Hadirkan Produk Furnitur yang Fungsional sekaligus Bernilai Estetika
Sebagai salah satu elemen penting dalam penataan ruang interior, keberadaan furnitur tidak dapat dipandang sebelah mata. Di masa kini fungsi furnitur tidak hanya untuk mengisi rumah tinggal atau perkantoran saja, tapi juga dapat menambah nilai lebih dalam suatu interior, baik dari segi fungsi maupun seni. Peluang yang muncul dari kebutuhan terhadap furnitur berkualitas tersebut memotivasi pengusaha asal Solo bernama Trianto Widodo untuk mengembangkan usaha Cempaka Furniture. Ia selalu menghadirkan produk yang memiliki nilai estetika tanpa mengabaikan fungsi utama dari furnitur yang dibuat.
Trianto Widodo menangkap peluang menjanjikan dari bisnis furnitur di Bali yang menyasar target pasar kalangan pengusaha di industri pariwisata dengan bendera usaha Cempaka Furniture. Produk hasil karyanya banyak yang mengisi interior berbagai hotel, vila, bar maupun restoran yang ada di Pulau Dewata. Bahkan tak sedikit di antara klien usahanya datang dari pelaku usaha hotel berbintang dan ternama. Selain itu, karena mampu menghadirkan produk-produk dengan kualitas berstandar internasional, Cempaka Furniture pun sering mengekspor furnitur untuk para konsumen dari luar negeri.
Trianto mengatakan bahwa produk furnitur buatannya mengadopsi konsep desain kontemporer namun tetap menghormati budaya warisan seniman pengrajin di Indonesia. Banyak pengaruh budaya lokal yang digabungkan dengan estetika barat sehingga menghasilkan produk yang unik dan berkualitas. Sedangkan untuk material furnitur menggunakan bahan alami yang bersifat ramah lingkungan dan sustainable, seperti dari kayu jati daur ulang, mahogani, bambu, rotan dan eceng gondok.
Selain menghadirkan karya-karya hasil desain eksklusif milik sendiri, Trianto juga melayani klien yang memiliki referensi atau desain mereka masing-masing. Alur penciptaan karya furnitur dimulai dari diskusi mengenai gambaran desain yang diinginkan klien. Kemudian dilanjutkan ke proses pengembangan dan penyiapan gambar CAD serta spesifikasi teknis. Setelah itu, barulah Trianto dapat memberikan contoh finishing dan prototipe dalam bentuk mock-up. Apabila prototipe disetujui barulah dilanjutkan ke tahap produksi penuh.
Perjalanan usaha yang dilalui Trianto sebenarnya tidaklah mulus begitu saja. Ia mengakui banyak tantangan yang dihadapi sejak mengawali terjun ke dunia bisnis sejak tahun 2008 silam. Namun setiap rintangan tersebut dapat dilalui dan dirinya dapat mempertahankan eksistensi usahanya sampai saat ini. Ada kalanya dalam proses usaha dan kerja kerasnya, membuahkan hasil yang memuaskan. Seperti pada saat ia mampu menyerap ratusan SDM yang dipekerjakan di pabriknya untuk memenuhi pesanan dari para konsumen.
Sebagai pengusaha sukses di bidang pengadaan dan penjualan furnitur, Trianto mengaku dirinya justru bukanlah jebolan sekolah desain maupun arsitek. Dirinya merupakan seorang yang ahli di bidang sistem komputerisasi dan informatika setelah menamatkan pendidikan tinggi di Universitas Negeri Solo. Meskipun disiplin ilmu yang dimiliki tidak sejalan dengan bidang usaha saat ini, namun ia mengaku sudah nyaman berkecimpung di industri furnitur.
Sebelum menekuni dunia usaha, Trianto telah mengantongi banyak pengalaman bekerja sebagai karyawan di perusahaan milik orang lain. Bahkan ia sudah bekerja sejak masih kuliah di Solo. Trianto yang merupakan putra dari kalangan ekonomi rendah memiliki motivasi untuk belajar yang sangat tinggi. Peraih beasiswa di masa sekolahnya dulu ini pun mampu menyeimbangkan antara bidang akademik dan dunia kerja. Sehingga ia dapat menamatkan pendidikan S1 tepat waktu meskipun harus sambil bekerja.
Setelah lulus kuliah, ia bekerja sebagai pengajar beberapa di lembaga bimbingan belajar. Suatu ketika ia mendapat tawaran untuk membuat program yang dapat membantu operasional perusahaan furnitur. Setelah sukses mengerjakan proyek tersebut, Trianto mulai tertarik untuk menekuni usaha furnitur. Namun ia sadar belum memiliki pengalaman di bidang tersebut sehingga memutuskan memulai karier dari bawah di perusahaan yang telah menggunakan jasanya tersebut.
Kemudian Trianto juga sempat beberapa kali keluar masuk ke perusahaan lainnya, hingga pada 2008 ia bertemu dengan partner bisnis yang mengajaknya mendirikan usaha. Kesempatan itu pun tidak dilewatkan Trianto untuk memulai pengalaman baru. Terhitung hingga 2012, ia dan mitra bisnisnya berkerja sama dalam memproduksi dan menjual produk furnitur berstandar internasional.
Meskipun kompetitor usaha sejenis kian bermunculan, Trianto mengaku yakin dan percaya diri terhadap produk-produk Cempaka Furniture. Ia mengatakan dalam menjalankan usaha, dirinya memegang prinsip bernama 4K sebagai kunci dari keberhasilan bisnisnya tersebut. 4K tersebut antara lain : Kerapian, Kualitas, Ketepatan waktu dan Komunikasi. Menurutnya dengan menerpkan 4K tersebut, rasa kepercayaan mudah didapatkan sehingga berapa pun nilai produk yang ia tawarkan akan disanggupi oleh konsumennya. Ia pun tidak perlu larut dalam kompetisi harga untuk menggaet konsumen lantaran s udah memiliki pangsa pasar tersendiri.