Dari Seniman hingga Pebisnis Makanan, Tak Ragu untuk Belajar jadi Kunci Kesuksesan Supri
Tidak sedikit pengusaha berhasil membuktikan untuk menjalankan bisnis tidak mesti memiliki latar belakang pendidikan yang linier dengan ilmu ekonomi atau manajemen usaha. Justru banyak pengusaha hebat yang terlahir dari berbagai bidang keilmuan. Salah satunya Kadek Adi Supriastawan yang terlahir dari keluarga seniman dan sempat menamatkan pendidikan tinggi di kampus seni. Proses mencari jati diri dan passion akhirnya mengantarkannya ke dunia usaha hingga mampu membangun brand restoran dan kafe milik sendiri.
Terlahir di lingkungan pegiat seni, tepatnya di Br. Tegallinggah, Desa Bedulu, Gianyar, Kadek Adi Supriastawan pun serta merta bertumbuh menjadi seorang seniman. Sejak kecil pria kelahiran 12 Juni 1981 ini telah menekuni seni musik tradisional dan telah menguasai berbagai macam gamelan Bali. Cerita masa kanakkanaknya pun banyak diisi dengan aktivitas berkesenian baik di lingkungan desa, pura, maupun di sekolah. Sampai pada saat menamatkan bangku SMA, ia mantap melanjutkan ke Jurusan Seni Karawitan di Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI) Denpasar yang kini berubah nama menjadi ISI Denpasar.
Seusai meraih gelar sarjana seni di tahun 2004 Adi Supriastawan masih setia menekuni seni menabuh gamelan dan kerap dipercaya untuk tampil ngayah di desanya. Pada saat itu pula, ia mengenal peluang karier di industri pariwisata yang berbeda dari selama ini ditekuni. Salah satu prinsip hidup yang selalu dipegang hingga saat ini adalah jangan ragu untuk belajar sesuatu yang baru dan berani keluar dari zona nyaman. “Kemudian saya mengikuti perkuliahan singkat selama 1 tahun di Balindo Paradiso / BPC Bali untuk persiapan bekerja di kapal pesiar,” kenang suami dari Kadek Noviyanti tersebut. Bekerja di luar negeri sebagai pelaut tidak mudah bagi Adi Supriastawan di awal masa kerja. Adaptasi penting dilakukan karena kondisi saat bekerja di darat tentu sangat berbeda dengan di atas samudera. Di satu sisi, ia dapat mengumpulkan pundi-pundi rezeki hingga memiliki cukup modal untuk mewujudkan mimpinya yaitu memiliki usaha sendiri di bidang food and beverage.
Ternyata kesempatan itu baru datang di saat krisis pandemi melanda seluruh dunia, tepatnya di 2021 lalu. Keputusannya terbilang nekat, sebab di saat bersamaan banyak usaha sejenis yang tak bisa bertahan karena penurunan jumlah wisatawan ke Bali. Merasa yakin bahwa kesempatan tidak datang dua kali yang didukung oleh keluarga, Adi Supriastawan mantap membuka bisnis kuliner berkonsep coffee and eatery yang diberi nama Hanzho.co.
Berlokasi Jl. Raya Semebaung, Bedulu, Blahbatuh, Gianyar, Hanzo.co sangat cocok dijadikan tempat bersantap sekaligus bersantai. Mengusung desain arsitektur dan interior bergaya industriaslis, kafe ini diminati oleh kalangan muda milenial. Suasana modern dan hangat dipadu pula oleh makanan dan minuman yang menggugah selera. Menu yang ditawarkan terbilang bervariatif, mulai dari masakan khas western hingga nusantara. Begitu juga dengan menu minuman sebut saja aneka olahan kopi, jus dan non kopi.
Sampai saat ini, Adi Supriastawan memiliki misi untuk memperkuat tim manajemen usahanya terlebih dahulu. Ia yakin bahwa pondasi usaha yang kuat dimulai dari tim usaha yang solid. Nantinya apabila hal tersebut telah dipercaya ia pun dapat mengembangkan skala bisnisnya menjadi lebih besar. Selain itu pria yang hobi berkendara vespa ini juga masih ingin meneruskan karier di industri hospitality sembari tetap menjalankan roda usaha.