Privilege sebagai Modal Awal dalam Merintis Bisnis Perhiasan yang Berinovasi dan Kreatif

Tidak ada keraguan, bahwa menjadi anak privilege membawa berbagai keuntungan dalam kehidupan, seperti memiliki akses lebih besar ke sumber daya dan kesempatan yang lebih baik, seperti pendidikan, fasilitas kesehatan, dan kesempatan untuk berkembang dalam berbagai bidang salah satunya bidang bisnis. Seperti Feri Antara, dalam usahanya “Karma Jewelry Manufacturer”. Keistimewaan ini mampu membuka pintu baginya untuk menjalin hubungan dan jaringan bisnis yang luas. Syukurnya, Ferry sadar akan pentingnya hak istimewa yang ia miliki untuk digunakan secara bertanggung jawab, meningkatkan kesadaran tentang realitas sosial, bahkan berkontribusi penyediaan lapangan pekerjaan.

Namun, pria kelahiran Denpasar pada tanggal 25 Juni 1997 mengakui bahwa ia pernah terjebak dalam perasaan yang abai terhadap rencana masa depannya. Terlebih lagi, ia terdoktrin untuk melanjutkan usaha perhiasan milik orangtua. Namun, semenjak ia merantau ke Australia dan melanjutkan kuliah S1 dalam bidang Bisnis Kewirausahaan di RMIT (Royal Melbourne Institute of Technology) selama tiga tahun, ia menjadi pribadi yang lebih mandiri ditambah dengan bekerja paruh waktu. Pengalaman di negeri orang, memberinya wawasan yang berharga dan mengubah pandangannya secara signifikan. Ia mulai menyadari pentingnya merencanakan masa depan dengan matang dan berinteraksi dengan orang-orang dari berbagai latar belakang budaya dan profesional, menginspirasinya membentuk visi dan rencana masa depan.

Lulus tahun 2019, Feri menghadapi tantangan baru selama pandemi COVID-19. Dia mengelola Tamantara Suites & Villas, usaha keluarganya di Ubud, yang telah beroperasi sejak 2019 dan selesai dibangun pada Januari 2020. Namun, pandemi menyebabkan beberapa tamu tidak dapat kembali dan sistem penginapan diubah menjadi sewa bulanan dengan harga yang lebih rendah. Keluarga Feri memutuskan untuk menjual properti tersebut karena kesulitan mengelolanya di tengah pandemi. Setelah kesulitan menjual, seorang investor menawarkan sewa properti selama 10 tahun. Feri kemudian beralih ke bisnis perhiasan keluarganya di divisi ekspor. Ia ingin mengubah bisnis tradisional keluarganya dengan teknologi modern, tetapi kesulitan mengadaptasikan ide-idenya. Akhirnya, Feri memutuskan untuk membuka bisnis baru yang sesuai dengan visi dan bisa lebih berinovasi.

Bila usaha perhiasan orangtua bergerak di bidang ritel dan grosir, Feri memutuskan untuk fokus pada bagian produksi. Meskipun ia mengakui dirinya masih pemula dalam hal tersebut, namun terinspirasi oleh kakek yang pernah memproduksi perhiasan dari perak dan emas, Feri dan istri memutuskan untuk melanjutkan warisan sang kakek, dengan nama “Karma Jewelry Manufacturer”. Bisnis ini berfokus pada produksi perhiasan dan melayani klien baik lokal maupun ekspor ke Australia, Eropa, dan Amerika. Ia dan istri pun berbagi tanggung jawab, ia di bagian produksi, sementara istri mengurus penanganan klien. Saat ini, Karma Jewelry Manufacturer pun dibantu 19 karyawan, namun kemungkinan akan menambah jumlah tersebut karena kebutuhan produksi yang terus berkembang.

Salah satu keunggulan utama dari Karma Jewelry Manufacturer adalah harga yang bersahabat karena mereka dapat menjalin hubungan langsung dengan pabrik. Hal ini memungkinkan mereka untuk memberikan nilai tambah kepada klien mereka dengan menghilangkan lapisan perantara yang tidak perlu. Ia pun berkomitmen untuk terus meningkatkan kualitas produk, mengoptimalkan efisiensi produksi, dan selalu mengikuti tren terbaru dalam industri perhiasan. Dengan semangat anak muda yang tak kenal lelah dan tekad yang kuat, Feri bertekad untuk membangun reputasi yang solid dan mendapatkan pengakuan sebagai salah satu produsen perhiasan terbaik di Bali. Dengan pendekatan ini, Feri memiliki visi yang jelas untuk menjadikan Karma Jewelry Manufacturer sebagai salah satu produsen perhiasan terkemuka di Bali.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

error: Content is protected !!