Sukses Kelola Usaha dari Masa ke Masa
Dengan pembawaannya yang tenang dan teduh, siapa sangka sosok Bernard Budi Susanto menyimpan talenta yang mendukung kiprahnya kini menjadi seorang pengusaha. Pemilik Chan’s Coffee & Bakery ini selain keahliannya sebagai seorang pengusaha, melakukan investasi saham serta mengurus keluarga tercinta menjadi keseharian pria kelahiran Lumajang 20 Januari 1979 ini. Baginya, menjadi pengusaha merupakan berkah, di mana dirinya memiliki waktu yang cukup fleksibel sehingga mampu membagi waktu antara menghabiskan waktu bersama keluarga dan mengelola usaha.
Sebagai lulusan Teknik Kimia, memilih menjadi pengusaha bukan hal yang mudah. Jiwa seorang pengusaha telah tertanam di dalam diri Bernard mengingat orang tua yang memiliki basic pengusaha bakery, mendorongnya untuk berani memulai usaha pertamanya usai lulus dari kuliah S2 Manajemen. Keputusan Bernard mengikuti keinginan istri untuk menetap di Bali membuka jalan baginya untuk memulai usaha kala itu.
Melewati kisah hidup di masa kecil yang penuh dengan drama, perpisahan kedua orang tua kala itu merupakan awal mula proses pendewasaan diri Bernard. Berkat niat baik paman dan bibi Bernard, dirinya mampu melanjutkan pendidikan di bangku sekolah dengan membiayai sekolah Bernard. Munculnya ide membuka toko bakery saat itu berawal dari kerabat Bernard yang tinggal di Lampung membuka usaha bakery. Setelah lulus kuliah, Bernard mengambil alih usaha tersebut dan meneruskannya.
Kehidupan kost mulai dijalaninya sejak menginjak remaja. Bersama ibu dan kakak, Bernard tumbuh dewasa tanpa arahan serta didikan dari orang tua. Saat itu muncul keinginan dalam diri untuk bangkit dan berjuang membuat perubahan dalam hidup. Menerima apa adanya kehidupan dan tidak merasa rendah diri adalah satu-satunya jalan agar hidup terasa lebih ringan. Kehidupan masa remaja dihiasi dengan bekerja sambilan untuk mendapatkan penghasilan demi menghidupi kebutuhan sehari-hari. Jiwa pengusaha Bernard sedikit mulai sedikit terasah pada momen ini.
Kemampuan mengelola keuangan lewat kiriman uang yang ia simpan dari orang tua ia kuasai sejak kecil. Pandai berhemat serta mampu membedakan antara keinginan dan kebutuhan ia lakukan demi tercukupi kebutuhan sehari-hari. Rasa syukur Bernard rasakan kala itu ketika dirinya dikelilingi teman-teman yang sportif serta siap membantu kapan saja. Bahkan saat Bernard telah memiliki usaha, hingga saat ini selalu mengundang teman-teman yang senantiasa mendukungnya sebagai bentuk balas budi atas bantuan di masa lalu. Jalinan persahabatan erat masih terjaga hingga kini.
Bernard tumbuh remaja pada zaman di mana anak muda dituntut untuk bekerja di perusahaan besar. Semua itu disebabkan oleh pola pikir zaman dulu bekerja di perusahaan merupakan sebuah kebanggaan. Bernard mengatakan bahwa ayah dengan paman-pamannya memiliki jiwa kompetitif yang tinggi. Dirinya justru memilih keinginannya sendiri untuk mendirikan usaha. Saat lulus kuliah, ia berpikir bagaimana menghasilkan uang agar tidak merepotkan orang tua. Untuk itu segala bentuk pekerjaan ia terima. Toko elektronik menjadi tempat bekerja pertama Bernard sebagai marketing ekspor di Jakarta. Tingginya biaya hidup di Jakarta membuat Bernard berusaha lebih keras agar memiliki penghasilan yang cukup sehingga dirinya tidak perlu lagi menerima uang dari paman yang selama ini membantunya.
Dengan penghasilan serta jumlah tabungan yang cukup, paman Bernard menyarankannya untuk melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi yaitu S2. Sambil bekerja, Bernard melanjutkan kuliah S2 di Jurusan Manajemen sesuai dengan pekerjaannya saat ini. Bernard dituntut untuk memiliki tanggung jawab yang besar mengingat kewajiban yang harus dipenuhinya yaitu lulus kuliah sambil bekerja. Keinginan untuk membuat orang tua bahagia tertanam dalam benak sehingga hal tersebut memotivasi Bernard untuk segera menyelesaikan kuliahnya serta tetap profesional menjalankan pekerjaannya.
Usai menyelesaikan pendidikan S2, Bernard memutuskan untuk pindah perusahaan dan bertemu sang istri pada momen ini. Mengawali biduk rumah tangga bersama istri di Bali merupakan momen tak terlupakan, di mana dirinya harus beradaptasi dengan segala perbedaan kultur budaya yang ada. Kini ia mulai terbiasa dengan kehidupan masyarakat Bali. Hal pertama yang dilakukan Bernard ketika berada di Bali ialah mengadakan survei untuk mendirikan usaha. Chan’s Coffee & Bakery lahir tak lama setelah Bernard menemukan sebuah tempat sewa toko dengan target pasar yang beragam.
Chan’s Coffee & Bakery mengalami perkembangan yang cukup pesat. Dengan mengusung konsep home industry, Chan’s Coffee & Bakery pada awal berdiri menggunakan peralatan terbatas. Kini semua alat yang digunakan sudah berubah menjadi peralatan modern yang menunjang kegiatan usaha. Berbagai tantangan telah dilalui Bernard saat mendirikan Chan’s Coffee & Bakery ini. Berawal hanya beberapa produk, kini, telah terjual berbagai jenis produk mengikuti perkembangan zaman dan selera pasar. Munculnya bentuk usaha sejenis tidak menyurutkan langkah Bernard untuk tetap eksis di dunia usaha bakery. Tetap optimis untuk terus berinovasi dilakukan demi perkembangan usaha seiring dengan bertambah pesatnya kemajuan zaman. Dengan mengedepankan kualitas dalam setiap produk yang dihasilkan, Bernard yakin bahwa perkembangan pasar memiliki siklus sendiri, di mana akan ada masanya masyarakat merindukan sesuatu yang lama. Dengan konsisten dirinya kini masih memegang kuat konsep awal dengan tetap melakukan berbagai inovasi demi mewujudkan usaha yang terus berkembang dan berkelanjutan.