Kiprah Dokter di Klungkung Merawat Kesehatan Masyarakat : “Senyum Sehat Pasien Adalah Sumber Kebahagiaan Saya”

Kesuksesan menjadi sebuah etape dalam kehidupan yang didambakan setiap insan dan banyak yang mengaitkannya dengan kebahagiaan materi dan kekuasaan. Namun di antara individu-individu yang diciptakan Sang Empunya kehidupan, selalu ada tokoh yang muncul dengan arus pemikiran yang berlawanan, yaitu mereka yang memaknai kata ‘sukses’ dengan barometer sederhana; “Kesuksesan adalah titik di mana kita mampu menjadikan diri sebagai pribadi yang bermanfaat bagi orang lain”.

Sosok kali ini juga merupakan pribadi yang mengejawantahkan makna kesuksesan berlawanan dengan paradigma dalam masyarakat. Segala sepak terjangnya di bidang yang telah digeluti selama beberapa tahun belakangan hanya bermuara pada satu tujuan yakni mewujudkan kesehatan yang prima pada setiap pasien yang ditangani. Ya, sosok bernama lengkap dr. I Gede Krisna Yoga Pratama, S.Ked ini merupakan seorang dokter asal Manggis, Karangasem, yang mengabdi di daerah timur Bali dan tak kenal letih karena ingin melihat senyum sehat di antara pasien-pasiennya.

Cita-cita sebagai seorang dokter sebenarnya tak pernah mencuat dari bibir Dokter Krisna saat masih kanak-kanak. Masa kecilnya tak berbeda dengan anak lelaki pada umumnya. Rutinitasnya banyak diisi dengan kegiatan belajar, bermain, atau sesekali membantu pekerjaan orangtua yang merupakan pengusaha di bidang kuliner. Sulung dari empat bersaudara ini menuturkan bahwa ayahnya dahulu seorang pekerja di industri pariwisata namun di tengah perjalanan karier yang sudah mapan justru memutuskan banting stir menjadi pengusaha. Di Jl. Gatot Subroto Timur Denpasar merupakan lokasi usaha tempat makan milik sang ayah dan ibu sekaligus tempat penuh kenangan masa kecil dokter Krisna.

Sebagai alumni di SD 5 Saraswati Denpasar, dokter Krisna kerap mendulang prestasi, terutama di bidang akademis. Matematika menjadi salah satu keahliannya dan sering memboyong penghargaan dari kompetisi di bidang tersebut semasa SD. Prestasi-prestasi inilah yang menjadi pemulus langkahnya untuk masuk ke sekolah-sekolah negeri favorit di Kota Denpasar, sebut saja SMPN 1 Denpasar dan SMAN 3 Denpasar. Semasa SMP, dokter Krisna berkesempatan mengikuti Olimpiade Matematika mewakili SMPN 1 di tingkat Provinsi Bali, dan ketika SMA sempat dipercaya mewakili sekolah untuk mengikuti Olimpiade Geografi. Menggambar merupakan kegiatan favorit dari dokter Krisna sedari kecil dan di masa SMA, pria kelahiran 25 Juni 1991 ini mulai menemukan ketertarikan pada sains fisika dan kimia. Berbekal dari hobi dan ketertarikan ini, sempat pula muncul keinginan untuk melanjutkan kuliah di jurusan arsitektur.

Di tahun 2009, ada sebuah kejadian yang mengubah kehidupannya 180 derajat. Sang ayah yang mengalami insiden dan pada akhirnya tutup usia di saat ia masih di bangku sekolah dan adik-adik yang masih kecil. Kesadaran bahwa tanggung jawab menjadi sosok pria tertua di keluarga kini bertaut di pundaknya, membuat dokter Krisna tak memiliki kesempatan berlarut dalam kesedihan.

Meski tak begitu dekat dalam pergaulan sehari-hari bersama mendiang ayah, namun dokter Krisna menganggap sosok ayah merupakan teladan dalam masa-masa bertumbuh dewasa. Ayahnya selalu memberi contoh tindakan sarat akan nilai-nilai budi pekerti melalui perbuatan, serta kerja keras gigih, bukan hanya dari perkataan. Salah satu kiprah sang ayah yang tak terlupakan baginya adalah ketika sang ayah dengan berani keluar dari zona nyaman sebagai pekerja pariwisata dan memilih mandiri secara finansial lewat wirausaha. Tak bermaksud mengikuti jejak ayahnya menjadi pengusaha kuliner, namun ada sedikit dorongan suatu saat ingin bisa mandiri dan membuka lapangan kerja. Namun pemikiran itu sempat terpendam manakala ia sudah mulai fokus melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi, di mana ia memilih menekuni jurusan Kedokteran Umum di Universitas Udayana.

Memang tak sejalan dengan gambaran cita-cita sebelumnya yaitu menjadi seorang arsitek. Namun ia mencoba mengikuti nuraninya yang mengisyaratkan agar ia terjun ke bidang yang dapat bermanfaaat dan menyelamatkan nyawa banyak orang. Terlebih memiliki pengalaman tak terlupakan saat sang ayah terbaring sakit di ruang ICU, membulatkan tekadnya untuk menjadi seorang dokter. Banyak tantangan yang harus dilewati untuk bisa merampungkan pendidikan di kedokteran, khususnya dalam hal pembiayaan. Bersyukur ia memiliki ibu, adik adik, keluarga besar serta teman yang bersedia mendukung pendidikan baik secara materi dan moril. Teringat akan jasa besar mendiang sang ayah, ibunda serta keluarga yang masih terus berjuang, dokter Krisna pun berusaha menempuh pendidikan sebaik-baiknya. Hingga pada tahun 2013 resmi menyandang gelar sarjana dan langsung melanjutkan program koas di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah. Setelah menyelesaikan program pengaplikasian ilmu kedokteran kepada pasien yang sebenarnya tersebut, dokter Krisna mengabdikan diri secara profesional di Rumah Sakit Umum Bintang di Klungkung.

Pada tahun 2016 ia menggandeng beberapa rekan dokter untuk mendirikan fasilitas kesehatan di daerah Gianyar. Diharapkan melalui adanya faskes berbentuk klinik ini dapat membantu masyarakat setempat untuk lebih mudah mengakses layanan kesehatan. Kemudian di tahun 2018, ia bersama rekan melakukan hal yang sama namun kali ini memilih lokasi di Klungkung agar lebih dekat dengan tempat bekerja saat ini. Faskes tersebut kemudian dinamakan Klinik Ratnadhi. Berlokasi di Jl. Flamboyan No.48X, Semarapura Kauh, Klungkung, Klinik Ratnadhi menyediakan berbagai macam layanan kesehatan bagi masyarakat. Mulai dari layanan dokter umum, dokter gigi, pemeriksaan laboratorium, hingga layanan yang tengah pandemi saat ini yaitu rapid antigen serta swab PCR test.

Lokasinya yang strategis dan dekat dengan berbagai fasilitas umum membuat klinik ini mudah dijangkau oleh masyarakat seputaran Klungkung. Walaupun tantangan melakoni dunia profesi kedokteran di masa pandemi ini semakin berat, dokter Krisna terus optimis untuk mendedikasikan diri di bidang kesehatan. Di tengah letih perjuangannya, ia selalu menemukan kebahagiaan di kala melihat senyum tersungging pada pasien-pasiennya yang telah sembuh. Pernah juga ada satu momen saat salah satu pasien mengutarakan rasa terima kasih atas jasa yang telah ia berikan selama ini. Semenjak itu pula ia semakin yakin berkomitmen menggunakan kemampuan dan bekal ilmu yang dimiliki untuk menebar manfaat bagi masyarakat luas.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

error: Content is protected !!