World Psoriasis Day Pertama di Bali
Auto Imun Psoriasis, nama yang sangat jarang terdengar di kalangan masyarakat umum serta pengucapan yang sulit, tapi mampu membuat penderitanya malu,minder, putus asa, depresi serta menurunkan kwalitas hidup penderita. Namun demikian psoriasis bukanlah penyakit menular dan bisa dikontrol dengan penanganan yang baik.
Dalam rangka World Psoriasis Day yang diperingati setiap tanggal 29 Oktober, kami dari Komunitas Psoriasis Nasional Bali (KPNB) dengan Ketua Ni Putu Nanik Rahayu bersama mentor, Ketua Departemen Dermatologi dan Venereologi FK UNUD / RSUP Sanglah Denpasar , Prof. dr. Made Swastika Adiguna SpKK(K-DT) FINS.DV,FAA.DV memperingati World Psoriasis Day pertama kali di Bali, pada tanggal 2 november 2019 di Warung Mogan Vegetarian, Mundu Taki Dalung dengan tema Let’s Get Connected, mari kita saling terhubung antar member, saling menguatkan, tentunya saling berbagi pengalaman. Acara yang dihadiri anggota KPNB beserta keluarga pendamping, dan konsultasi gratis seputar psoriasis dengan prof swastika adiguna SPKK, dilanjutkan meditasi bersama Pak Kadek Sukadana Prehasta. Pikiran salah satu pemicu , sebagai faktor resiko pemicu terjadinya psoriasis, untuk itu diharapkan agar bisa mengendalikan pikiran, dengan cara rutin meditasi setiap hari dan tentunya selalu kontrol ke dokter karena psoriasis tersebut multifaktor bersifat sistemik yang sangat berpengaruh dengan organ tubuh penderita. Di harapkan penyintas psoriasis jangan mengobati diri sendiri karena akibat sangat fatal. Gaya hidup sehat dengan menjaga pola pikir, pola makan dan gerak yang seimbang dan seperti motto dari mentor KPNB yaitu, TeMeS yang artinya Terima, Mengalir dan Senyum.
KPNB mengucapkan terima kasih kepada Warung Mogan Vegetarian, Pak Ketut Suswanto sehingga acara kami bisa terlaksana dengan baik dan Pak Kadek Sukadana Prehasta yang telah membimbing kami untuk meditasi.
Tak ada satu pun orang yang mau menderita psoriasis. Maka dari itu, apabila kamu menemui orang yang hidup dengan Auto Imun Psoriasis, janganlah kamu singkirkan dan diskriminasi mereka. Sebaliknya kamu bisa menyebarluaskan informasi seputar psoriasis kepada lingkungan terdekat sehingga semakin banyak orang mendengar dan mengetahui tentang psoriasis tersebar luas dan mendapatkan pengobatan yang tepat.