Mantap Berdiri Sendiri setelah Vakum Dua Tahun dari Arsitektur
Winta Agensia dan Putra memiliki latar belakang keahlian yang berbeda. Winta merupakan lulusan Teknik Arsitektur, Universitas Udayana dan Putra memiliki fokus dalam pendidikan dan pengalaman di Sistem Komputer, Institut Teknologi & Bisnis Stikom Bali. Meski berbeda. keduanya memiliki visi yang sama dalam membangun bisnis di bidang arsitektur. Keputusan untuk bekerja sama dan memulai bisnis di bidang arsitektur didorong mereka memiliki pandangan yang serupa tentang pentingnya desain arsitektur yang inovatif dan fungsional, dan mereka melihat peluang di pasar lokal atau global yang membutuhkan keahlian mereka yang berbeda.
Setelah menikah, Winta dan Putra memutuskan untuk merintis bisnis di bidang arsitektur. Meskipun Putra tidak memiliki latar belakang dalam arsitektur, ia menjadi motivator utama bagi Winta untuk memulai bisnis ini, karena ia melihat potensi besar yang dimiliki oleh istrinya di bidang tersebut. Selain itu, lulusan Program Studi Sistem Komputer, ITB Stikom ini sendiri telah mewarisi semangat wirausaha dari ibunya yang memiliki usaha supplier daging ayam. Ia pun telah mencapai kesuksesan terlebih dahulu dengan bisnisnya, termasuk studio musik, rekaman dan rental sound yang masih berjalan hingga saat ini.
Lulus dengan bergelar sarjana teknik, Winta kemudian bekerja di Made Dharmendra Architect (MDA) selama enam bulan. Setelah itu, ia sempat fokus pada proyek lukisan karena mendapat banyak pesanan, padahal sebelumnya melukis hanyalah pekerjaan sampingan. Setelah selama dua tahun ia mengambil jeda dari dunia arsitektur, dan selama periode ini, ia juga mengalami kendala pada komputernya. Pada tahun 2017, atas saran dari Putra, Winta akhirnya setuju untuk membuka kantor kecil untuk memulai kreativitasnya sendiri.
Dalam mengembangkan Zimmer Architect, Winta awalnya hanya menawarkan layanan perancangan desain bangunan. Proyek pertamanya adalah merancang sebuah rumah tinggal dan kos-kosan. Namun seiring berjalannya waktu, bisnis ini berkembang ketika ia bermitra dengan seorang rekan di bidang konstruksi dan mulai bekerja sama dengan perusahaan kontraktor. Hal ini membuka peluang untuk mengambil proyek yang lebih besar dan kompleks. Namun, seperti dalam banyak bisnis arsitektur lainnya, Zimmer Architect juga mengalami sejumlah tantangan. Salah satunya adalah pengalaman tidak dibayar atas pekerjaan yang sudah susah payah, yang merupakan bagian dari perjalanan bisnis ini untuk menciptakan desain bangunan yang efisien dan berkelanjutan.
Zimmer Architect telah membangun portofolio bisnis yang mengesankan, termasuk proyek-proyek seperti rumah tinggal, rumah kos, vila, interior, kantor BPR Nusamba dan banyak lainnya. Bahkan di tengah pandemi Covid-19, Winta dan timnya bersyukur karena dapat terus mengerjakan proyek seperti rumah tinggal dan toko pakaian yang dipercayakan kepada mereka. Saat ini, Zimmer Architect terus membuktikan keberhasilannya dengan proyek-proyek vila yang sedang berjalan di daerah Bedulu, Gianyar dan Ubud. Harapan ke depannya adalah agar proyek-proyek yang dikerjakan Zimmer Architect dapat memuaskan klien dan terkait dengan pergeseran dalam arsitektur Bali. Winta berharap bahwa bisnisnya juga bisa berperan dalam mengedukasi dan membawa dampak positif dalam perkembangan arsitektur di daerah tersebut. Selain itu, seiring kesuksesan bisnis ini, Putra dan Winta bermimpi untuk memiliki vila mereka sendiri, menunjukkan bahwa impian dan kerja keras dapat menghasilkan hasil yang memuaskan, dan mereka tidak hanya menggarap milik orang lain.