Menekuni Bisnis Kecil dengan Bijak Mengatur Waktu
Kesuksesan adalah sebuah konsep yang relatif bagi setiap individu. Bagi Made Rajeg, sukses bukan hanya sebatas tentang memiliki kekayaan yang berlimpah, tetapi juga tentang memiliki kemampuan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, membayar kewajiban, tagihan dan sebagainya, lewat tiga bisnis kecilnya, sudah cukup patut disyukuri.
Made Rajeg semasa menempuh pendidikannya, ia tergolong anak yang pintar, khususnya dalam ilmu Biologi dan sering mengikuti olimpiade, tak salah ia pun mencoba mendaftar di Fakultas Kedokteran Universitas Udayana. Namun apa daya upayanya tidak membuahkan hasil. Tanpa menyerah, ia kemudian mengambil jalan lain dengan mendaftar di jurusan Teknik Mesin. Meskipun bukan pilihan awalnya, Rajeg berhasil menyelesaikan kuliah dalam waktu 3,5 tahun, ini adalah berkat menjunjung tinggi nilai tekun mengikuti kuliah dan patuh terhadap kewajiban sebagai mahasiswa di jurusannya.
Setelah lulus, Rajeg menyatakan tekadnya jangan sampai menganggur dan bersedia menerima pekerjaan apapun. Ia mengirimkan lamaran ke beberapa perusahaan tanpa memandang bidang pekerjaannya. Ia pun sempat bekerja sebagai Sales di perusahaan provider, Sales Promotion Boy di SPBU dan sebagai Team Leader (TL) di industri rokok. Melangkah ke tahun 2009, Rajeg memutuskan untuk menikah dan menyadari bahwa ia perlu menambah sumber penghasilan yang lebih stabil, ia putuskan pun membuka usaha pertamanya, yakni laundry pada 2010 bernama “Bintang Bali Laundry”. Pelanggan pertamanya tak lain adalah tempatnya bekerja sebagai sales dan berhasil menjalin kemitraan sampai saat ini. Dalam kurun waktu delapan tahun, usaha laundry tersebut berhasil menyebar sampai sepuluh lokasi outlet.
Di tahun 2017, pria asal Desa Tajun, Singaraja ini, memutuskan untuk merintis bisnis baru dengan mendirikan sebuah showroom mobil. Ide ini muncul karena terinspirasi dari kakak sepupunya yang bekerja di showroom, dekat degan salah satu outlet laundrynya. Ia pun sering main ke sana, akhirnya bersama adik dengan modal sebesar Rp300 juta, Rajeg memulai perjalanan bisnis “Bintang Bali Motor”. Namun seperti dalam kisah bisnis yang lain, perjalanan Rajeg tidak selalu mulus, saat orang tuanya jatuh sakit, dana yang seharusnya dialokasikan untuk pengembangan bisnis showroom mobil harus dipakai untuk biaya pengobatan orang tua. Pada tahun 2019, bisnis Rajeg kembali diuji dengan datangnya pandemi Covid-19 yang berimbas pada penurunan modal putar usahanya. Dalam situasi tersebut, semua dana dialokasikan untuk kebutuhan rumah tangga, sehingga usaha Bintang Bali Motor terpaksa terhenti sementara waktu.
Rajeg menunjukkan tekad dan keberanian untuk menghadapi krisis ekonomi yang disebabkan oleh pandemi Covid-19. Ia sadar bahwa dalam dunia bisnis, terkadang diperlukan keputusan yang mungkin tidak menguntungkan dalam jangka pendek, namun dapat memberikan manfaat dalam jangka panjang. Ia yakin bahwa dengan keputusan dan strategi yang tepat, bisnisnya akan terus bertahan dan tumbuh untuk menjawab kebutuhan masyarakat akan kendaraan bekas. Penjualan mobil yang sulit dan kurangnya permintaan dari pasar membuatnya mengambil keputusan untuk melepas mobil dengan harga yang lebih rendah, agar tetap bisa memperoleh pemasukan untuk menghidupi bisnisnya.
Setelah pandemi mereda, ekonomi membaik dan berdampak positif pada tiga bisnis Rajeg, termasuk usaha laundry yang kembali menggeliat dengan operasional dan keuntungan meningkat. Begitu juga dengan bisnis konstruksi borongannya pun yang menambah keberagaman portofolio bisnisnya. Meskipun bisnis-bisnisnya tidak besar, Rajeg merasa bangga dan puas dengan kesuksesannya, menyadari bahwa kesuksesan tidak hanya tentang uang, tetapi juga tentang waktu untuk menikmati kebahagiaan pribadi dan keluarga. “Waktu adalah aset berharga di kehidupan yang kompleks ini, harapan saya sederhana, yakni menjaga keseimbangan karier dan kehidupan pribadi,” ucapnya. Rajeg yakin bahwa dengan menjaga keseimbangan itu, seseorang dapat mencapai kesuksesan sejati dan meraih kebahagiaan yang langgeng.
