Kerja Keras Membuahkan Hasil, Kini menjadi Inspirasi dalam Bisnis Kuliner
Keinginan untuk memperkenalkan dan mempromosikan kuliner Karangasem adalah salah satu tujuan Mariono membangun Petani’s Warung & Catering. Berpengalaman selama bertahun-tahun di dunia pariwisata, semua bermula dari pertemuannya dengan warga negara Belanda yang melihat potensi dalam diri Mariono dan mengajaknya ikut mengelola bisnis di Candidasa, Karangasem, beberapa tahun silam. Kerja keras serta dedikasinya kini membuahkan hasil sehingga membawanya pada titik kesuksesan melalui sikap pantang menyerah dan bersahaja.
Pria kelahiran Jembrana tahun 1984 ini, sepeninggal ayahnya tinggal di Panti Asuhan Giri Asih Melaya bersama ibu dan adik-adiknya. Sejak kecil, Mariono bertumbuh dan ditempa melalui pendidikan kedisiplinan dan patuh akan peraturan yang diberlakukan bersama ratusan anak panti pada masa itu. Masing-masing anak diberikan tugas dan tanggung jawab mengelola pertanian, perkebunan dan peternakan di lahan panti asuhan seluas 2 hektar. Setelah bekerja, mereka harus berkumpul dan makan bersama di sebuah aula besar. Pukul 7 pagi Mariono sudah memulai aktivitasnya. Sepulang sekolah dilanjutkan dengan makan dan tidur siang bersama sampai pukul 4 sore. Semua didikan itu bertujuan untuk mendisiplinkan anak-anak panti. Tidak hanya itu, di dalam panti juga dilengkapi dengan fasilitas seperti sarana olahraga dan alat musik.
Menginjak masa remaja, tugas dan tanggung jawab Mariono adalah menyiapkan makan siang dan makan malam. Menjelang libur kegiatan, selama setahun sekali ada tur keliling Bali yang difasilitasi panti asuhan. Semua anak yang berada di panti berasal dari berbagai umat, untuk itu menjelang hari raya, semua anak panti menghabiskan waktu bersama keluarga masing-masing. Mariono tetap tinggal di panti bersama ibu dan adik-adiknya merayakan hari raya bersama di sana. Dari segi pendidikan, Mariono merupakan siswa berprestasi terutama dalam olahraga. Ia kerap diminta untuk mewakili sekolah mengikuti Porsenijar sampai tingkat kabupaten. Di sela kesibukan bersekolah, Marino bekerja sambilan menjadi tukang ngerit yaitu tukang mengangkut kelapa dan mengumpulkannya di dalam truk. Semua itu demi mendapatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan harian. Pihak panti memberinya kelonggaran waktu untuk bekerja karena dinilai sudah dewasa dan mandiri.
Mariono dipercaya sebagai ketua di panti asuhan untuk mengoordinir anak-anak panti, di mana secara tidak langsung menjadi kesempatan baginya belajar kepemimpinan. Pada tahun 1999, Mariono bertemu dengan seorang warga negara Belanda yang tengah berkunjung ke panti asuhan. Beliau adalah pemilik bisnis restoran bertempat di Candidasa, Karangasem. Saat Mariono lulus sekolah, beberapa bulan setelah ia membantu panti bekerja di kantor sebagai admin, Mariono diajak untuk bekerja di restoran oleh tamu tersebut sebagai waiter. Di sana awal mula perkenalannya dengan dunia F&B yang dipelajarinya secara otodidak . Selama bekerja, gaji yang didapat dikirimkan ke ibu dan adikadiknya di panti. Mariono bekerja di restoran selama 5 tahun dan tinggal di mess. Mariono bekerja di restoran pada sore hari. Di waktu pagi, Mariono mengambil kerja tambahan sebagai tukang yang saat itu dirinya banyak bertemu bule tengah menggarap properti. Perlahan Mariono mulai mempelajari dan berani terjun ke dunia properti.
Bekerja di restoran sembari mencari relasi untuk menawarkan properti berlangsung sampai tahun 2017 sebelum bencana Gunung Agung meletus. Dengan modal yang didapat dari hasil penjualan properti, Mariono akhirnya ikut mengembangkan bisnis restoran bersama tamu yang dikenal saat bekerja. Tamu ini adalah seorang yang sangat menghargai kerja keras dan disiplin. Ia meminta Mariono untuk mengelola manajemen LaRouge restaurant yang bertempat di Candidasa. Selain mengelola restoran, Mariono juga dipercaya untuk mengelola dua vila bersama warga Rusia dan Australia. Melihat naik turunnya perkembangan pariwisata, pada tahun 2015, Mariono memberanikan diri untuk berdiri mandiri dengan melakukan ekspansi mendirikan Petani’s Warung and Catering. Mariono bertujuan untuk memperkenalkan serta mempromosikan Karangasem melalui kuliner sambil masih mengelola dua vila sebelumnya.
Selain memiliki hobi kuliner, Mariono menamai usahanya Petani karena ingin menonjolkan kesederhanaan. Pengalamannya selama bekerja di restoran dan bar diterapkannya di sini. Mariono juga memperkenalkan berbagai variasi menu seperti ikan nyat-nyat dan bebek yang menjadi best seller di sana. Dalam merintis, Mariono berupaya untuk mempromosikan usaha dengan target pasar orang lokal. Mariono juga merekrut SDM sesuai dengan bidang masing-masing dan dilakukan pelatihan untuk memaksimalkan pekerjaan di restoran. Tidak hanya menjadi tempat makan, Petani’s Warung and Catering juga menjadi tempat berkumpul berbagai instansi pemerintah maupun swasta untuk mengadakan kegiatan seperti seminar dan rapat resmi, dengan tempat yang luas serta pemandangan yang asri. Sebagai orang yang pertama kali mendirikan usaha dengan konsep berbeda, Mariono menjadi inspirasi bagi masyarakat di sana untuk mendirikan restoran serta membuka berbagai jenis usaha. Semua itu secara tidak langsung turut meramaikan serta memajukan dunia kuliner Karangasem tanpa menghilangkan nilai tradisional yang sudah ada sejak dulu. Kiprah Mariono sebagai pengusaha menjadi cerminan atas hasil kerja keras yang akhirnya membawanya pada kesuksesan.