Jiwa Seni Menuntun pada Beragam Peluang Profesi
Terlahir di lingkungan keluarga seniman, menjadikan I Wayan Balika Ika bertumbuh sebagai sosok pegiat seni. Jiwa seni yang sarat dengan rasa dan keindahan, khususnya di bidang seni pahat, merupakan pondasi untuk membangun karier profesionalnya. Baik sebagai seorang praktisi seni, pengusaha, maupun akademisi. Simak bagaimana langkah Wayan Balika dalam mengembangkan potensi diri hingga menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi banyak orang.
Pepatah mengatakan, banyak jalan menuju Roma. Banyak cara yang dapat dilakukan untuk mencapai satu tujuan. Tergantung bagaimana kita mengerahkan daya upaya lewat konsistensi demi meraih apa yang dicita-citakan. Demikian pula prinsip bagi seorang seniman bernama Wayan Balika Ika. Bahwa pada dasarnya jalan menuju kesuksesan ada ragamnya, namun ia lebih memilih jalan yang menurutnya cocok sesuai dengan kata hati yaitu lewat berkesenian.
Sang ayah merupakan seniman ukir yang kesehariannya menghasilkan karya berupa patung. Lantaran sejak kecil sudah acap melihat langkah kerja seorang pemahat, mulai dari tahap menggambar desain, mengaplikasikan seni pahat hingga memasarkan produk ke pembeli. Wayan Balika pun tertarik mengikuti jejak ayahnya dan mantap untuk mendalami seni ukir.
Tiba di masa pendidikan tinggi, Wayan Balika memutuskan melanjutkan ke jurusan Desain Interior, Fakultas Seni Rupa dan Desain, Universitas Udayana. Singkat cerita, lulus kuliah ia diterima bekerja di sebuah perusahaan kontraktor, tepatnya di tahun 1988. Kala itu bertepatan dengan munculnya peraturan daerah mengenai tata aturan arsitektur bangunan perkantoran maupun sekolah wajib mengusung konsep tradisional Bali.
Peluang tersebut disambut oleh Wayan Balika dengan menawarkan jasa pembuatan ornamen pada bagian-bagian bangunan seperti pintu, jendela, kusen dan lainnya. Ia menggandeng beberapa pengukir berpengalaman sehingga hasil kinerjanya sangat memuaskan. Ditambah dengan komitmen untuk menyelesaikan pesanan tepat waktu, Wayan Balika pun semakin dipercaya menangani berbagai proyek selanjutnya.
Tepat di tahun 1990 ia resmi menjadi pengajar di almamaternya sebagai dosen interior. Pada tahun 2006 ia berpindah institusi karena fakultas tempatnya mengajar telah bergabung ke Sekolah Tinggi Seni Tari dan berubah menjadi Institut Seni Indonesia Denpasar. Di kampus yang baru ia tetap mengajar di program studi Desain Interior. Di sisi lain Wayan Balika juga menekuni kewirausahaan dengan membuka galeri pintu ukiran di tahun 1991. Usaha tersebut diberi nama Galih Ukir, menyediakan ragam pilihan pintu berbahan kayu yang telah mendapat sentuhan pahatan dari para pengrajin berpengalaman. Tentunya kualitas menjadi nilai jual utama yaitu dengan menggunakan bahan baku premium seperti kayu Jati maupun mahogani.
Meski telah lebih dari 30 tahun berdiri, CV Galih Ukir mampu eksis dengan menyasar target market pecinta produk premium berkualitas tinggi. Dalam memasarkan produknya, Wayan Balika bekerja sama dengan beberapa travel agent sehingga konsumennya dominan berasal dari luar daerah bahkan dari luar negeri. Fokus pengerjakan secara rapi dan teliti serta tingkat kerumitan ukiran menjadi faktor produk-produknya maupun menembus pasar internasional.