Membangun Rezeki dengan Bersedekah

Ide untuk membangun usaha Seafood Supplier, berawal dari ayahnya yang bernama Jarwo, datang ke Bali pada tahun 1990. Namun saat itu, ayahnya masih ikut orang berjualan es degan di daerah Sanur. Di tahun 1991 ayahnya kemudian mencoba berjualan koran, berharap penghasilannya dapat digunakan untuk mencari kos sebagai tempat tinggal. Karena penghasilan yang masih pas-pasan, membuat ayahnya mengalami kesulitan untuk mendapatkan kepercayaan pemilik kos menyewakan kos-kosan mereka.

Kondisi perekonomian keluarga Agung mulai membaik saat ayahnya memutuskan untuk mengunjungi sanak saudara di Kalimantan. Di pulau tersebut, ayahnya mendapat kesempatan bekerja sama dengan petani udang asal Kalimantan untuk membuka usaha di Bali.

Pada tahun 2004, hasil laut dari Kalimantan belum menjangkau hingga pulau Bali. Saat itu pemilik usaha kuliner hanya menerima hasil laut sebatas daerah Banyuwangi dan Lombok. Hal ini tentu membuka pintu rezeki bagi ayahnya, hingga usaha tersebut berjalan selama delapan tahun.

Di tahun 2010 ayahnya yang sempat mengajak seseorang untuk bekerja sama dalam bisnis tersebut, akhirnya kewalahan, dikarenakan rekannya tersebut memutuskan untuk menyudahi kerja samanya dan memilih jalan usahanya sendiri. Ayahnya semakin lelah bekerja, dan akhirnya terpaksa menutup bisnis tersebut.

Tahun 2011, Agung memberanikan diri untuk mengambil alih tiga restoran yang dapat dikatakan statusnya masih menjadi pelanggan binis ayahnya. Ia menjalin komunikasi kembali restoran-restoran tersebut, seusai dirinya menyelesaikan pendidikan pesantren di Jawa.

Tahun 2011 hingga 2016 perkembangan usaha yang ia pegang mengalami kenaikan yang signifikan hingga memiliki 30-40 customer. Bahkan usahanya juga menjangkau Lombok Yogyakarta, Semarang dan Surabaya. Meski Sempat mengalami penipuan dengan nilai sekitar 90 juta rupiah, pada tahun 2019, ia kembali bangkit dan membangun usaha yang sama bernama “Agung Seafood”, yang beralamat di Jl. Lingga Bumi No.36, Dalung, Kuta Utara, Badung.

Di balik semangatnya dalam membangun bisnis, Agung tidak mau kehilangan kesempatan untuk berbagi rezeki. Dengan menyisihkan 50% penghasilan yang ia dapatkan, ia bagikan kepada keluarga, berharap dari rezeki tersebut, dapat juga membuka hati mereka untuk bersedekah kepada orang-orang sekitar. Ia berkeyakinan dengan berbagi, Tuhan akan mampu melipatgandakan kekayaan, bahkan memiliki keuntungan lebih dari sekadar materi.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

error: Content is protected !!