Kini, Darah Murni Bakat itu Dilanjutkan oleh Pande Kadek Anggara
Keluarga Pande Kadek Anggara memiliki garis tangan berbakat dalam bisnis tekstil. Atas sepengetahuannya, bakat tersebut diturunkan dari kakeknya yang merupakan lulusan Teknik Tekstil dari Jepang dan menjadi tokoh terkemuka dalam bidang tekstil di Malang. Kemudian, bakat tersebut diteruskan kepada ibu Pande Anggara, bersama suami sukses membuka dua usaha, Bintang Mira dan Balibatikku. Kini giliran Pande Anggara menunjukkan aksi panggungnya dalam bisnis tekstil. Ia bertekad meneruskan nama harum warisan keluarga ke masa depan yang lebih cerah dan penuh inovasi.
Setelah kakek, bidang tekstil kemudian dilanjutkan oleh ibu. Ibu yang sebelumnya bekerja di hotel, melihat ada kesempatan sebagai pemasok sarung pantai. Pekerjaan tersebut kemudian diteruskan oleh kakek dan yang mendapat tugas membawa ke hotel adalah ayahnya. Setelah melihat peluang tersebut, ibunya mengikuti kursus pola di Bali sekitar 1.5 tahun & saat lulus mencoba pengalaman baru dengan menjadi Fashion Designer. Lambat laun, orang tuanya semakin giat dalam bisnis tekstil, hingga mendirikan Bintang Mira yang bergerak dalam produksi kain untuk kamben dengan motif ciptaan sendiri yang eksklusif dan tidak ada di tempat lain. Pesona mereka dalam bisnis tekstil semakin bersinar dengan mendirikan Balibatikku, yang mengkhusus pada produksi kain batik.
Sementara orang tuanya tekun mengembangkan bisnis mereka, Pande ternyata sempat tidak mengetahui bahwa orang tuanya memiliki garmen. Ketertarikannya pada fashion muncul dengan sendirinya saat ia melanjutkan kuliah di Universitas Telkom di Bandung. Kota Bandung yang dikenal sebagai pusat fashion berkualitas dengan harga terjangkau pun sukses memukau hatinya. Ia mulai menyisihkan uang untuk berbelanja fashion dan mulai mengarah langkah berbisnis dengan mengambil proyek-proyek kecil. Proyek-proyek tersebut kemudian dibantu pengerjaannya oleh orang tua. Semenjak itulah, Pande mulai memahami proses produksi dalam bisnis garmen dan ia semakin memperluas relasinya dengan para penyuplai di Bandung, yang direncanakan menjadi salah satu penunjang bisnisnya di masa depan.
Lulus tahun 2015, Pande sempat mencoba bekerja sesuai jurusannya, namun dalam waktu singkat ia sudah merasa jenuh, salah satu faktornya karena bekerja dibawah naungan perusahaan. Ia kemudian mencoba membuka usaha sendiri agar lebih leluasa berkreasi, tetapi event organizer yang didirikan juga tidak mampu bertahan. Pande kemudian memberi kesempatan hatinya untuk mulai masuk bisnis orang tua secara profesional. Ia ditempatkan pada kursi asisten produksi manajer. Setelah yang menjabat sebelumnya memutuskan mundur, kemudian diambil alih olehnya sejak tahun 2016 hingga 2020.
Saat masih bekerja di bisnis orang tua, Balibatikku, tersulut keinginan Pande dari bisnis yang hanya fokus pada produksi batik tersebut, untuk membangun bisnis yang berbeda dan lebih inovatif. Pande memulai langkah kecilnya dengan bekerja sama dengan satu pengrajin dalam fokus produk tie dye. Ia memilih masih memproduksi dalam pola-pola kecil seperti napkin, pouch, scarf dan sebagainya. Tidak disangka saat pandemic Covid-19, tren produk tie dye mulai populer. Tren ini menjadi pendorong bagi bisnis Amod Bali untuk kemudian diresmikan di tahun 2020 dan menjadi bukti nyata bahwa Pande telah mewarisi darah murni orang tuanya dalam bakat bidang tekstil. Seiring stabilnya pemesanan, Pande beranikan diri untuk merekrut karyawan hingga Amod Bali mempekerjakan 10 penjahit, serta staf untuk memotong dan membuat pola.
Entah berapa banyak bisnis garmen yang ada di Bali, namun salah satu yang mampu bertahan di tengah guncangan ekonomi pandemi adalah Amod Bali. Pria berzodiak Sagitarius ini ungkapkan sempat ada perasaan khawatir sekaligus bangga, karena ‘kegilaannya’ mendirikan garmen yang bukan menjadi pilihan alternatif masyarakat dalam menstimulan ekonomi mereka. Dengan tampil lebih berbeda, kekhawatirannya pun tidak beralasan, Pande sukses mengangkat derajat Amod Bali dengan konsep perdana, motif tie dye. Ia mengalihdayakan produk tie dye-nya ke toko oleh-oleh dan menyuplai ke brandbrand lokal. Selain itu, Amod Bali juga siap melayani suplai kain, tawaran yang belum banyak dijamah oleh pemilik bisnis garmen lainnya.
Keramahan Amod Bali dalam melakukan servis baik lokal maupun ekspor, berlanjut dalam menerima servis custom secara penuh, mulai dari model, motif hingga ukuran. Sejalan dengan layanan tersebut, Pande sadar akan harus senantiasa jeli melihat tren yang tengah menggaungi fashion lokal maupun mancanegara. “Tren fashion cepat sekali berganti, kita sebagai produsen harus sigap, agar tidak ketinggalan”. Demi mengejar tren, Pande ungkapkan sampai harus mencari penjahit tambahan dari luar bisnisnya. “Sambil melihat tren, juga jangan sampai kecolongan produksi yang tengah berjalan, kadang stresnya di sana,” ucap pria kelahiran 32 tahun silam tersebut.
Lulus ujian pandemi, target-target ambisius kini telah menanti Amod Bali. Pande berharap dengan segala pelayanan yang unggul dan komprehensif, Amod Bali bisa terus menambah pelanggan dari berbagai sektor, termasuk hospitality, rumah sakit dan corporate. Ia juga berkomitmen untuk tetap rendah hati, tidak pernah berhenti belajar dan selalu melakukan evaluasi rutin. Pande yakin bahwa ini adalah kunci untuk menjaga kualitas dan relevansi bisnis dalam industri yang dinamis ini. Ke depannya, Amod Bali bertekad untuk semakin melebarkan sayap dengan menjangkau segala segmen produksi. Pande memiliki visi untuk menjadikan manajemen Amod Bali lebih terstruktur dan efisien, di mana setiap divisi akan memiliki kepala yang bertanggung jawab. Misalnya, akan ada divisi khusus untuk produksi bagi pemerintah, divisi ekspor untuk menangani pasar internasional, serta divisi untuk merek lokal yang fokus pada kebutuhan domestik.
Dengan penataan manajemen yang lebih terorganisir dan fokus pada peningkatan kualitas layanan, Amod Bali tidak hanya akan tumbuh lebih besar, tetapi juga lebih solid dan inovatif. Dengan semangat dan visi yang jelas, Pande meyakini Amod Bali dapat menjadi bisnis yang sukses dan menginspirasi banyak pengusaha muda lainnya dan meneruskan warisan keluarga dengan penuh kebanggaan.