Meningkatkan Kreatifitas Kesenian Patung Bali Menjadi Prioritas Utama
Di Bali, Gianyar dikenal sebagai kota seni yang kaya akan tradisi dan kreativitas, namun bukan berarti daerah lain tidak memiliki talenta muda yang berbakat dalam bidang seni. Misalnya, Klungkung juga memiliki sejumlah bakat muda yang luar biasa, dengan karya-karya yang telah diakui baik dalam negeri maupun luar negeri. Hal ini menunjukkan bahwa potensi seni di Klungkung sangat menjanjikan dan layak untuk diperhatikan.
Sekian banyak talenta muda yang dimiliki Pulau Dewata khususnya di bidang seni, salah satunya adalah Wayan Juliana. Wayan Juliana adalah seniman muda yang berasal dari Desa Tohpati, Kecamatan Banjarangkan, Klungkung. Sejak usia sekolah dasar, ia sering diajak oleh ayahnya yang menurunkan darah seni tersebut untuk melihat proses pekerjaan seni patung. Kecintaan Juliana pada seni patung pun tumbuh secara alami berkat pengalaman tersebut. Ketika Juliana hendak melanjutkan pendidikan ke tingkat sekolah menengah atas, ayahnya yang telah memiliki jam terbang tinggi dalam bidang tersebut, menyarankan untuk membangun dasar yang kuat dalam seni lukis terlebih dahulu. Ayahnya percaya bahwa seni lukis merupakan pondasi penting sebelum memasuki seni patung, karena patung sering kali memerlukan sketsa awal sebagai tahap awal perwujudan karya.
Setelah menyelesaikan pendidikan di SMAN 1 Sukawati, Wayan Juliana melanjutkan studinya ke Universitas Hindu Indonesia (UNHI) Fakultas Pendidikan Seni Rupa dan Ornamen Keagamaan Hindu. Ia memilih UNHI karena tertarik dengan program kampus yang menawarkan kesempatan berkompetisi di luar negeri. Dalam waktu 3,5 tahun, Wayan Juliana sukses menyelesaikan kuliahnya dan memperoleh akta IV atau akta mengajar. Ia pun sempat bekerja sebagai guru honorer di SD dan SMP, bahkan juga menjadi asisten dosen. Setelah dijalani, ia mendapatkan dirinya tak puas dengan pekerjaan yang terlalu mengikat dan pendapatannya tidak memadai. Ia pun melepas karier mengajarnya dan mulai kembali ke akarnya sebagai pelaku seni. Meski diawali skala kecil, pekerjaan tersebut memberikannya kebebasan dan kesempatan untuk mengelola usahanya sendiri.
Sejak memutuskan untuk menikah, Wayan Juliana mengambil langkah besar dengan mendirikan usaha Juliana Art Patung Beton pada tahun 2018. Usahanya berlokasi di Jl. Pagutan Kelod, Gianyar, dan menjadi titik awal perjalanan kewirausahaannya. Meskipun menghadapi tantangan dalam hal fluktuasi usaha, Wayan Juliana terus mencari cara untuk memutar modal dan mempromosikan bisnisnya melalui media sosial. Setelah berjalan selama 2 tahun, usahanya terdampak pandemi Covid-19. Untuk menghadapi situasi sulit ini, Wayan Juliana berinovasi dengan membuat patung kecil berupa hewan anjing yang ia jual di marketplace seharga Rp500,- per dua patung. Inovasinya membuahkan hasil positif, dan Wayan Juliana berhasil merekrut para rekan-rekan di industri pariwisata. Dalam kondisi tersebut, Wayan Juliana tidak hanya fokus pada keuntungan semata, melainkan lebih memperhatikan kesejahteraan rekan-rekan kerjanya. Baginya, berbagi hasil dengan orang lain dan keluarganya adalah sumber kebahagiaan yang besar.
Dengan kondisi bisnis yang semakin stabil, Wayan Juliana mulai menerima proyek patung dari Pulau Jawa seperti, patung bidadari dan hanoman. Proses pembuatan patungpatung berukuran besar dimulai dengan pembuatan rangka di markas Juliana Art, kemudian dilanjutkan dengan proses pembentukan di lokasi proyek. Setelah proses pembentukan selesai, tahap berikutnya adalah pengiriman patung ke lokasi tujuan. Untuk pengiriman patung ke luar negeri seperti Thailand, Wayan Juliana menggunakan layanan kargo. Metode pengiriman ini juga fleksibel dan dapat disesuaikan dengan permintaan dan kebutuhan pembeli. Fleksibilitas ini memungkinkan Wayan Juliana untuk memenuhi permintaan pasar internasional dengan lebih baik.
Terdapat banyak pelaku seni patung dengan ciri khas dan selera pelanggan masing-masing. Setiap pelaku seni memiliki gaya unik yang membedakan karya mereka dari yang lain. Juliana Art juga menawarkan kualitas istimewa dengan menggunakan bahan-bahan tahan lama untuk patung-patung yang akan ditempatkan di luar ruangan, sehingga pembeli tidak kecewa dengan daya tahan patungnya. Dalam pembayaran, Juliana Art menerapkan sistem pembayaran yang fleksibel, yaitu dengan meminta pembayaran uang muka (DP) sebesar 30% hingga 50%, atau dengan sistem termin terutama untuk patungpatung dengan nilai yang tinggi. Metode ini memudahkan pelanggan dalam proses pembayaran dan meningkatkan aksesibilitas terhadap karya-karya seni berkualitas.
Kendati Klungkung yang mulai menunjukkan kemajuan dalam penataan struktur kotanya, tampaknya belum sejalan dengan dukungan dan apresiasi yang memadai dari pemimpin daerah kepada seniman muda lokal. Dukungan ini penting agar seniman lokal tidak perlu merantau ke daerah lain demi hasil karya mereka diakui, seperti yang dilakukan Wayan Juliana yang harus merantau ke Gianyar yang dikenal sebagai kota seni. Padahal Klungkung memiliki tradisi seni yang kuat, terutama dalam seni patung yang memiliki ciri khas tersendiri. Jadi diharapkan pemerintah memberikan kesempatan kepada seniman lokal untuk memajukan karya mereka di wilayah asal mereka sendiri, yang otomatis akan memperkuat identitas budaya dan warisan seni Klungkung.