Dukung Peningkatan Ekonomi Masyarakat di Sektor Informal
Sebagai salah satu lembaga keuangan non bank, Lembaga Perkreditan Desa (LPD) Sogra telah membantu peningkatan ekonomi daerah dengan memberikan layanan jasa keuangan kepada masyarakat di Desa Adat Sogra, Kecamatan Selat, Kabupaten Karangasem. Selain itu eksistensi LPD yang telah berdiri sejak tahun 1996 ini turut serta menyukseskan program yang dirancang oleh Desa Adat Sogra. Peran signifikan tersebut tak terlepas dari pengelolaan oleh tim yang diketuai oleh I Wayan Putra.
Sukses memimpin LPD Sogra, bahkan di tengah terpaan badai pandemi berhasil membawa lembaga keuangan tersebut semakin bertumbuh dengan capaian laba yang memuaskan. Ternyata kontribusi I Wayan Putra sebagai Ketua LPD Sogra telah hadir sejak awal LPD tersebut didirikan. Pengalaman karier selama 26 tahun tersebut diwarnai oleh berbagai tantangan, namun itulah yang menjadikan I Wayan Putra semakin memahami pola kepemimpinan yang tepat untuk lembaga yang dipimpin. Ia menyadari bahwa tiap-tiap LPD tentunya memiliki sistem kebijakan berbeda satu sama lain, hal itu disesuaikan lagi dengan karakteristik sosial, ekonomi, dan geografi masyarakat setempat.
Tentunya karakter masyarakat yang tinggal di seputaran Desa Adat Sogra cukup berbeda dengan daerah lainnya di Bali, di mana notabene masyarakatnya bermukim di lereng Gunung Agung. Kondisi geografis ini mempengaruhi jenis mata pencaharian masyarakat yaitu didominasi oleh profesi di sektor informal. Seperti petani, peternak pedagang maupun buruh harian. Golongan masyarakat ini pastinya memerlukan dukungan modal namun dalam praktik di lapangan kerap mengalami kesulitan akses pendanaan melalui perbankan. Hal ini membuat kehadiran LPD Sogra dapat memberikan solusi bagi masyarakat untuk mendapatkan akses permodalan dengan syarat yang mudah.
“Kami pihak pengelola LPD Sogra sangat mendukung kegiatan ekonomi masyarakat khususnya di sektor informal dengan menyediakan layanan kredit baik suku bunga menurun maupun menetap,” ungkap Wayan Putra.
Ada pula kredit multiflat yang diminati masyarakat, merupakan kredit dengan suku bunga menetap, namun nasabah bisa melunasi tanpa dikenakan pinalti. Selain itu nasabah diberi keleluasaan pada saat membayar kredit, bisa membayar lebih atau pembayaran angsuran yang kurang dari ketentuan. Tentunya masyarakat pun dimudahkan dengan adanya kredit yang bersifat fleksibel. Selain memiliki berbagai program kredit yang menarik, LPD Desa Adat Sogra juga memiliki berbagai program tabungan. Di antaranya program tabungan Simantu (simpanan masa tua), tabungan Sibajang (simpanan jangka panjang) dan program tabungan proteksi.
Melalui berbagai kebijakan yang diberikan kepada krama maupun nasabah, terbukti LPD Sogra menjadi salah satu lembaga keuangan non bank yang masih mampu “bernapas” di masa pandemi ini. Bahkan di saat lembaga keuangan lain mengalami stagnan terutama dalam perolehan laba atau keuntungan, LPD Sogra justru mencatatkan kenaikan laba. Dari meningkat dari Rp 1,2 miliar menjadi Rp 1,5 miliar dengan aset sebesar Rp 76 miliar di tahun 2021. Prestasi ini juga diikuti dengan kegiatan sosial yang bertujuan meringankan beban masyarakat yaitu dengan pembagian 120 paket sembako pada Krama Sogra.
Ekistensi LPD Sogra tak lepas dari peran I Wayan Putra yang merupakan salah satu pelopor dari lahirnya lembaga keuangan ini. Pria yang hanya lulusan SMP ini telah dipercaya mengelola LPD Sogra sejak awal berdiri di tahun 1996. Kala itu dirinya masih berusia 17 tahun memulai merintis LPD bersama dua rekan pengurus lain dengan modal sebesar Rp5.000.000,- saja. I Wayan Putra yang berkarakter lugas berhasil memimpin hingga membuat LPD Sogra kian bertumbuh ditandai dengan semakin banyaknya krama yang menggunakan jasa layanan keuangan di lembaga tersebut.
Wayan Putra berharap masyarakat setempat dapat memaksimalkan kehadiran LPD memanfaatkan produk-produk yang disediakan. Tentunya dengan pemanfaatan produk keuangan di LPD kebanggan Desa Adat Sogra ini diharapkan dapat membantu peningkatan kesejahteraan masyarakat.