Koperasi Lumbung Sari Sedana Jejak Sukses di Desa Buduk
Ketika Koperasi Lumbung Sari Sedana berdiri kokoh dengan aset miliaran rupiah dan siap memperluas sayapnya ke desa lain, itu bukan sekadar hasil dari perhitungan bisnis yang cermat, tetapi juga manifestasi dari kepemimpinannya yang tumbuh dari akar tradisi, dedikasi dan kecintaan pada tanah kelahirannya. Koperasi ini yang dulunya hanyalah gagasan kecil di benak Made Suarta, kini menjadi cahaya yang memandu banyak untuk kesejahteraan. Dengan setiap langkah baru yang diambil, Made Suarta tak hanya membangun masa depan koperasi, tetapi juga mengukir warisan yang akan dikenang oleh generasi yang akan datang.
Made Suarta membuka gerbang kariernya dengan bekerja di salah satu Bank Perkreditan Rakyat. Selama dua tahun bekerja di sana, ia mendapatkan banyak pengalaman berharga di dunia perbankan. Namun, perjalanan kariernya mengambil arah baru ketika seorang teman mengajaknya untuk bergabung dalam perintisan sebuah BPR baru. Tanpa ragu, Made Suarta setuju dan terlibat dalam pendirian BPR Artha Adyamurthi. Selama setahun, Made Suarta berperan aktif sebagai akunting dalam pengembangan BPR Artha Adyamurthi, membantu meletakkan pondasi yang kuat untuk bisnis baru tersebut. Meskipun ia akhirnya memutuskan untuk berpisah, hubungan baik dengan pemilik dan rekan-rekannya di BPR itu tetap terjaga. BPR Artha Adyamurthi terus eksis hingga kini dan Made Suarta masih mempertahankan hubungan yang erat dengan mereka, menunjukkan betapa pentingnya jaringan dan kerja sama dalam kariernya. Dan dari sekian pekerjaan, yang mencetak rekor paling lama dan berkesan justru di sebuah hotel di kawasan Poppies Lane I. Selama 11 tahun, ia mengabdikan dirinya di sana, membangun reputasi sebagai pekerja yang berdedikasi dan dapat diandalkan.
Pengalaman panjang Made Suarta di industri perhotelan tidak hanya memperkuat keterampilannya, tetapi juga membentuk karakter yang konsisten dan tekun, bahkan ketika harus terjun ke bidang yang sebelumnya belum pernah ia jamah. Atas dukungan dari atasannya, Made Suarta memulai langkah baru dengan mengembangkan usaha beternak ayam memberdayakan warga sekitar tempat tinggalnya di Budul. Telur dan daging ayam hasil ternak tersebut didistribusikan ke hotel tempatnya bekerja, membuka pintu bagi peningkatan ekonomi keluarga. Keberhasilan dari usaha ternak ini memotivasi Made Suarta untuk merambah bidang usaha lain. Bersama dengan adiknya, ia memulai bisnis sewa mobil. Sembari mencicil mobil, mobil tersebut mulai disewakan dengan bergabung pada usaha rent car lain. Dan tak ketinggalan mulai mempelajari pengelolaan bisnis tersebut. Seiring berjalannya waktu, usaha sewa mobilnya semakin berkembang. Setelah memiliki lima unit mobil dan melihat penyewaan berjalan stabil, Made Suarta merasa cukup percaya diri untuk berdiri sendiri. Ia pun memutuskan untuk fokus penuh pada usahanya, meninggalkan pekerjaannya sebagai karyawan hotel.
Dengan memutuskan menjadi seorang wirausaha, Made Siarta mendapatkan fleksibilitas waktu yang lebih besar, yang memungkinkannya untuk lebih memperhatikan lingkungan sekitar, khususnya Desa Buduk tempat ia tinggal. Ia melihat bahwa desa tersebut membutuhkan sebuah wadah yang mampu mendukung dan mendanai berbagai kebutuhan upacara agama di pura setempat untuk jangka panjang. Dari pengamatan ini, lahirlah ide untuk mendirikan sebuah koperasi. Setelah melalui berbagai diskusi dengan pemimpin upacara atau pemangku dan penglingsir pura, ide Made Suarta mendapat persetujuan. Made Suarta pun berhasil mengumpulkan 27 orang anggota untuk membentuk Koperasi Lumbung Sari Sedana. Dengan semangat kebersamaan dan tujuan yang jelas, koperasi ini didirikan untuk memastikan bahwa tradisi dan kegiatan keagamaan di Desa Buduk dapat terjaga dengan baik.
Mendirikan koperasi membawa tantangan baru bagi Made Suarta, yang berbeda dari usaha-usaha sebelumnya. Salah satu tantangan terbesar adalah menjaga kepercayaan masyarakat terhadap koperasi. Untuk memperkuat komitmen koperasi terhadap anggotanya, Made Suarta memperkenalkan program tirta yatra yaitu sebagai langkah intervensi. Program ini terbukti sukses, dimulai dengan dua bus pada pelaksanaan pertama, kemudian meningkat menjadi empat, dan akhirnya mencapai hingga 25 bus pada puncaknya. Ini menunjukkan bahwa program tersebut tidak hanya diterima dengan baik oleh anggota koperasi tetapi juga berhasil meningkatkan partisipasi dan kepuasan mereka. Namun, di masa pandemi, ada usulan dari untuk mengganti program tirta yatra dengan pembagian sembako atau mengombinasikannya dengan program yang sudah ada. Made Suarta dengan kepiawaiannya dalam menyerap aspirasi anggota, mengakomodasi saran ini. Ia memastikan bahwa koperasi tetap relevan dan terus berkontribusi positif bagi anggotanya, sekaligus mempertahankan dan bahkan meningkatkan kepercayaan yang telah dibangun.
Berkat gaya kepemimpinannya yang selalu mendengarkan aspirasi anggota dan menjaga kepercayan mereka, Koperasi Lumbung Sari Sedana mencapai kesuksesan besar dengan memiliki gedung baru pada tahun 2019. Pembangunan gedung ini benar-benar berkontribusi positif bagi mereka. Sebagai wujud syukur, Made Suarta selalu berbagi kebahagiaan dalam setiap Rapat Anggota Tahunan (RAT) yang diadakan. Pada Februari 2024, Koperasi Lumbung Sari Sedana memberikan door prize berupa sepeda motor listrik dan sepeda listrik kepada anggota yang telah menunjukkan loyalitas tinggi terhadap koperasi dan membagikan Sisa Hasil Usaha (SHU) kepada setiap anggota. Selain itu, dalam menyambut Hari Raya Galungan dan Kuningan, Koperasi Lumbung Sari Sedana yang kini telah beranggotakan 3.600 anggota, memberikan parsel kepada nasabah yang memiliki deposito di atas Rp100 juta.
Kabar terbaru dari Koperasi Lumbung Sari Sedana yang kini telah beraset Rp80 miliar, tengah mempersiapkan diri untuk membuka cabang kedua. Lokasi yang dipilih adalah di Desa Cengkok, Mengwi, tepatnya di bekas bangunan koperasi alumni SMA yang telah tutup. Keputusan untuk membuka cabang baru ini mencerminkan visi dan strategi jangka panjang Made Suarta dalam memperluas cakupan layanan koperasi. Dengan pembukaan cabang kedua ini, diharapkan Koperasi Lumbung Sari Sedana dapat lebih menjangkau masyarakat di wilayah yang lebih luas, sekaligus memperkuat pondasi ekonomi komunitas setempat. Langkah ini juga menandakan keberhasilan strategi pengembangan koperasi di bawah kepemimpinan Made Suarta. Dengan pengalaman yang matang dan visi yang jelas, Made Suarta tidak hanya memperkuat posisi koperasi di tengah masyarakat tetapi juga membuka peluang baru bagi pertumbuhan ekonomi di Desa Cengkok. Melalui ekspansi ini, Koperasi Lumbung Sari Sedana diharapkan dapat memberikan dampak positif yang lebih luas maupun masyarakat sekitar.