Membangun Bisnis dengan Kembangkan Skill dan Self Development Para Karyawannya
Siapa yang menyangka, dibalik wajah manis pemilik dari bisnis kecantikan “Kana Salon Bali”, justru sebelumnya menggeluti olahraga cukup ekstrem yaitu surfing, pemanah dan bahkan merupakan mantan atlet panjat tebing. Karena didikan dari orang tua yang suportif dalam menyerahkan segala pilihan hidupnya khususnya berkarier, Karina Zainal Tayeb memiliki kebebasan mencoba hal-hal yang ia suka dan yang perlu digaris bawahi adalah tetap berada di jalur yang positif.
Perempuan kelahiran Denpasar, 13 Juli 1997 ini, lahir di tengah keluarga pengusaha, terutama ayah yang merupakan pemilik dua hotel di Gili Trawangan dan Gili Air. Tentu saja, dalam pencapaian tersebut membutuhkan proses yang panjang dan tidak mudah. Secara singkatnya Karina menceritakan, ayahnya sejak usia 14 tahun sudah merantau dari Makassar ke Kalimantan. Tak menemukan peruntungan di pulau dengan sebutan “Borneo” tersebut, ayahnya memutuskan melanjutkan perjalanannya ke Bali, karena dalam keluarga besar ayahnya menerapkan konsep, bila sudah pergi merantau, pantang untuk pulang bila belum membawa pulang kesuksesan. Akhirnya di Pulau Dewata, ayahnya menemukan kesuksesan sebagai pengusaha, sekaligus memilih Bali sebagai rumah paling nyaman untuk ditinggali bersama keluarga.
Karina merupakan anak keempat dari lima bersaudara, ia menempuh pendidikan sembari aktif sebagai atlet panjat tebing dan menyukai aktivitas olahraga lainnya. Setelah tamat SMA, ia kemudian berkesempatan menempuh jenjang pendidikan selanjutnya di bidang perhotelan di Australia. Bidang tersebut dipilih, tidak lain kalau bukan karena terinspirasi dari kesuksesan sang ayah. Meski tak ada pengarahan khusus dari orang tua kepadanya untuk memilih jalur tersebut, semuanya murni atas keinginannya sendiri.
Setelah meluluskan kuliahnya, Karina kemudian bekerja di Hotel Grand Hyatt dan sukses menaikan jenjang kariernya setahap demi setahap dengan tetap melalui proses seleksi karyawan. Dari memegang posisi perdananya sebagai Banquet Event Order, kemudian Communication Center, setelah selama dua tahun di posisi tersebut, pindah ke Front Office dan terakhir menempati posisi Koordinator. Memasuki masa pandemi global, ia pun mendapatkan dampak pada pekerjaannya di dunia pariwisata dan memaksanya untuk memikirkan langkah apa yang akan ia ambil selanjutnya untuk menyongsong masa depan.
Meningkatkan Skill ‘Terpendam’ Karyawan
Keberanian membuka usaha di tengah pandemi, apalagi bisnis kecantikan, bisa dikatakan bukan sebuah kebutuhan masyarakat yang didahulukan dalam krisis ekonomi. Karina pun paham akan hal tersebut, namun bentuk dukungan dari orang tua yang luar biasa diberikan kepadanya, menumbuhkan rasa kepercayaan diri untuk mulai bergerak maju. Apalagi diakui olehnya, ia diberi kemudahan dari segi modal untuk membangun usaha salon yang ia beri nama “Kana Salon Bali” tersebut. Ditambah lokasi pun sudah tersedia, yakni di atas tanah usaha “Salon Farida” milik orang tuanya yang sudah bangkrut, karena tak mampu dipertahankan di tengah pandemi dan sudah tidak ada sentuhan modern sama sekali, baik dari pelayanan dan model bangunan. Namun dibalik zona nyaman dalam hal materi, antara ia dan orang tuanya telah membuat sebuah perjanjian kontrak dalam hal pengembalian modal yang wajib dibayarkan dan laporan keuangan usaha, jadi bisa disaksikan sejauh apa progres Kana Salon mampu ia jalankan.
Tantangan setelah lima tahun di Australia, kemudian membangun bisnis di Bali adalah mengenal market yang tengah berkembang saat itu di Bali, ucap Karina. Disisi lain, ia senang bisa menyambung asa para pekerja yang sebelumnya telah diputus hak kerja mereka untuk bekerja di Kana Salon. Perempuan yang memiliki passion dalam memberikan servis atau pelayanan ini pun tak tanggung-tanggung dalam mempekerjakan para karyawannya. Siapa saja yang sudah bergabung ke Kana Salon, wajib meningkatkan skill sesuai dengan keahlian mereka masing-masing, tak hanya demi peningkatan kualitas usaha, yang tak kalah penting adalah self development untuk para karyawan itu sendiri.
Di salon yang beralamat di Jl. Patih Jelantik No. 81 Kuta ini pun memanfaatkan waktu senggang sebaik mungkin, dengan mengundang ahli terapis spa misalnya, untuk memberikan pelatihan dan kehadiran dari partnership produk, dalam memberikan informasi terkait tren yang tengah banyak digandrungi saat itu. Seiring pelatihan demi pelatihan yang diberikan, tak sedikit para karyawan mulai mendapatkan kesempatan untuk bekerja di luar negeri, seperti Dubai hanya dalam hitungan beberapa bulan. Karina sebagai pimpinan, tentu bangga dan tidak keberatan sama sekali bila mereka memilih untuk berhenti bekerja, selama dengan jalan positif dan memberikan pengalaman berharga dalam mengembangkan karier.
Dalam melakukan promosi usahanya, bagi Karina tak perlu mengeluarkan budget khusus, ia bisa memulainya dengan mengundang dari keluarga besarnya, circle pertemanan dan media sosial. Jadi tak ada pembentukan tim marketing khusus dalam memasarkan usaha. Selanjutnya, sebagai yang bergerak dalam jasa pelayanan, tentu tak lepas dari komplain pelanggan, ia sudah paham betul dalam menangani berbagai macam customer dari ilmu yang ia dapatkan saat kuliah dan pengalaman di hotel sebelumnya, secara pribadi sangat menghargai atas komplain yang didapati Kana Salon. Karena dengan demikian dapat mengetahui apa saja yang harus diperbaiki yang membantu usaha menjadi lebih berkembang lagi. Selebihnya Kana Salon sebagai penerima tamu, berkomitmen akan terus mempertahankan pelayanan yang optimal dan ramah yang dimiliki saat ini, demi kenyamanan dan kepuasaan pelanggan.