Integritas dalam Kepintaran Bisnis Pondasi Utama Kesuksesan yang Berkelanjutan
Yusak Samadji Pranoto, Wijaya Ng dan partner adalah individu yang memiliki komitmen yang kuat untuk membangun integritas dan etika dalam bisnis mereka. Mereka sadar bahwa integritas dan etika merupakan nilai-nilai inti yang tidak boleh dikompromikan dalam menjalankan perusahaan.
Yusak Samadji Pranoto lahir di Jember, Jawa Timur, dan pindah ke Surabaya pada usia tujuh tahun. Setelah tinggal di sana selama 20 tahun, ia pindah ke Bali. Orang tuanya memberikan pendidikan ketat dan mengajarkan pentingnya memiliki pengetahuan yang luas. Yusak juga memiliki ketertarikan pada ilmu bela diri, yang ia pelajari dari keluarganya yang merupakan keturunan “Sang Buaya Kapasan” yang ahli dalam kungfu dan pertunjukan barongsai, serta memiliki sikap kritis dan pemberontak terutama di zaman penjajahan Belanda. Wijaya Ng, mitra bisnis Yusak, lahir di Medan dan memiliki latar belakang pendidikan yang disiplin. Ia tumbuh dengan nasihat yang kuat bahwa integritas adalah hal yang penting, bahkan jika memiliki kekayaan yang melimpah. Pengarahan dan contoh nyata dari orang tuanya membentuk karakter Wijaya yang lebih mengikuti petunjuk orang tuanya daripada tren anak-anak zaman sekarang. Dalam masa kanak-kanak, interaksi langsung dengan orang lain melalui kunjungan ke rumah menjadi lebih berarti daripada bergantung pada gadget seperti saat ini.
Yusak dan Wijaya sangat menghargai nilai-nilai etika dan menjaga karakter mereka, seperti pepatah yang mengatakan bahwa kehilangan karakter berarti kehilangan segalanya. Mereka menyadari bahwa uang dan materi bukanlah segalanya, tetapi karakter yang kuat dan integritas memiliki nilai yang tak ternilai. Dengan memprioritaskan etika dan mempertahankan karakter yang baik, mereka telah membentuk pondasi yang kokoh untuk kesuksesan dalam kehidupan pribadi dan bisnis mereka di PT Labda Anugerah Tekstil.
Yusak dan Wijaya bersyukur dilahirkan dalam situasi ekonomi yang kurang berkecukupan, hal ini membuat mereka menghargai proses dan pengalaman yang mereka dapatkan, khususnya dalam merintis bisnis. Sebelum Yusak bermitra dengan Wijaya, ia sempat berjualan pakaian sambil kuliah, dan pada tahun 1992 ia ditawarkan oleh iparnya untuk memulai usaha kecilkecilan di bidang tekstil di Bali. Namun usaha tersebut hanya bertahan selama tiga tahun, karena mereka menghadapi masalah pembayaran dari pelanggan. Lepas dari pengalaman tersebut, Yusak kemudian mencoba merintis berbagai jenis bisnis yang cocok untuknya. Sampai akhirnya Yusak dan Wijaya beserta rekan partner sepakat untuk merintis bisnis bersama.
Pada bulan Februari 2020, PT Labda Anugerah Tekstil yang dipimpin oleh Yusak dan Wijaya secara resmi memulai operasinya. Perusahaan ini berupaya keras untuk membedakan dirinya dari citra umum perusahaan tekstil yang merusak lingkungan, dan dengan tegas membantah anggapan tersebut. Di Indonesia, terdapat sekitar 3.000 perusahaan tekstil yang masih minim peduli terhadap lingkungan, meskipun pada tahun 1990-an Indonesia dikenal sebagai pusat bisnis tekstil terbesar di Asia Tenggara. Namun PT Labda Anugerah Tekstil hadir dengan pendekatan yang berbeda, yakni membangun sebuah perusahaan digital printing tekstil yang modern, berkualitas, berdaya saing tinggi, berintegritas, beretika dan memiliki tata kelola atau manajemen yang baik. Salah satu bukti nyata dari komitmen perusahaan ini terhadap kepedulian lingkungan adalah penghargaan dari Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) sebagai perusahaan digital printing tekstil pertama kali di Indonesia yang menggunakan bahan baku printing ramah lingkungan (eco friendly) pada tahun 2022, serta sertifikat ISO terbanyak (ISO 9001, ISO 45001, ISO 14001 dan ISO 27001) yang diperoleh melalui proses sertifikasi oleh Badan Sertifikasi Internasional SZUTEST yang independen dan profesional.
Bukanlah hal yang mudah untuk mendapatkan penghargaan tersebut di masa pandemi Covid-19. Melalui berbagai tahap verifikasi dan pengujian oleh Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API), kemudian direkomendasikan dan berhasil memperoleh penghargaan dari MURI. Ini merupakan kebanggaan bagi bangsa Indonesia, dan penting untuk menjaga agar penghargaan tersebut tidak dirampas oleh negara lain, jadi jangan hanya memikirkan keuntungan semata, penting juga untuk mempertimbangkan etika dan integritas dalam setiap langkah yang diambil suatu bisnis.
Hal ini terlihat dari logo perusahaan PT Labda Anugerah Tekstil, di mana dasar putih melambangkan niat baik dan warna merah di tengah melambangkan motivasi dan semangat yang membara. Namun, perlu diingat bahwa ambisi yang berlebihan dapat mendorong pengorbanan yang tidak sehat. Oleh karena itu, warna merah dilindungi oleh warna kuning yang melambangkan kebijaksanaan dan etika bisnis yang berintegritas. Selain itu, penambahan warna hijau dalam logo perusahaan memaknai pentingnya kontribusi bersama dengan mitra yang tercantum dalam konsep 6P, yaitu Pemasok, Pemilik, Pekerja, Pelanggan, Pemerintah dan Persistence (ketekunan dalam menjaga lingkungan).
Dalam konsep ini, perusahaan tidak mengenal ungkapan “Pelanggan adalah Raja”. Bagi mereka, semua pihak dianggap sama pentingnya, tanpa memandang posisi sosial atau hierarki. Mitra merupakan saat di mana mereka mencapai kesepakatan saling menguntungkan dengan pemasok, pelanggan, dan pihak lainnya (6P). Perusahaan PT. Labda Anugerah Tekstil berkomitmen untuk menjalin hubungan yang adil dan saling menguntungkan dengan semua pihak terkait dalam bisnis mereka.
Yusak dan Wijaya mengaku masih banyak butuh proses belajar, di usia PT Labda Anugerah Tekstil yang baru dua tahun. Mereka berharap perusahaan ini menjadi role model perusahaan lain dalam integritas dan etika. Diharapkan bisa mewariskan ke generasi selanjutnya. Mereka menyadari bahwa mewariskan nilai-nilai ini kepada generasi selanjutnya adalah tanggung jawab yang besar. Oleh karena itu, Yusak dan Wijaya berdedikasi untuk terus mengembangkan budaya perusahaan yang berintegritas dan etis, sehingga nilainilai tersebut dapat terus diterapkan dan dijunjung tinggi oleh karyawan perusahaan di masa depan.