Dari Beragam Pendidikan hingga Memimpin Koperasi
I Wayan Suwara akhirnya memutuskan untuk mengabdikan diri di bidang koperasi untuk mengisi masa pensiunnya. Pilihan ini mungkin nampak tidak terduga, mengingat latar belakang pendidikannya yang cukup beragam. Lulus dari SMA Pembangunan, Suwara berhasil menembus sekolah favorit di program Diploma I Tenaga Kesehatan Sanitasi di Sekolah Pendidikan Sanitasi, yang merupakan program ikatan dinas. Desember 1984, Suwara diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan segera ditugaskan di Maumere, Nusa Tenggara Timur (NTT), ia mengabdi selama sembilan tahun. Tahun 1995, Suwara melanjutkan program D3 Perpustakaan. Berdirinya Politeknik Kesehatan (Poltekkes) baru, Suwara kemudian beralih profesi menjadi pustakawan di institusi tersebut. Kemudian pada tahun 2005, ia mendapatkan kesempatan untuk melanjutkan pendidikan S1 di bidang perpustakaan di Yayasan Rumah Sakit Islam (YASI) dengan biaya penuh dari pemerintah. Setelah meraih gelar sarjana, Suwara tidak berhenti di sana. Ia kembali menempuh pendidikan, kali ini memilih untuk mendalami pendidikan guru Matematika di IKIP di Bali.
Pada tahun 2023, Suwara resmi pensiun dari profesinya sebagai pustakawan ahli madya di usia 60 tahun. Sebelum masa pensiunnya tiba, ia sudah aktif menjadi pengurus (2007-2020) di salah satu koperasi besar di Sidakarya yang memiliki aset sekitar Rp50 miliar. Setelah itu, sejak tahun 2016, Suwara juga mendapat kepercayaan dari warga banjar untuk menjabat sebagai Ketua Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Merta Sidhi Utama. Meskipun ia tidak memiliki latar belakang formal di bidang keuangan, Suwara dengan tekun belajar dari awal dan mengikuti uji sertifikasi kepengurusan koperasi pada tahun 2022. Koperasi ini juga terkena dampak pandemi, tetapi berhasil bertahan lebih baik dibandingkan koperasi sebelumnya. Salah satu faktor keberhasilan ini karena sebagian besar anggotanya tidak bekerja di sektor pariwisata, sehingga tidak terlalu terpengaruh oleh penurunan tajam yang melanda industri tersebut selama pandemi.
KSP Merta Sidhi Utama merupakan inisiasi warga banjar yang terbentuk setelah tiga tahun berdiskusi. Saat KSP Merta Sidhi Utama pertama kali berdiri, setiap anggota yang terdiri atas 50 anggota, diwajibkan menyetor dana sebesar Rp300 ribu, yang dibagi menjadi simpanan pokok Rp200 ribu dan simpanan wajib Rp100 ribu. Suwara merasa bangga atas pencapaian koperasi yang relatif baru namun sudah menunjukkan hasil yang signifikan. Pada tahuntahun awal, SHU mencapai Rp16 juta dan terus meningkat hingga mencapai Rp89 juta. Pada aset awal sebesar Rp5 miliar, kini KSP Merta Sidhi Utama berhasil meningkatkan aset menjadi Rp7 miliar, serta menambah jumlah anggota menjadi 400 orang. Perubahan besar lainnya, ia mengembangkan lahan milik banjar. Tanah yang sebelumnya hanya digunakan untuk mendirikan warung-warung kecil, kini dibangun menjadi ruko-ruko. Sebelumnya, banjar hanya mendapatkan pemasukan kontrakan sebesar Rp40 juta per tahun, tetapi sekarang nilai tersebut meningkat menjadi Rp80 juta per tahun.
Untuk menjaga kepercayaan anggota, Suwara berkomitmen memberikan pelayanan terbaik. Dalam menghadapi anggota yang mengalami kredit macet, ia memilih pendekatan kekeluargaan dengan tidak terlalu ketat menerapkan aturan. Berkat pendekatan humanis ini, angka kredit macet tetap terkendali hanya sekitar 3,5%, bahkan pada puncak pandemi hanya meningkat 19%. Stabilitas ini turut menjaga SHU koperasi tetap positif, meskipun tantangan ekonomi sedang tinggi. Namun, meskipun SHU tetat stabil, likuiditas koperasi belum sepenuhnya terserap maksimal, karena keanggotaan koperasi masih terbatas pada warga banjar setempat yang menyebabkan keterbatasan dalam distribusi kredit dan layanan lainnya. Selain itu, untuk memastikan kesinambungan operasional, koperasi juga menetapkan kebijakan penyisihan 5% dari SHU untuk kepentingan banjar, sebuah langkah yang tak hanya memperkuat ikatan sosial, tetapi juga memberikan manfaat nyata bagi komunitas setempat. Di tahun 2023, koperasi mulai menyiapkan dana cadangan yang lebih signifikan sebagai bentuk antisipasi terhadap potensi tantangan ekonomi di masa depan. Langkah ini menjadi pondasi penting dalam menjaga stabilitas keuangan koperasi agar tetap kuat dan tangguh menghadapi perubahan kondisi ekonomi yang tak terduga.