sudah pensiun karena dikenal memiliki sifat yang ramah, tenang dan tidak suka membuat masalah. Selain itu, tamu-tamu yang sudah pensiun datang berkunjung ke Bali tidak hanya menghabiskan waktu untuk berwisata, tetapi juga mencari ketenangan dan kedamaian di masa tua. “Saya berharap tamu-tamu yang datang ke sini tidak hanya untuk menginap atau sekedar menghabiskan waktu, tetapi juga memiliki minat untuk mempelajari kebudayaan dan menyatu dengan lingkungan di Bali, itu yang saya sukai,” tutur Jro Cilik.
Perjalanan membangun dan mengembangkan bisnis tidak terlepas dari sejumlah kendala yang dialami seperti pada umumnya terutama dalam mengelola penginapan. Namun, anggapan tersebut ditepis Jro Cilik lantaran sampai saat ini belum menemui kendala berarti. Membangun usaha tentunya sudah membuat rencana terkait pemodalan dan pengoperasian villa. Jro Cilik memiliki jaringan relasi cukup luas mengingat pengalamannya yang sering berkunjung ke berbagai tempat seperti Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Lombok dan bahkan sampai ke Flores. Berkat pengalaman tersebut, Jro Cilik banyak berbagi ilmu tentang bagaimana cara mengelola penginapan. Selain itu untuk mempromosikan usaha, saat awal berdiri masih mempromosikannya dari mulut ke mulut sebelum akhirnya masuk ke zaman media sosial.
Usaha Jro Cilik mulai mengalami peningkatan dan dikenal oleh publik sejak tahun 2000. Secara pribadi, ia mengatakan peningkatan itu hanya dirasakannya sendiri karena kondisi ekonomi negara saat itu sedang mengalami masalah, namun masa kejayaan Jro Cilik masih tetap bertahan hingga kini. “Masa kejayaan mulai meningkat dan dikenal tahun 1999 dan 2000, itu pribadi saya saja yang merasakan, tapi sebenarnya zaman itu pemerintah Indonesia down, saya nggak boleh bilang gitu, saya yakin masa kejayaan saya belum berakhir, harus tetap semangat, hidup harus dijalani dengan santai, intinya jangan berpikir negatif kepada siapapun, pasti semua akan dilancarkan,” tandasnya.