Antara Kontradiktif atau Vice Versa Alex Akhirnya Buktikan Mampu Membuka Cabang Ketiga di Era Pandemi

Daya beli masyarakat tak terelakkan mengalami penurunan saat pandemi, namun soal kesehatan mendorong mereka untuk memulai kebiasaan baru untuk berolahraga. Fenomena ini bisa menjadi kontradiktif bagi Alex yang memiliki bisnis penjualan vitamin dan suplemen untuk fitness atau bisa jadi vice versa. Bila ia menggerakkan inovasi dengan bekerja sama sesama owner lainnya yang masih ada di satu rumpun bisnis, bukan tidak mungkin Bali Gym Store justru makin eksis membuka cabang di masa pandemi.

Omzet penjualan yang mengalami penurunan, menggertakkan strategi pria kelahiran Jakarta ini, mengambil celah bekerja sama dengan produsen untuk mengerjakan beberapa proyek home gym yang tengah menjadi pilihan masyarakat, karena pusat kebugaran yang harus tutup sementara. Gagasan tersebut meliputi pemasaran produk alat-alat gym dan aksesorinya yang kini sudah terimplementasi di perumahan umum warga, vila hingga Jakarta.

Perpindahan Alex ke Bali pada tahun 1998, bukan tanpa alasan mendalam. Ia diboyong orang tuanya yang mengalami kebangkrutan dengan bisnisnya, saat usianya sekitar 12 tahun. Di Pulau Dewata, orang tuanya berupaya menata hidup kembali dari nol. Seiring usia bertambah Alex pun dilibatkan, ia patut ikut berjualan di empat sekolah swasta berbeda, yaitu CIS (Citra Insan Sejahtera) Dalung, JB (Jembatan Budaya) School, Sekolah Pelita Bangsa dan sekolahnya di SMP Santo Yoseph. Sebelum tamat SMA, kegiatan tersebut pun masih berlangsung.

Alex kemudian melanjutkan kuliah di Program Ekstensi STIKOM (Sekolah Tinggi Ilmu Komputer) Bali, yang mempertemukannya dengan relasi-relasi penting salah satunya Bapak Bona pemilik dari Travel Bali Dwipa, yang menginspirasinya bagaimana sosok tersebut begitu tertata dan tekun dalam mengikuti setiap mata kuliah dengan usia yang jauh lebih senior. Padahal bisa saja beliau memilih untuk menikmati hasi kerja kerasnya di perusahaan. Menyaksikan hal tersebut, membuat Alex sebagai anak muda yang cenderung menghabiskan waktu untuk nongkrong dengan teman-teman dan jelas-jelas belum memiliki kestabilan ilmu dan materi, secara tidak langsung tersindir dan membenah diri. Ia kian membuka hatinya untuk banyak bertukar pikiran dengan berbagai pengalaman beliau, hingga mentransformasikan diri sebagai pengusaha sukses.

Sembari kuliah, Alex sudah mulai nge-gym dengan tujuan meningkatkan massa otot. Ia pun mulai melirik produkproduk protein untuk dikonsumsi sebagai pemula yang dikirimkan dari Surabaya. Dari sebagai pelanggan, ia kemudian tertarik membuka lapak produk tersebut di Bali, karena toko suplemen yang besar belum banyak. Pengajuan kerja sama ia layangkan via telepon, secara kilat ditanggapi positif oleh rekannya tersebut, meski modalnya masih minim.

Tanpa sepengetahuan orang tua, Alex pun melakukan penjualan di Kaskus situs forum diskusi sekaligus strategis untuk berjualan online. Transaksi di satu wilayah, ia lakukan dengan sistem COD (Cash on Delivery) di penetapan satu lokasi yang sama untuk seluruh customer-nya, di Simpang Enam Dunkin Donuts. Berjalannya waktu, Alex pun tak mungkin terus menerus mengandalkan penjualan dari COD saja, ia mengambil taktik selanjutnya dengan menjadi member di tiga gymnastic yang ramai di Denpasar. Caranya, tidak secara terang-terangan memasarkan produknya, namun menemui langsung para peserta gym.

1,5 Tahun berjualan via daring, Alex akhirnya membuka toko offline-nya dengan brand Bali Gym Store di Jl. Tukad Yeh Aya, Renon kemudian pindah ke Jl. Mahendradatta No. 100C. Menyusul cabang selanjutnya berlokasi Jl. Raya Canggu, No. 188 dan baru dirintis berlokasi di Singaraja, tepatnya di Jl. Ahmad Yani No.191. Target cabang selanjutnya, ia berencana akan membuka cabang di Uluwatu dan Ubud. Hal ini terkait dengan produk suplemen vegan protein yang sudah dirilis Alex. Bagi mereka yang menganut gaya hidup vegan, dengan tetap memiliki postur tubuh yang kencang dan fit, layaknya petarung.

Bicara harga, membandingkan dengan harga di marketplace tentu lebih variatif dan cenderung di bawah harga standar. Selain bisa menimbulkan overthinking bagi si pengonsumsi, apakah produk bisa dijamin keasliannya, Alex juga menambahkan alasan lain, kelebihan dengan berbelanja di toko secara langsung. Bisa sekaligus bebas berdiskusi, konsultasi dan edukasi. Karena memang pengetahuan suplemen fitness ini bisa dikatakan masih awam oleh masyarakat. Demi mendapatkan benefit yang optimal, tentunya dengan excersise yang rutin dilakukan, Alex selalu terbuka memberikan masukan dan pantangan untuk mendapatkan massa otot yang diinginkan. Selebihnya jadikan olahraga ini sebagai gaya hidup, terlepas olahraga apapun, bila kasta tertinggi itu sudah tertanam dalam diri kita, memiliki tubuh yang sehat dan bugar adalah yang utama.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

error: Content is protected !!