Bangkit dari Krisis, Kini Tangani Proyek Desain Lanskap di Bali hingga ke Luar Negeri

Kesempatan emas bisa datang kepada siapa saja, tergantung bagaimana seseorang merespons peluang yang menghampirinya. Bahkan sebuah peluang dapat datang di kala krisis menerpa. Seperti pengalaman yang dilalui seorang pengusaha sekaligus desainer landskap asal Bali bernama I Nyoman Widiasa. Pria yang dalam kesehariannya akrab disapa Qomink tersebut, merintis kariernya justru pada saat krisis moneter melanda Indonesia. Bermodal tekad yang kuat untuk belajar, ia akhirnya mampu menguasai pasar bisnis jasa landskap di Bali serta pernah menangani proyek di luar negeri.

Jasa desain lanskap semakin dibutuhkan seiring meningkatnya pertumbuhan pembangunan. Jasa yang menawarkan layanan penataan taman dari tahap desain hingga aplikasi langsung di lapangan ini sangat dibutuhkan di industri pariwisata di Bali, terutama dalam proyek pengerjaan akomodasi seperti vila, hotel, resort, hingga cottage. Penataan eksterior suatu akomodasi diperlukan untuk mendukung keseluruhan tampilan, tidak jarang berkat visual taman yang menarik meningkatkan minat wisatawan untuk menginap di akomodasi tersebut.

Namun untuk menata sebuah taman agar terlihat sepadan dengan konsep arsitektur akomodasi atau hunian, diperlukan tenaga profesional yang memahami seluk beluk dunia lanskap. Mereka yang sudah ahli di bidang lanskap tidak hanya mampu menyulap lingkungan eksterior hotel atau vila menjadi lebih cantik. Ahli lanskap juga akan membantu pengelola akomodasi agar lebih efisien mengeluarkan dana sebab jasa yang diberikan sering kali sudah termasuk perencanaan anggaran yang akan dikeluarkan. Sedangkan bila tanpa menggunakan tenaga ahli yang dimaksud, bisa jadi anggaran akan membengkak karena ketidakpahaman dalam menata lanskap.

Salah satu pengusaha sekaligus desainer lanskap yang memiliki jam terbang tinggi dalam menangani proyek yaitu I Nyoman Widiasa. Berbagai proyek penataan taman di bermacam hotel maupun vila pernah ditanganinya sejak tahun 1998. Ia kerap dipercaya bekerja sama dengan para arsitek lokal untuk mengerjakan proyek lanskap di berbagai daerah seperti di Ubud, Sanur, Canggu, Kerobokan, Kuta, Seminyak sampai ke Nusa Lembongan. Sebagian besar kliennya datang dari kalangan pengusaha akomodasi, maka ia juga menawarkan paket komplit jasa pembuatan kolam yang biasanya menjadi elemen wajib di bagian luar ruangan suatu akomodasi.

“Arsitek lanskap juga memberikan solusi terhadap permasalahan yang ada di lapangan. Misalnya saja bagaimana memaksimalkan area taman yang tidak terlalu luas agar terasa lebih nyaman dan lega. Selain itu ada banyak pula tantangan lain yang sering saya hadapi namun melalui pengalaman demi pengalaman akhirnya menambah wawasan saya sebagai arsitek lanskap”, ungkap Nyoman Widiasa.

Menurut Nyoman Widiasa, ada beberapa hal yang mendasar perlu dipahami untuk menjadi penyedia jasa lanskap profesional. Pertama, tentunya harus mengetahui jenis dan sifat tanaman serta bagaimana pembudidayaannya. Sebab dalam kegiatan penataan lanskap, tanaman menjadi elemen wajib yang harus tersedia namun tidak semua jenis tanaman bisa asal digunakan. Pastinya harus disesuaikan dengan tema atau konsep lanskap yang ingin dibuat serta disesuaikan dengan kondisi lingkungan tanaman tersebut dibudiayakan.

Kedua yaitu memahami cara membuat desain yang sesuai dengan keinginan klien. Namun sebagai tenaga profesional yang lebih memahami seluk beluk pengerjaan proyek, tentunya permintaan klien tidak serta merta dapat direalisasikan. Karena itu selanjutnya yang ketiga harus memiliki kemampuan komunikasi yang baik dalam menjelaskan maksud dan target yang ingin dicapai kepada klien. Terakhir, kemampuan yang dimiliki oleh penyedia jasa lanskap adalah mampu menjadi leader dalam sebuah tim karena pekerjaan ini memerlukan suatu kekompakan agar dapat menyelesaikan proyek sesuai dengan tenggat waktu yang telah disepakati.

Tekad untuk Belajar

Nyoman Widiasa menceritakan awal mula saat ia terjun untuk pertama kali di dunia jasa lanskap. Sebelumnya ia berkecimpung di bidang arsitektur dan sudah sering mengerjakan proyek konstruksi di Bali. Sungguh malang, pada tahun 1998 iklim perpolitikan di Indonesia bergejolak sehingga menyebabkan krisis moneter terjadi hingga setahun lamanya. Alhasil kondisi itu memberikan imbas ke berbagai bidang, salah satunya industri konstruksi yang ada di Inodnesia.

“Pada waktu krisis tahun 1998, semua proyek pembangunan mandeg alias berhenti total”, kenang Nyoman Widiasa.

Namun ia tidak ingin menyerah begitu saja, dirinya tetap berusaha mencaricari peluang yang sekiranya bisa ia kerjakan. Saat itu ia dipertemukan dengan seorang arsitek berkebangsaan Inggris yang berkantor di Singapura. Ia datang ke Indonesia untuk mencari kandidat SDM yang akan ia gandeng untuk mengerjakan proyek lanskap di Selangor, Malaysia. Tawaran itu datang kepada Nyoman Widiasa yang kemudian diterimanya. Hanya saja ia sendiri tidak memiliki dasar keilmuan di bidang lanskap pada waktu itu.

“Saya hanya disodori file yang harus saya pelajari, dalam dua hari saya dapat mengerjakan desain lanskap dan ternyata diterima dengan baik”, tuturnya.

Setelah berhasil mengerjakan proyek di Selangor, Nyoman Widiasa mulai menemukan passion-nya di bidang lanskap. Ditambah kegemarannya dalam hal merawat tanaman membuat ia makin yakin untuk serius menekuni bidang tersebut. Hasil kerja yang memuaskan juga membuat ia mendapat tawaran untuk mengerjakan berbagai proyek lainnya.

Hingga pada tahun 2004 Nyoman Widiasa memutuskan untuk bekerja secara mandiri. Ia mulai mendapatkan proyek-proyek secara pribadi sampai akhirnya memutuskan untuk membangun perusahaan milik sendiri yang diberi nama Cahaya Semesta Landscape. Seperti manfaat cahaya yaitu menerangi sekitarnya, Nyoman Widiasa ingin melalui usaha tersebut ia dapat memberikan cahaya harapan bagi semua orang. Termasuk kepada para pekerja yang selama ini telah membantunya mengerjakan berbagai proyek, secara langsung ia telah membuka lapangan pekerjaan untuk masyarakat.

Nyoman Widiasa berpesan kepada para generasi muda untuk yakin dan tekun dalam menjalani usaha yang telah dimulai. Meskipun tantangan akan selalu ada, ia yakin semua itu dapat dilalui. Apalagi di tengah era kemajuan teknologi seperti sekarang di mana segala informasi dapat diakses dengan mudah. Tentunya hal itu akan semakin memudahkan generasi masa kini untuk menghadapi tantangan yang ada asalkan mau berusaha.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

error: Content is protected !!