Kompaknya Murna & Suaradana dalam Merintis Perjalanan Bisnis dan Persaudaraan
Ada kisah menarik dari kakak beradik pemilik PT Lingkar Jaya Bali, yaitu I Made Murna Wijaya dan Made Suaradana yang memiliki karakter yang berbeda. Murna sebagai kakak, sering kali menunjukkan kenakalankenakalan yang membuatnya sempat dipandang sebelah mata di lingkungannya. Beruntung, Murna memiliki sosok adik yang tak sepenuhnya setuju pandangan sosial negatif tentang kakaknya. Suaradana justru bercermin dari pengalaman Murna yang ia sebut sebagai ‘paket lengkap’ dengan segala kisah sebab-akibat yang telah dialami Murna. Suaradana yang menganggap hidupnya lebih flat, menjadikan pengalaman Murna sebagai pembelajaran berharga juga dalam hidupnya.
Dengan latar belakang karakter yang berbeda, tak menutup kemungkinan Murna dan Suaradana menjadi saudara kandung yang kompak, begitu juga dengan dua saudara mereka yang lain, terutama dalam hal yang riskan yaitu ekonomi. Di zaman edan seperti sekarang ini, masalah ekonomi sering kali memecah belah keluarga dan mendorong orang untuk melakukan hal-hal di luar nalar. Suaradana dengan kebijaksanaannya mengatakan, “Kami tidak mau salah satu di antara kita memiliki ekonomi yang menonjol, harus setara, agar kita terus bisa dekat”. Ungkapan dari hati tersebut menjadi tekad mereka demi mempertahankan kedekatan dan harmoni dalam keluarga.
Momen pendewasaan diri tersebut dialami keduanya setelah sang ibu menderita sakit kangker ganas dan berhasil sembuh dan sehat sampai sekarang ini. Terutama yang mengalami transformasi signifikan dari segi sikap ialah Murna. Murna yang tumbuh di lingkungan yang kurang memperhatikan pendidikan mengambil sikap tegas, setelah lulus SMA memilih Teknik Arsitektur sebagai masa depan kariernya. Ia semakin termotivasi untuk kuliah saat ada yang meremehkannya dengan mengatakan bahwa menyekolahkannya hanya akan membuang-buang biaya. Memasuki bangku kuliah, Murna menunjukkan keseriusannya dengan berhasil menamatkan kuliah tepat waktu. Lepas kuliah, ia langsung terlibat dalam proyek-proyek dengan mitra asing sebagai drafter, salah satunya proyek Swarga Resort di Pecatu, yang mempercayainya sebagai hingga menjadi tangan kanan pemimpin proyek.
Ketekunan dan dedikasi Murna di lapangan, seolah dipahat oleh sinar matahari yang menemani setiap langkahnya, dari fajar menyingsing hingga senja meredup. Dengan semangat yang tak pernah padam, Murna tumbuh menjadi seorang profesional yang tangguh dan terampil, mampu menghadapi segala tantangan yang datang. Tak ayal, kepercayaan dari relasi pun tumbuh dengan sendirinya. Ia pun menjadi lebih percaya diri untuk bebas berkreasi, tanpa di bawah tekanan korporat. Untuk mencapai itu, ia merasa perlu memiliki bendera bisnisnya sendiri. Maka didirikanlah CV Lingkar Jaya Bali pada tahun 2012. Ketua Klub Big Bike Mogmog ini kemudian mulai membangun citranya dalam menangani layanan desain dan konstruksi dengan penuh dedikasi, inovasi, serta komitmen yang tinggi untuk memberikan hasil terbaik kepada para klien. Hingga satu hari, ada proyek besar yang menawarkan kerja sama, namun karena masih berbentuk CV, ia tidak diperbolehkan menangani proyek tersebut. Tanpa pikir panjang, Murna putuskan mengubah bentuk bisnisnya menjadi PT.
Setahun setelah Murna lulus, Suaradana yang merupakan lulusan bidang ekonomi dirangkul untuk turut bergabung mengembangkan PT Lingkar Jaya Bali. Namun, ia masih majumundur bergabung dengan bisnis kontraktor kakaknya, karena merasa tidak memiliki kemampuan di bidang tersebut. Meski demikian, Murna memberikan dukungan penuh kepada Suaradana, bahwa bisnis kontraktor ini akan lebih kokoh jika dijalankan bersama-sama. Dengan merintis bersama Suaradana, Murna berharap bisa menghidupkan kembali kesuksesan ayah mereka yang dulu bekerja sebagai pemborong bangunan. Dan di tangan mereka, warisan bakat tersebut menjadi lebih naik level.
Murna menjabarkan, pemilihan nama “Lingkar Jaya” diambil dari kata “Lingkar”, mewakili makna ketekunan dan keteguhan, untuk terus maju tanpa henti dan kata “Jaya” diambil dari nama Murna sendiri “Wijaya”, yang melambangkan keberhasilan dan kemajuan. Seperti itulah harapan Murna dan Suaradana dalam mengembangkan bisnis mereka yang juga tak luput dari kritik, yang memperkuat posisi bisnis di tengah maraknya kontraktorkontraktor besar di Bali. Mereka memandang kritik sudah menjadi bagian dari proses pembelajaran dan kesempatan untuk memperbaiki di tengah persaingan dengan kontraktorkontraktor besar di Bali. Dengan sikap positif keduanya, mereka melihat kritik sebagai peluang untuk perusahaan yang berlokasi di Jl. Merak, Perumahan Korji Teras No. B02, Unggasan, Jimbaran ini, tumbuh dan berkembang lebih baik lagi.
Eksisnya PT Lingkar Jaya Bali di tahun kedua ini, tak lepas dari ke kerja tim di lapangan. Murna menyoroti adanya tantangan khusus dalam merekrut individu-individu yang tak hanya memiliki keterampilan teknis yang baik, tetapi juga memiliki kemampuan untuk berkolaborasi dalam tim lapangan. Serta menjaga reputasi serta kualitas perusahaan di lapangan menjadi fokus utama. Dalam mempertahankan standar itu, Murna juga terpacu untuk terus belajar dan refleksi diri tentang kepemimpinan timnya dengan efektif. Alhasil, kini PT Lingkar Jaya Bali telah menjadi langganan proyek-proyek milik swasta meliputi vila, hotel, restoran dan perumahan. Tak hanya di Bali, mereka juga menjadi kepercayaan relasi di pulau-pulau seberang, yaitu Lombok dan Nusa Tenggara Barat.
Dalam belantara tantangan dan impian Murna dan Suaradana, dua jiwa yang tidak hanya berbagi darah, tetapi juga visi yang kuat untuk meraih puncak kesuksesan bersama-sama. Kedekatan hubungan mereka menjadi batu loncatan, memberi mereka kekuatan tambahan untuk menghadapi setiap tantangan dengan penuh semangat dan keberanian. Murna dan Suaradana juga membuktikan bahwa persatuan dalam perbedaan mereka adalah kunci keberhasilan. Dengan keterampilan yang saling melengkapi dan jiwa yang bersatu, kesuksesan bukan lagi tentang pencapaian pribadi, tetapi tentang kebersamaan dan kepercayaan. Kiranya kisah Murna dan Suaradana menjadi teladan bagi banyak orang. “Jadi kita tidak hanya mewarisi kesuksesan, tetapi juga nilai-nilai persaudaraan dan solidaritas, sebagaimana diwariskan oleh leluhur kita, demi generasi selanjutnya.”