Jangan Jadikan Kegagalan sebagai Musibah Jadikanlah Tumpuan untuk Melangkah Meraih Kesuksesan
I Made Surawan sempat tidak didukung keluarga untuk membangun perusahaan, karena gajinya sebagai karyawan yang bisa dikatakan melebihi nominal normalnya telah ia dapatkan. Ia pun sempat diragukan akan memiliki nasib yang tidak lebih baik dari zona nyamannya tersebut. Sedemikian komentar-komentar yang ia dapatkan, Made Surawan berupaya tak melemahkan tekadnya, justru menjadi tantangan perdana untuk membuktikan bahwa apa yang ia perjuangkan dari hati, pasti akan menemukan jalan suksesnya.
Lingkungan keluarga yang melihat Made Surawan rela melepaskan gengsinya dengan gelar sebagai insinyur, sampai bekerja seperti kuli. Mungkin menjadi faktor yang menyayangkan keputusan Made Surawan untuk berhenti dari zona nyaman di sebuah perusahaan yang tak mudah ia dapatkan. Pekerjaan yang ia mulai dengan memasang pipa, berlanjut ke pekerjaan-pekerjaan yang umumnya dilakoni orang yang tak memiliki latar belakang pendidikan khusus di bidang tersebut, ia kerjakan dengan keuletan. Sampai-sampai di tempat bekerjanya, tak menyadari bahwa ia merupakan lulusan sarjana.
Keteguhan hati Made Surawan untuk merintis usaha, tentunya sudah ia pertimbangkan dengan matangmatang. Saat itu ia masih belum berkeluarga, maka dari itu ia memberanikan diri untuk membangun usaha, bila mengalami kerugian, toh risiko tersebut hanya ia yang menanggung, karena belum banyak tanggung jawab yang dipikulnya. Hanya saja dalam proses tersebut, harus benar-benar ia nikmati, mulai dari income yang perbandingannya jauh di atas pendapatan yang pasti ia kantongi per bulannya.
Karena membangun perusahaan adalah keputusan seorang diri, otomatis urusan modal menjadi upaya Made Surawan untuk memenuhi. Dari menyisihkan gaji yang ia dapatkan sebelumnya, hingga meminjam di bank swasta ia lakukan. Bersyukur dalam proses tersebut, meski nyatanya tak mudah, terlebih memasarkan perusahaan barunya kepada klien. Klien-klien yang ditemui pun memiliki aneka ragam watak, ada yang menuntut harga murah dan kualitas terbaik, biasanya Made Surawan harus pintar-pintar menyiasati. Kemudian ada juga tingkah curang yang dilakukan klien yang tidak membayar, atas berbagai alasan. Baginya ia anggap itu hukum karma, bila saat itu rezeki belum berpihak padanya, suatu saat nanti bisa saja ia terima berkali-kali lipat dari Sang Pencipta. Terpenting dalam memberikan jasa, perusahaan sudah mampu menyelesaikan dengan baik dan tak meningalkan beban tanggung jawab yang masih tersisa.
Laksita Konstruksi atau disingkat Lakscont Kreasi Jaya Utama berlokasi di Perum Lukluk indah Blok A no.11, Lukluk, Mengwi, Badung. Didirikan pada Juli 2009 yang bergerak dalam bidang jasa konstruksi dan perancangan desain, dengan konsisten pada komitmen awal mendirikan perusahaan yaitu Kepuasaan Klien adalah menjadi motto dalam pelaksanaan proyek. Seluruh staf konstruksi juga berpartisipasi dalam pelatihan etika dan keterampilan, sebagai bagian dari program praktik di lapangan yang mampu mendukung kinerja terbaik perusahaan di lapangan.
Dari mengontrak sebuah ruko di Dalung, Made Surawan akhirnya memindahkan perusahaan ke Mengwi yang di mana merupakan tempat tinggalnya. Alasan kepindahannya, karena pandemi membuatnya tak bisa memperpanjang masa kontrak. Bersyukur, perlahan kondisi sudah bisa distabilkan dengan pintarpintar mencari celah proyek-proyek kecil, yang ia sebut sebagai divisi maintenance. Meski nominalnya kecil, namun pekerjaan yang dilakukan secara berkelanjutan, secara perlahan bersama jumlah tujuh orang pengawas dan 50 orang pekerja lapangan, Lakscont mampu memberikan profit margin di tengah pandemi. Intinya jangan pernah menyerah, lakukan sesuatu sesuai dengan kemampuan terbaik kita, kemudian serahkan alam yang menyeleksi. Bila gagal itu hal biasa, mampu melewati tantangan demi tantangan dan sukses, lebih luar biasa.