‘Kamuflase’ Anak Petani, Kini Sukses menjadi Pengusaha Kuliner, Akomodasi hingga Gallery

Apapun masalah hari ini dan nanti, jangan terlalu lama meratapi. Hidup harus terus berjalan dan biarkan waktu yang menjadi obatnya. Begitulah pelajaran hidup yang telah ditinggalkan orang tua dari I Nyoman Birit, yang bermatapencaharian dari bertani dan berternak tidaklah mudah, apalagi menghidupi 12 orang anak. Namun mereka tidak boleh menyerah dan semakin spesifik menghidupi ia dan saudara-saudaranya. Sehingga bisa dikatakan pria kelahiran Bangli 23 November 1966 ini, hidup sebagai anak petani yang cukup makmur untuk kebutuhan makan sehari-hari.

Tak ada kiat khusus dari orang tua, mengapa Nyoman Birit akhirnya sukses sebagai pengusaha. Seperti konsep di awal, orang tuanya hanya bertindak apa adanya yang menurut mereka memang harus dilakukan untuk menghidupi keluarga. Tanpa diminta, Nyoman Birit dan saudara lainnya mengikuti hal tersebut dan mengalir seperti air, mengisi setiap lekuk aliran di depannya dengan semangat kemandirian dan pantang menyerah.

Diwarisi darah pekerja yang kuat dan andal, Nyoman Birit tak bisa jauh-jauh dari rutinitas bekerja sembari menjalankan pendidikannya. Ya, alumnus SMA Saraswati Gianyar ini pun menyatakan kendati waktunya sedikit tersita dengan bekerja, ia begitu menikmati apa yang ia lakukan dan tergolong anak petani yang bahagia, bukan yang melankolis seperti kebanyakan kisah anak petani dahulu. Sebut saja, ia pernah bekerja sebagai pencari batu, selama dua jam/ harinya. Upah yang didapat ia gunakan tak lain sebagai biaya tambahan pendidikannya, selain tanggungan pokok dari orang tua yang masih menyertai.

Beberapa menu lezat OMAN Be Pasih

Tak sampai di sana, Nyoman Birit juga pernah ‘berkamufflase’ sebagai pedagang acung, demi lebih lancar berkomunikasi dengan bahasa Inggris. Inilah sisi lain dari pria yang hobi olahraga dan kuliner ini, bekerja boleh asyik, namun masa muda juga harus dimanfaatkan dengan mengasah skill sebaik-baiknya. Lulus SMA, Nyoman Birit yang sudah cukup menguasai bahasa Inggris tersebut, kemudian bekerja di sebuah perusahaan milik warga asal Australia. Baru dua bulan bekerja, tak menyangka ia sudah dipercaya mengambil alih penuh perusahaan, yakni sebagai direktur pengawas. “Karena saya karakternya kalau sudah diberi kesempatan untuk bekerja, akan saya tekuni dan jujur dalam melakoninya, ini yang membuat saya dipercaya dengan pemilik perusahaan,” ucapnya.

Setelah 1 tahun 8 bulan bekerja, Nyoman Birit memutuskan melepaskan diri dari keterikatan perusahaan dengan membuka usaha pertamanya yakni menjual barang-barang kerajinan kayu (barang antik) bermodal pinjaman lewat rentenir yang ia beri nama “OMAN Gallery”. Kemudian jiwa kewirausahaannya terus berkembang dengan join bisnis bersama orang Italia yang bergerak dibidang galeri, restoran, vila, gelato dan keramik yang bernama “Gaya Fusion”

Menu Andalan OMAN Be Pasih : Soup Kepala Ikan

Belum sampai di sana saja, Nyoman Birit seakan terus ingin bercocok tanam di bidang hospitality dengan mendirikan guest house bernama “OMAN Guest House”, serta rumah makan berkonsep setiap orang membayar sesuai yang mereka mampu, yang tidak lain hanya ditemui di “OMAN’s Warung”.

Tidak hanya OMAN’s Warung bisnisnya di bidang kuliner, kali ini Nyoman Birit membuka kembali usaha kuliner yang sudah buka selama 8 bulan yakni “OMAN Be Pasih”. Sesuai dengan namanya, kuliner yang berlokasi di Singapadu Kaler, Sukawati, Gianyar ini, menyajikan menu olahan ikan sebagai tajuk utama, seperti sup kepala ikan, sup daging ikan laut, pepes ikan laut bumbu kuning dan menu pendamping lainnya, ada nasi sele, aneka paket ikan nyat-nyat, cumi-cumi manis bakar, telur ikan goreng dan lain-lain. Tak ketinggalan, mengingat berlokasi di wara-wirinya wisatawan asing, OMAN Be Pasih juga menawarkan menu western food.

Oman’s Warung

Dari sekian bisnis yang ia geluti, lulusan S2 SDM, Universitas Surabaya ini menegaskan tak ambil pusing dengan adanya kompetisi antar pebisnis serupa lainnya. Baginya, sesama warga lokal harusnya saling bahu-membahu untuk mengembangkan pariwisata Bali ini semakin berkualitas dan variatif.

Begitu pula dengan rezeki, ia meyakini masing-masing usaha pasti memiliki keunikan dan penggemarnya tersendiri. Seharusnya sebagai sesama pengusaha, kita percaya diri dengan apa yang kita miliki, bila sudah berani mempublikasikan ke khalayak ramai. Dengan pra syarat, kita berlaku sebagai pebisnis yang memang memiliki kualitas bidang yang ditekuni dan jujur dalam melayani, percayalah karma baik tanpa batas akan bekerja dengan sendirinya untuk kita, baik melalui jalan terbangunnya relasi maupun loyalitas customer.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

error: Content is protected !!