Terbiasa Berdagang Sejak Kecil Menikmati Buah Kerja Keras di Masa Tua
Dengan mengenal dunia dagang sejak masa kecil, Raka Arianata tidak hanya menjadi berpengalaman dalam berjualan, tetapi juga terampil dalam mengelola keuangan pribadinya. Melalui pengalaman berdagang, ia belajar untuk merencanakan dan mengatur keuangannya dengan cermat. Namun, karena sudah berhasil menghasilkan uang melalui usahanya, ia merasa enggan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang kuliah. Akibatnya, ia agak sembarang untuk menentukan masuk ke fakultas mana, yang akhirnya terpilih pada Fakultas Peternakan, Universitas Udayana meskipun bidang tersebut tidak sesuai dengan minatnya. Baginya, kuliah hanya menjadi formalitas untuk mendapatkan gelar sarjana, sementara minat dan bakatnya tetap tertuju pada dunia berdagang.
Sambil kuliah, Raka tetap mempertahankan semangat dagangnya dengan berjualan telur asin dan telur bebek yang ia ambil dari distributor dan menjualnya di Sukawati. Usahanya terus berkembang dan hingga memiliki karyawan. Sebelum menyelesaikan kuliahnya, Raka pun mendapatkan kesempatan bekerja di perusahaan ekspor kerajinan dari seluruh Indonesia ke Jepang. Ini mengharuskannya cuti kuliah selama 1,5 tahun karena terikat kontrak kerja. Setelah kontrak berakhir, Raka kembali cuti selama setahun untuk bekerja di perusahaan Jepang tersebut.
Raka merasakan ketidaknyamanan dalam bekerja di perusahaan, meskipun naik pangkat menjadi supervisor dan kemudian menjadi manajer dalam waktu singkat. Ia merasa terikat dengan sistem manajemen perusahaan. Pertemuan dengan seorang pembeli yang terkesan dengan keterampilannya semakin menguatkan perasaan tersebut. Pembeli tersebut menyarankan agar Raka tidak terus menjadi karyawan yang memperkaya orang lain, melainkan memanfaatkan bakatnya untuk merintis bisnis sendiri. Ia bahkan ditawari bantuan modal jika ia membutuhkannya. Meskipun tergugah dengan tawaran tersebut, Raka ragu untuk berhenti bekerja, terutama setelah diminta pemilik perusahaan untuk memperpanjang kontrak selama satu tahun. Namun, akhirnya Raka memutuskan untuk mengambil risiko. Ia memperpanjang kontraknya hanya selama enam bulan dengan tujuan segera mewujudkan mimpinya sebagai seorang wirausaha.
Setelah mengundurkan diri, Raka fokus untuk menyelesaikan skripsinya di perguruan tinggi dan berhasil menyelesaikannya dalam waktu tiga bulan. Namun, ia tidak langsung membuka usahanya. Sebagai langkah persiapan, Raka mulai mengumpulkan relasi dan mencari supplier secara independen di bidang ekspor secara door to door yang paling laris di pasaran. Hingga tahun 1999, Raka merasa siap untuk mewujudkan impian bisnisnya. Ia mendirikan usaha galeri seni kerajinan kayu yang menyediakan patung ukiran tangan yang diberi nama “Werochana Wood Carving” dengan lokasi di Jl. Ir. Sutami, Kemenuh, Sukawati, Gianyar. Karya-karya yang dipamerkan di sini memiliki harga yang sebanding dengan kualitas dan kerja keras yang dilakukan oleh para ahli dalam menciptakan setiap karya.
Werochana Wood Carving tidak hanya merupakan hasil dari tekadnya sendiri, tetapi juga menjadi wujud dari harapan yang belum terwujud dari orangtuanya untuk memiliki galeri seni. Di dalamnya, Raka mempersembahkan karya-karya yang menggambarkan keindahan dan kehalusan ukiran kayu yang memukau. Setiap karya seni yang dipajang di galeri ini mencerminkan ketekunan dan keahlian yang hanya dapat dicapai melalui dedikasi dan jam terbang seorang seniman. Ia memahami betul nilai seni dan kerja keras yang telah diinvestasikan oleh para seniman dalam menciptakan setiap karya. Dengan membuka galeri seni ini, Raka berharap dapat memberikan pengalaman berharga bagi para pengunjungnya, serta menjadi bagian dari perjalanan seni dan warisan budaya dalam industri kerajinan kayu.
Dari keberhasilan galeri seni, Raka dan istrinya memutuskan untuk memperluas bisnis mereka dengan merambah ke industri resort. Mereka bekerja sama dengan kolaborasi yang baik, dengan istri Raka fokus dalam melayani pelanggan dan dirinya sendiri berperan di bidang manajemen di belakang layar. Keduanya berbagi pandangan yang sama di masa sekarang ini, mereka tidak memiliki ambisi tertentu dalam hal target penjualan. Mereka lebih mengutamakan menikmati alur bisnis yang mereka jalani, dan menempatkan kepuasan pelanggan sebagai prioritas utama. Bagi mereka, keberhasilan bukanlah sekadar mencapai angka penjualan yang tinggi, tetapi juga memberikan pengalaman tak terlupakan kepada para tamu resort maupun Werochana Wood Carving.
Dengan mengutamakan kepuasan pelanggan dan menikmati setiap langkah dalam bisnis mereka, Raka dan istrinya berhasil menciptakan atmosfer yang positif dan sukses dalam bisnis mereka. Mereka bangga dapat menyediakan pengalaman yang memuaskan bagi para tamu dan terus berusaha meningkatkan kualitas layanan yang mereka tawarkan.