Menaklukkan Ombak Bisnis, Setiap Gelombang adalah Peluang untuk Tumbuh dan Berkembang
Sejak masih di bangku sekolah, selancar menjadi bagian penting dalam hidup Erick. Kecintaannya pada olahraga tersebut berlaku sampai saat ini. Tidak hanya membuatnya akrab dengan pantai, tetapi juga membentuk karakter Erick yang tangguh dan pantang menyerah. Setiap ombak yang berhasil ia taklukan memberikan rasa percaya diri yang tumbuh seiring waktu. Lebih dari sekadar hobi, selancar bagi Erick adalah cara untuk memahami kehidupan, di mana setiap tantangan yang datang seperti ombak di laut, harus dihadapi dengan keberanian dan ketekunan. Hobi ini pun menjadi salah satu pilar penting dalam perjalanan hidupnya, membawa Erick meraih kesuksesan yang besar.
Sebelum sukses dengan bisnisnya, hari-hari Erick di masa kecilnya di kawasan Uluwatu, Desa Pecatu, menyaksikan orang tuanya yang meski hidup dengan sumber daya terbatas, namun memiliki semangat wirausaha yang tinggi. Ayah Erick ialah seorang fotografer yang tangannya tak pernah lepas dari kamera, menjadikan pantai sebagai studio alamnya. Ayah Erick memiliki keahlian khusus memotret para peselancar yang menaklukan ombak dengan gaya mereka yang mengagumkan. Keterampilan ini tidak hanya memberinya penghasilan, tetapi juga mendekatkannya pada komunitas selancar yang berkembang di sekitar pantai tersebut. Melihat peluang yang lebih besar, ayah Erick tidak berhenti hanya sebagai fotografer. Ia kemudian memperluas usahanya dengan menawarkan jasa perbaikan papan selancar, bagi yang membutuhkan perawatan dan perbaikan untuk papan mereka yang rusak akibat tantangan alam.
Di sisi lain, ibu Erick juga memainkan peran penting dalam menopang ekonomi keluarga. Ia memulai dengan menjadi pedagang acung, berkeliling pantai menjajakan makanan dan minuman ringan kepada para wisatawan dan peselancar yang menghabiskan waktu di bawah terik matahari. Usahanya yang gigih dan pantang menyerah akhirnya membuahkan hasil. Perlahan-lahan ia berhasil mengumpulkan cukup modal untuk membuka warung kecil di dekat pantai, tempat di mana para pengunjung bisa menikmati hidangan sederhana namun lezat setelah bermain di laut. Sebagai anak tunggal, Erick merasa sudah seharusnya memiliki tanggung jawab besar untuk membantu orang tuanya. Sejak kecil ia sudah terbiasa membantu ayahnya di bengkel papan selancar dan juga sering ikut ayahnya saat sesi pemotretan. Tak jarang, ia juga membantu ibunya di warung melayani palanggan dan memastikan bahwa semuanya berjalan lancar. Keterlibatan pria kelahiran tahun 1992 ini dalam usaha orang tuanya bukan hanya sekadar kewajiban, tetapi juga menjadi pengalaman yang membentuk pemahaman dan keterampilannya dalam dunia bisnis sejak usia dini. Ia belajar tentang pentingnya kerja keras, kejujuran dan pelayanan yang baik kepada pelanggan, nilainilai yang kelak menjadi dasar dalam membangun usahanya sendiri. Melihat bagaimana orang tuanya berjuang dari nol hingga meraih kesuksesan mereka, Erick termotivasi untuk mengukir jalannya sendiri, menggabungkan kecintaan pada laut dengan semangat kewirausahaan yang diwarisinya.
Setelah menyelesaikan pendidikan dasarnya, Erick merasa bahwa dunia di sekitarnya, terutama pantai dan industri pariwisata terlalu berharga untuk ditinggalkan. Oleh karena itu, ketika tiba saatnya untuk melanjutkan pendidikan, ia memilih jalur yang tak jauh dari lingkup pariwisata, yaitu sebuah industri yang sudah menjadi bagian hidupnya sejak kecil. Dengan dorongan dari teman-temannya yang juga memiliki minat serupa, Erick memutuskan untuk melanjutkan pendidikannya di SMK dengan menekuni jurusan Tata Boga. Jurusan ini meskipun tidak langsung berkaitan dengan laut, menawarkan peluang yang luas di industri pariwisata, terutama di bidang kuliner yang menjadi bagian tak terpisahkan dari pengalaman wisata. Setelah lulus dari SMK, ia memilih untuk bekerja dengan ayahnya selama dua tahun. Keputusan ini bukan hanya karena tanggung jawabnya sebagai anak, tetapi juga karena ia ingin mendalami lebih jauh keterampilan yang telah ia pelajari sejak kecil. Pengalaman ini semakin mengasah kemampuannya dalam memahami kebutuhan wisatawan, baik dari sisi layanan maupun produk. Namun, jiwa petualangan dan keinginan untuk belajar lebih banyak mendorong Erick untuk melangkah lebih jauh. Setelah dua tahun bekerja dengan ayahnya, ia merasa siap untuk mengeksplorasi lebih banyak peluang di luar sana. Kesempatan itu datang ketika ia ditawari pekerjaan sebagai pemandu wisata di sebuah perusahaan transportasi yang melayani wisatawan lokal dan mancanegara. Menjadi pemandu wisata memberinya kesempatan untuk berinteraksi langsung dengan para pengunjung dari berbagai latar belakang, memahami apa yang mereka cari dalam sebuah pengalaman wisata dan yang terpenting bagaimana membuat mereka merasa disambut dan nyaman selama berada di tempat yang asing bagi mereka.
Mengarungi Ombak Bisnis
Selama bekerja sebagai pemandu wisata, Erick menggabungkan semua pelajaran yang ia dapatkan sejak kecil. Dari selancar, bisnis keluarga hingga keterampilan kuliner dan pariwisata. Pengalaman ini membentuk pandangan Erick tentang masa depannya. Ia mulai merencanakan bagaimana ia bisa menggabungkan semua keahlian dan pengalamannya untuk membangun sesuatu yang lebih besar, sesuatu yang bisa memberinya kebanggaan seperti yang dirasakan orang tuanya, tetapi dengan caranya sendiri.
Perjalanan ini bukan hanya tentang mencari nafkah, tetapi juga tentang mewujudkan impian besar yang telah tumbuh bersama deburan ombak di sepanjang hidupnya. Erick memutuskan untuk mengambil langkah besar dalam hidupnya dengan memulai bisnis sendiri. Setelah bertahun-tahun mengumpulkan pengalaman dan pengetahuan di berbagai bidang, ia merasa siap untuk membawa mimpinya menjadi kenyataan. Dengan tekad yang kuat dan visi yang jelas, ia mendirikan sebuah bisnis kuliner yang diberi nama “Best 7 Warung”, didirikan di Jl. Labuansait, Pecatu, Badung. Terletak di jantung kawasan yang terkenal dengan pantai-pantainya yang indah dan suasana yang selalu hidup, warung ini dengan cepat menarik perhatian baik wisatawan lokal maupun mancanegara. Erick memilih lokasi ini bukan hanya karena keindahannya, tetapi juga karena ia memahami potensi besar yang ditawarkan oleh kawasan tersebut, tempat di mana para peselancar, wisatawan dan penduduk lokal sering berkumpul setelah seharian menikmati laut. Best 7 Warung pun menawarkan menu yang cocok untuk menemani pelanggan sepanjang hari, mulai dari sarapan hingga makan malam.
Baru setahun yang lalu, di tahun 2023, Erick mengambil langkah besar dalam dunia bisnis dengan melebarkan sayapnya ke bidang akomodasi penginapan. Setelah sukses dengan Best 7 Warung, ia memutuskan untuk memanfaatkan peluang di sektor properti yang sedang berkembang pesat di Bali. Pilihannya jatuh pada kawasan Pantai Nyang Nyang yang masih asri dan menjadi daya Tarik utama bagi wisatawan yang mencari ketenangan hiruk pikuk pariwisata Bali. Dengan visi kuat dan semangat untuk terus berkembang, Erick mendirikan sebuah vila mewah diberi nama “Villa Erita” merupakan simbol dari mimpi Erick yang semakin matang, menggabungkan keindahan alam dengan kenyamanan modern. Vila ini terdiri atas tiga kamar suite pribadi, masing-masing dilengkapi dengan kamar mandi terbuka yang luas, memberikan pengalaman mandi yang dekat dengan alam namun tetap nyaman dan privasi. Setiap suite dilengkapi dengan tempat tidur ukuran king yang mewah, dirancang untuk memberikan kenyamanan maksimal bagi para tamu. Fasilitas di Villa Erita tidak hanya terbatas pada kenyamanan kamar, vila ini juga menawarkan kolam renang outdoor yang indah, dikelilingi oleh taman yang rimbun, menciptakan oasis tersendiri di tengah keindahan alam Bali. Tamu dapat bersantai di tepi kolam, menikmati matahari Bali atau menghabiskan waktu di taman yang dirancang untuk relaksasi. Selain itu, vila ini juga menyediakan parkir pribadi gratis, memastikan para tamu mendapatkan kenyamanan dan keamanan selama menginap.
Erick memang tidak memiliki latar belakang di bidang properti, namun semangatnya untuk belajar dan keinginannya untuk terus maju membuatnya berhasil dalam menjalankan bisnis ini. Selain banyak belajar dari lingkungan sekitarnya, dari mereka yang telah lebih dulu membangun dan mengelola vila, kesuksesannya datang dari keberanian untuk mengambil langkah pertama, ketekunan untuk bertahan dalam setiap tantangan, dan kebijaksanaan untuk terus belajar sepanjang perjalanan. Seperti seorang peselancar yang selalu siap menghadapi ombak, baik besar maupun kecil adalah peluang untuk tumbuh dan berkembang. Dengan keseimbangan yang kuat dan pandangan yang terfokus, ia berhasil menaklukan setiap tantangan, menjadikan setiap pengalaman sebagai pelajaran berharga. Di akhir perjalanan, seperti peselancar yang akhirnya mencapai pantai dengan rasa puas, Erick telah menemukan keseimbangan antara impian dan kenyataan, mengarungi ombak kehidupan dengan keberanian dan tekad yang tak tergoyahkan.