Dari Kupang Menuju Bali, Dari Titipan Menjadi Tujuan

Marselinus Bas tidak pernah membayangkan bahwa hidupnya akan berputar cepat sejak merantau dari tanah kelahirannya di Kupang ke Bali pada tahun 2012. Lahir dari keluarga petani, ia mengawali perjalanannya di Pulau Dewata sebagai kernet yang mengantar barang dagangannya di pasar. Bukan pekerjaan mudah, tetapi justru dari situ ia membangun relasi, mengenal kerasnya dunia kerja, dan mulai menanamkan satu keyakinan, bahwa setiap langkahnya adalah titipan Tuhan yang harus dijaga dan dijalani dengan sungguh-sungguh.

Setelah menjadi kernet, Marselinus sempat bekerja di berbagai bidang. Ia sempat menjaga toko kain, lalu menjadi kurir di Indomarco, hingga berpindah ke usaha fotokopi. Namun karena merasa tidak cocok hanya duduk diam, ia memilih keluar dan melanjutkan perjalananan ke toko aksesoris mobil. Di sinilah ia merasa lebih cocok. Sebab pekerjaannya membawanya berkeliling hampir ke seluruh Bali, bahkan hingga ke pelosok Bangli. Aktivitas ini membuka wawasannya akan dunia distribusi dan jaringan toko-toko bangunan. Pengalaman itu membawanya bekerja di Olympic, sebuah perusahaan furnitur di Jl. Bung Tomo, Denpasar. Di sana ia bertemu dengan Pak Adrian, sosok yang kelak sangat berjasa dalam perjalanan bisnisnya. Pak Adrian yang juga berasal dari Kupang, telah lebih dulu menjalani profesi sebagai sales canvas kayu. Saat Marselinus ikut Pak Adrian di bisnis kargo dan penjualan kayu, perlahan ia mulai mencoba berdiri di kaki sendiri. Ia mulai mengambil barang dari teman dan menjualnya sendiri ke toko bangunan. Bahkan saat belum punya modal cukup, Pak Adrian mendukung penuh produksi kayunya, tanpa biaya. Tak banyak orang mau memberikan kepercayaan sebesar itu.

Selama dua tahun, tepatnya sejak tahun 2018, Marselinus mulai serius nganvas sendiri. Ia menjual produk kayu tersebut hanya dengan mengandalkan sepeda motor ke berbagai daerah seperti Klungkung dan Bangli, yang menjadi area pelanggannya yang paling loyal. Tanpa mobil, tanpa staf, bahkan tanpa tempat usaha tetap. Setiap pagi, ia memuat potongan kayu ke bagian belakang motornya, diikat dengan tali seadanya, lalu berangkat berkeliling dari satu toko bangunan ke toko lainnya. Di tengah terik matahari atau hujan yang tiba-tiba turun, ia tetap melaju, berbekal semangat dan keyakinan bahwa usahanya akan membuahkan hasil.

Ia tidak merasa malu menawari produk door to door, mengangkat sampel kayu dengan tangan sendiri, lalu menjelaskan keunggulan produk yang ia bawa. Hingga tak jarang ia harus menunggu pemilik toko melayani pelanggan lain, hanya agar diberi waktu beberapa menit untuk memperkenalkan barang dagangannya. Semua itu ia jalani dengan sabar, sebab dalam hatinya tertanam kuat satu prinsip, usaha tidak akan mengkhianati hasil. Dan benar saja, dari perjuangan yang tampak sederhana itulah, kepercayaan dari para pelanggan mulai tumbuh. Pesanan mulai meningkat, dan satu per satu jalur distribusi terbentuk. Sepeda motor itu bukan lagi sebatas alat transportasi, melainkan saksi dari kerja keras dan awal mula impiannya membangun UD Titipan Profile. Dan akhirnya, perlahan Marselinus mulai mengajukan pinjaman untuk membeli mobil pick-up, demi bisa menjangkau lebih banyak toko dan proyek.

Ketika pandemi melanda, banyak usaha tiarap. Berkat semangat dan dukungan Pak Adrian serta Pak Made, ia justru memberanikan diri membentuk “UD Titipan Profil”, sebuah usaha yang lahir dari keyakinan bahwa segala rezeki adalah titipan dari Yang Maha Kuasa. Nama itu dipilih, sekaligus merupakan filosofi hidup Marselinus sendiri. Salah satu proyek besar pertamanya dari PT Wayan Konstruksi di Jl. Kenyeri, Denpasar, dengan nilai hingga Rp300 juta. Dari situlah ia merasa percaya diri dan mulai benar-benar mandiri.

Tahun 2025 ini, UD Titipan Profile memasuki tahun keduanya. Sebuah pencapaian yang menandai ketekunan dan konsisitensi dalam membangun usaha dari nol. Perkembangannya kini, Marselinus mampu melayani puluhan klien kontraktor di berbagai wilayah Bali, dengan pengiriman yang dilakukan setiap hari secara terjadwal yang mana jangkauannya telah meluas hingga ke pelosok Karangasem. Kayu-kayu yang ia pasarkan telah melalui proses kurasi kualitas, agar bisa memenuhi standar proyek-proyek bangunan yang membutuhkan material tahan lama dan kokoh. Jenis-jenis kayu unggulan seperti bengkirai dan ulin menjadi andalan. Dua jenis kayu yang terkenal akan kekuatan dan ketahanannya terhadap cuaca tropis, Untuk memenuhi permintaan yang terus bertumbuh, Marselinus menyuplai materialnya dari dua sumber utama, hutan-hutan penghasil kayu di Bali dan Kalimantan.

Dari sisi permodalan, Marselinus sudah jauh lebih mandiri. Keuntungan dari penjualan sebelumnya ia putar kembali ke modal kerja, membeli stok kayu dalam jumlah besar, membayar logistik, hingga membangun kepercayaan dengan pemasok dan klien. Ia tidak menutupi bahwa untuk kebutuhan besar, seperti pembelian kontainer kayu atau pendanaan proyek skala besar, ia masih mengandalkan dukungan dari orang-orang yang selama ini percaya padanya, seperti Pak Adrian, sosok yang bukan hanya menjadi rekan bisnis tetapi juga mentor dalam perjalanan hidupnya. Kepercayaan dan hubungan jangka panjang tersebut menjadi amanah yang harus dijaga, dengan tindakan nyata, komitmen pada kualtas, kedisiplinan dalam pengiriman, dan ketulusan dalam membangun kerja sama.

Marselinus Bas mengimani bahwa segala sesuatu yang ia miliki dan jalani adalah “titipan”. Apapun yang datang dalam hidup, peluang, rezeki, bahkan tantangan adalah amanah yang harus dijaga dengan penuh cinta, dedikasi, dan tanggung jawab. Dari keyakinan itulah UD Titipan Profile eksis hingga saat ini. Setiap batang kayu yang ia distribusikan menyimpan semangat untuk terus bertumbuh sebagai pelaku usaha maupun pribadi yang terus belajar, berkembang, dan tekad untuk memberi makna lebih dalam setiap langkah yang ia jalani.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published.

error: Content is protected !!