Menjadi Wanita dengan Kemandirian Finansial
Mengalami dampak dari peristiwa kelam Bom Bali tahun 2002, yang mengakibatkan penurunan ekonomi keluarga terutama ayah yang terkena imbas secara langsung, syukurnya terbantu dari pekerjaan ibu sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS), sehingga keluarga Ni Nyoman Yuni Oka Triandini dapat bertahan melewati masa-masa sulit tersebut. Dari pengalaman ini, tumbuh kesadaran yang kuat di pemikiran Yuni akan pentingnya wanita memiliki penghasilan sendiri. Tidak hanya sebagai bentuk kemandirian finansial, tetapi juga sebagai penopang dalam situasi darurat. Dengan memiliki penghasilan sendiri, seorang wanita dapat memberikan kontribusi signifikan dalam mendukung kesejahteraan dalam menghadapi berbagai tantangan.
Peran wanita dalam perekonomian keluarga menjadi semakin krusial, tidak hanya sebagai pendamping tetapi juga sebagai pilar utama yang mampu menjaga kestabilan dan kelangsungan hidup keluarga. Pendidikan dan keterampilan pun menjadi bekal penting, sehingga para wanita dapat memasuki dunia kerja dan mencapai kesuksesan kariernya. Itulah warisan pembelajaran yang telah menapasi karier Yuni sebagai seorang Notaris. Sebelumnya, ia telah mencoba di bidang yang berbeda, bahkan keluar dari zona nyamannya.
Lulus dari SMAN 4 Denpasar, Yuni merantau ke Surabaya, melanjutkan kuliah di STIKOM Surabaya pada jurusan D3 Komputer. Pilihannya pada bidang itu karena di masanya, bidang tersebut tengah naik daun. Setelah tamat, ia kembali ke Bali dan tanpa sepengetahuan orang tua, ia terdorong untuk mengikuti tes CPNS. Ternyata ia dinyatakan lolos dan SK-nya keluar pada tahun 2008, sebulan setelah hasil tes diumumkan. Sambil melanjutkan studi S1 di STIKOM, ia kemudian menjalani pekerjaannya sebagai pegawai negeri.
Memasuki bahtera rumah tangga di tahun 2009, Yuni dan suami yang berprofesi sebagai Notaris di Bangli, merintis karier bersama-sama. Selain sebagai PNS, Yuni juga sembari membuka toko baju dan alat-alat tulis serta memanfaatkan peluang bisnis lainnya untuk membiayai kuliah S1. Sang suami pun tidak keberatan dengan aktivitasnya tersebut. Setelah cukup ngaret Yuni menyelesaikan kuliahnya, karena hamil, namun semangatnya tak surut dan berhasil lulus tahun 2014.
Meskipun telah berhasil menyelesaikan kuliah S1 dan bekerja sebagai PNS, Yuni merasa belum sepenuhnya puas dengan kariernya. Ia merasa ada potensi yang belum sepenuhnya tergali dan ingin mencapai lebih dalam hidupnya. Terinspirasi oleh dedikasi suaminya sebagai notaris, muncullah pemikiran untuk mengikuti jejak sang suami.
Yuni kemudian melanjutkan kuliah S1 Hukum di Surabaya. Atas keputusannya untuk kembali mengambil kuliah sarjana di bidang yang berbeda, Yuni sangat bersyukur karena orang tua memberikannya kebebasan. Tanpa banyak pertimbangan lagi, pada tahun 2018, ia langsung melanjutkan S2 Notaris di Universitas Warmadewa hingga tahun 2020. Di tahun yang sama, Yuni dengan berani keluar dari zona nyamannya, dengan mengajukan surat kemundurannya dari PNS setelah selama 11 tahun menjalaninya. Enam bulan kemudian, persetujuan dari kepala kantor akhirnya keluar setelah Yuni menegaskan bahwa ia akan berkarier sebagai notaris sambil menjadi ibu rumah tangga. Proses perjalanan Yuni untuk berprofesi sebagai notaris seolah berjalan dengan begitu mulus. Setelah menyelesaikan studinya, ia magang selama dua tahun di Bangli, di bawah bimbingan seorang notaris yang merupakan kolega dari suaminya. Selama masa magang, Yuni mendapatkan banyak pengalaman praktis dan pengetahuan mendalam mengenai profesi notaris. Kesempatan kemudian datang kepada Yuni tanpa hambatan, untuk mengikuti ujian kode etik dan ujian PPAT (Pejabat Pembuat Akta Tanah). Yuni menghadapi ujian-ujian tersebut dengan tekad dan persiapan yang matang, dan ia berhasil lulus dengan baik. Proses selanjutnya termasuk pengangkatan resmi sebagai notaris dan pelantikan berlangsung dengan lancar. Yuni sama sekali tidak berekspetasi bahwa perjalanan kariernya akan secepat dan semulus ini. Keberuntungan pun terus berpihak padanya ketika ia mendapatkan penempatan di jantung Kota Denpasar, sebuah lokasi strategis yang menjadi pusat berbagai kegiatan bisnis dan hukum. Penempatan ini bukan hanya memberikan kesempatan untuk memperluas jaringan profesionalnya, tetapi juga memungkinkan Yuni untuk melayani lebih banyak klien dengan kebutuhan hukum yang beragam.
Desember 2023, Yuni meresmikan kantor Notaris PPAT miliknya yang berlokasi di Jl. Gunung Soputan No. 247, Banjar Padangsumbu Kaja, Padangsambian Klod, Denpasar Barat. Peresmian ini merupakan awal dari perjalanan dan dedikasi Yuni dalam bidang hukum dan kenotariatan. Kantor ini tidak hanya menjadi tempat Yuni menjalankan praktik profesinya, tetapi juga simbol keberhasilannya dalam mencapai salah satu tujuan hidupnya. Klien pertama Yuni adalah teman suaminya serta beberapa teman lainnya, yang dengan percaya memberikan kepercayaan mereka kepada Yuni. Meskipun demikian, adaptasi dalam menjalankan kantor barunya tidaklah mudah. Yuni harus menghadapi berbagai tantangan, terutama dalam hal penyesuaian operasional dan manajemen kantor.
Beruntung, suaminya selalu siap membantu. Dukungan dari suaminya sangat berarti, baik dalam memberikan saran-saran praktis maupun dukungan moral. Dengan kerja keras dan kolaborasi yang baik, kini kantor Notaris PPAT Yuni telah mempekerjakan empat karyawan yang kompeten dan berdedikasi. Para karyawan ini membantu Yuni dalam menjalankan berbagai tugas administratif dan operasional, sehingga Yuni bisa lebih fokus pada tugas-tugas kenotariatan dan memberikan pelayanan terbaik kepada kliennya.
Di luar ekspektasi, bahkan tak berani berharap setinggi itu, begitulah Yuni mengekspresikan perasaannya dalam mencapai puncaknya sebagai wanita Bali yang memilih juga untuk berkarier. Ia sangat bersyukur memiliki suami dan keluarga yang mendukungnya dalam setiap langkah kariernya. Dukungan ini sangat berarti bagi Yuni, karena tanpa mereka, pencapaiannya mungkin tidak akan secepat dan semulus ini. Terutama di era globalisasi, membuat Yuni juga mengerti bahwa kemandirian finansial memberikan rasa aman dan kekuatan untuk menghadapi berbagai tantangan hidup. Oleh karena itu, ia terus mendorong dirinya untuk belajar dan berkembang dalam karier profesionalnya sebagai notaris. Baginya, kemampuan untuk berdiri di atas kaki sendiri adalah bagian penting dari menjadi wanita yang tangguh dan berdaya di era globalisasi ini.