Jejak Warisan Keluarga menuju Bisnis Mandiri

Meski lahir dari keluarga pebisnis sukses, Ni Putu Ayu Sariningsih kecil sudah diajarkan untuk tidak bergantung pada keberhasilan orang tuanya. Orang tua menekankan pentingnya kerja keras dan pantang menyerah, serta menghindari kemalasan. Prinsip tersebut tertanam kuat dalam dirinya dan terus menjadi pedoman hingga dewasa. Ayu menyadari bahwa kesuksesan kuat tidak datang dengan mudah, meskipun ia berasal dari keluarga yang sudah mapan secara finansial. Oleh karena itu, ia berkomitmen untuk membangun kariernya sendiri dengan kerja keras, inovasi dan semangat juang, menciptakan jalan kesuksesannya sendiri tanpa mengandalkan kemudahan dari keluarga.

Ni Putu Ayu Sariningsih
Ni Putu Ayu Sariningsih

Ayu dilahirkan di Kediri, Tabanan, dari keluarga yang mengelola satu-satunya usaha penetasan telur di Bali pada tahun 1960. Pada masa itu, bisnis keluarganya bahkan menarik perhatian mahasiswa dari Semarang yang datang untuk mempelajari proses penetasan telur. Rutinitas keluarga dalam bisnis ini sudah berjalan sejak pukul 02:00 dini hari, di mana sang nenek bertugas berjualan. Ayu yang masih kecil juga ikut dibangunkan untuk membantu memilah telur dan menjualnya ke Pasar Kediri. Sebelum pukul 10:00 pagi, ia harus menyelesaikan tugasnya di pasar agar bisa bersekolah tepat waktu. Sementara orang tua selain bertugas dalam proses penetasan telur, sejak pukul 04:00 subuh membawa anak bebek ke pasar-pasar di daerah Mengwi, Sembung dan Marga. Berkat kolaborasi yang baik dalam keluarga serta pencatatan akuntansi yang rapi, orang tua Ayu berhasil mengembangkan bisnis tersebut. Keberhasilan ini tidak hanya memungkinkan mereka membeli sawah, tetapi juga membeli mobil operasional yang menunjang kelancaran bisnis keluarga.

Namun di tengah kesuksesan bisnis keluarga, sang ayah yang menjadi sosok utama dalam usaha tersebut meninggal dunia akibat kecelakaan ketika Ayu berusia 11 tahun. Kehilangan ini menjadi momen penting dalam hidupnya, di mana kemandirian yang telah diajarkan oleh orang tuanya mulai mendorongnya untuk tetap kuat dan berdikari tanpa kehadiran ayah. Setelah menyelesaikan pendidikan dasar di Kediri, Ayu melanjutkan sekolah di Denpasar, tepatnya di SLUA (SMA Saraswati Denpasar). Setelah lulus, Ayu memutuskan untuk langsung bekerja. Berkat postur tubuh yang ideal dan kepercayaan diri yang tinggi, ia diterima bekerja di Bank Dagang Bali pada tahun 1989. Selama 15 tahun Ayu bekerja dengan dedikasi hingga bank tersebut dilikuidasi, merasakan di posisi teller, marketing dan deposito. Setelah itu, ia pindah ke BPR Padma dan bekerja di sana selama 12 tahun, sebelum akhirnya beralih ke BPR KAS (Karya Artha Sejahtera) di mana ia mengabdi selama 8 tahun. Ayu mengungkapkan bahwa dirinya adalah pribadi yang loyal dalam bekerja, tidak mudah berpengaruh untuk berpindah-pindah pekerjaan. Loyalitas dan dedikasi ini menjadi bagian penting dari kesuksesan kariernya di dunia perbankan.

Kemandirian Ayu kian berkembang seiring dengan keinginannya untuk seorang pebisnis, seperti yang dilakukan ayahnya dahulu. Ia memulai langkah pertamanya di bisnis properti dengan bergabung bersama seorang teman untuk membangun sebuah vila. Namun, pandemi yang berkepanjangan membuat temannya akhirnya memutuskan untuk mundur dari kemitraan tersebut, menyerahkan kepemilikan vila tersebut sepenuhnya kepada Ayu. Meski ini adalah pengalaman pertamanya di bisnis properti, ia putuskan untuk tetap melanjutkan dan berani mengambil risiko tersebut. Syukurnya, vila bernama “Villa Ratu Ayu” ini mampu bertahan di kala pandemi. Dalam rangka mempromosikan vila yang berlokasi di Pejeng Kaja, Ubud tersebut, Ayu mulai bergabung dengan situs penjualan online. Akan tetapi, salah satu situs yang ia gunakan tidak sesuai dengan harapan, karena sistemnya yang dianggap kurang menguntungkan bagi pemilik properti. Pengalaman ini membuat Ayu menjadi lebih selektif dalam memilih platform online yang tepat untuk memasarkan vila.

Kini, Ayu tidak hanya menjadi seorang ibu, tetapi juga seorang pebisnis sukses yang tak lain adalah warisan dari nilai-nilai tanggung jawab yang telah ditanamkan orang tua sejak dini. Prinsip tersebut tidak hanya menjadikannya pribadi yang mandiri, tetapi juga mengajarkan bahwa kesuksesan tidak datang dengan mudah. Dibutuhkan kerja keras, kedisplinan dan kesabaran dalam setiap langkah yang diambil. Ayu juga berusaha menerapkan nilai-nilai ini kepada orang-orang di sekitarnya khususnya kepada anak-anaknya, dengan harapan mereka tumbuh menjadi pribadi yang mandiri dan bertanggung jawab serta memiliki etos kerja yang kuat, utamanya membangun kesuksesan di atas tanah kelahiran sendiri.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

error: Content is protected !!