Tetap Optimis dalam Mengembangkan Usaha
Tak pernah terbesit dalam benak Made Budayasa memilih untuk menjadi seorang pengusaha. Obrolan singkat dengan sang adik berhasil membuka pikirannya bahwa hobi memasak yang ia miliki mampu membawanya menjadi seorang pengusaha. Lama berkecimpung dalam dunia pariwisata dengan sederet pengalaman yang mumpuni, menjadi modal utama Made dalam menjalankan Warung The Ulam, sebuah restoran yang menyajikan makanan laut sebagai menu utama. Berbagai kesuksesan telah diraih olehnya berkat dukungan keluarga yang senantiasa siap membantu kapan saja. Memulai usaha dari nol hingga kini mampu bertahan kian berkembang seiring waktu. Di balik kesuksesan Made, berbagai pengalaman hidup telah ia lewati hingga mampu mencapai titik seperti saat ini.
Sebagai putra keenam dari tujuh bersaudara, Made dibesarkan dengan penuh kasih sayang di sebuah tanah pertanian di Desa Buduk, Mengwi, Badung. Lingkungan persawahan begitu akrab di benak Made kala itu. Di sela-sela kesibukannya sebagai siswa yang duduk di bangku sekolah dasar, merawat hewan ternak seperti sapi dan babi menjadi bagian dari tanggung jawab sehari-hari yang diberikan orang tua. Sebagai putra seorang petani, Made terbiasa menjalani hari dengan sibuk bekerja di ladang. Di samping merawat ternak seperti mengembala sapi, Made kerap mengisi waktu luang untuk belajar bersama-sama sambil menggembala. Pekerjaan rumah tangga dan merawat bayi terbiasa dilakukan Made di masa itu.
Di tengah kondisi perekonomian keluarga yang mencukupi, dalam dunia akademis, Made merupakan salah satu siswa berprestasi dengan nilai rapor di atas rata-rata. Di sela-sela kesibukannya sebagai siswa, menggiling padi dan meletakannya di penyimpanan menjadi rutinitas keseharian Made sepulang sekolah. Menginjak masa remaja, pada tahun kedua, Made pindah sekolah ke SMA Negeri 1 Denpasar dan tinggal bersama kakak yang sudah menikah. Berangkat sekolah dengan menaiki angkot menjadi kenangan manis masa remaja Made dari Jl. Tukad Balian, Renon menuju sekolah.
Lulus SMA, Made memutuskan untuk masuk ke dunia pariwisata dengan melanjutkan perkuliahan di Universitas Dhyana Pura Diploma I Jurusan F&B Service selama 6 bulan. Lulus kuliah sebelum mendapatkan Ijazah, Made di terima bekerja di Hotel Hilton Nusa Dua dan menghabiskan waktu selama 15 tahun bekerja sebagai waiter. Made menikah dengan istri pertama kemudian memutuskan untuk berhenti dan melanjutkan karier dengan bekerja di Kapal Pesiar selama 4 kali keberangkatan. Kepulangan Made ke Bali diawali dengan musibah yang terjadi hingga sang istri meninggalkan Made untuk selamanya.
Titik nadir membayangi hidup Made hingga suatu ketika sang adik menganjurkan Made untuk membuka sebuah usaha makanan laut. Dengan sedikit bantuan materi dari adik, semangat Made mulai bangkit dan memutuskan untuk membuka usaha makanan laut yang diberi nama Warung The Ulam. Seiring berjalannya waktu, Usaha Made mulai berkembang, tak lama setelah Made menikah untuk kedua kalinya, dengan menonjolkan kualitas rasa, pelanggan mulai berdatangan. Tekad kuat serta kegigihan Made bangkit dari permasalahan, memberi dampak bagi kemajuan usaha made di mana hal tersebut menjadi dorongan untuk mengembangkan serta mempertahankan Warung The Ulam di masa pandemi. Setiap proses yang ia jalani mampu memberikan inspirasi bagi para entrepreneur muda Bali untuk mewujudkan cita-cita menjadi seorang entrepreneur sukses.