Kembangkan Bakat Dengan Langkah Berbisnis Di Bidang Yang Beragam

Keluarga yang tidak meninggalkan warisan yang memadai, membuat Ida Bagus Adhi Wijaya Kesuma tumbuh menjadi pribadi yang visioner secara mandiri. Orang tuanya yang sama sekali tidak mengarahkannya untuk menjalani profesi tertentu, memberikannya kebebasan penuh untuk menentukan langkah hidupnya. Dengan penuh risiko dan tanpa pengalaman maupun relasi dalam bisnis yang ia rintis, Adhi Wijaya menunjukkan keberanian dan mental yang kuat untuk menjelajahi dunia bisnis dari nol. Ia bertekad untuk melakukan pembuktian bahwa kesuksesan tidak selalu bergantung pada dukungan awal, tetapi pada visi dan keteguhan hati seseorang dalam mengejar impian dan tujuan mereka.

Inisiatif Adhi Wijaya dalam bertransaksi dagang sudah muncul dalam bisnis galeri patung yang dirintis neneknya sejak tahun 1960, bernama Adil Gallery. Bisnis tersebut berada di masa keemasannya saat Adhi Wijaya duduk di bangku SMP, yaitu pada tahun 1965-1980, dengan pengunjung mencapai 20 orang dalam satu grup setiap harinya. Dalam bisnis yang kini diteruskan ibu dan kakaknya tersebut, Adhi Wijaya bukanlah berjualan patung, melainkan mengambil peluang dengan cuaca Bali yang terik, dengan menjual minuman dingin kepada para tamu, seperti Bir Bintang dengan harga Rp6.000. Namun pada tahun 1998, galeri mulai sepi karena kebanyakan turis hanya mencari patung-patung kecil dan jarang ada yang mengekspor patung ukuran besar.

Adil Gallery terbilang menjadi satu-satunya sumber pemasukan yang diandalkan saat itu, karena ayahnya hanya menjadi kepala desa (1982-1988) yang pendapatannya tidak seberapa. Berkembangnya waktu dan bertambahnya usia Adhi Wijaya, insting dagangnya terpanggil dengan mengiyakan tawaran kerja sama dari nasabah iparnya yang bekerja di bank. Kerja sama tersebut berupa membuka usaha bengkel. Meski tak memiliki latar belakang dalam otomotif, pengalaman bekerja, atau teman yang membuka usaha serupa, baginya bakat itu bisa dikembangkan, tak hanya membatasi diri dari bakat sejak lahir saja. Serta-merta, Adhi Wijaya menyusun perangkat bisnisnya dengan mulai mencari staf, terutama mekanik yang berpengalaman. Hingga di suatu hari yang baik, dibukalah bengkel umum terlebih dulu yang beroperasi selama setahun. Setelah melihat pertumbuhannya, barulah bengkel tersebut bekerja sama dengan salah satu perusahaan diverifikasi besar di Indonesia, PT Astra International Tbk.

Tantangan dalam mengembangkan bisnis bengkel, diungkapkan Adhi Wijaya terletak pada manajemen SDM, karena dirinya yang memang belum memiliki pengalaman. Merujuk ke modal dalam membangun bangunan fisik, ia didukung oleh orang tuanya, sementara modal operasional sebesar Rp100 juta berasal dari bank dengan jaminan sertifikat tanah. Selanjutnya, untuk pengembangan bisnis, Adhi meminjam modal lagi di Bank Century. Di tahun 2008, tantangan tidak terduga pun muncul saat Bank Century mengalami kolaps, untungnya pinjamannya aman, karena bank diambil alih oleh Bank BRI. Sambil menjalankan bisnis, Adhi Wijaya berpikir efisien dengan memilih jalan untuk pindah kuliah ke program ekstensi Ekonomi Manajemen di Universitas Pendidikan Nasional (Undiknas) dan lulus pada tahun 2006.

Kefokusan Adhi Wijaya sukses membuahkan hasil yang signifikan, termasuk sukses mempekerjakan lebih dari tiga orang pekerja kerah biru yang mempercayai bengkel tersebut sebagai tulang punggung mereka, dengan durasi kerja selama 20 tahun. Tidak hanya itu, ia juga menerapkan sistem komputer ringan melalui kerja sama dengan seorang programmer asal Buleleng dan sistem tersebut dilirik oleh tim Astra Jakarta yang kemudian mengadopsi sistem tersebut. Dalam hal promosi, pada masa sebelum media sosial berkembang pesat, Adhi Wijaya menjadi pionir dalam pembuatan banner-banner promosi yang meraup keuntungan yang lebih besar. Berkat kreativitasnya, Adhi Wijaya pun mendapatkan penghargaan berupa perjalanan ke China pada tahun 2010-2011.

Bisnis bengkel yang mulai mengalami penurunan akibat masifnya keberadaan bengkel-bengkel di sekitar, membuat Adhi Wijaya mengambil langkah baru lagi di luar bidangnya. Pada tahun 2017, Adhi Wijaya mengembangkan bakat bisnisnya dalam bisnis penginapan bernama Adil Villa & Resort berlokasi di Jl. Raya Mas Ubud. Sebelumnya, lahan milik keluarga yang akan dibangun penginapan, dikontrak orang Jepang sejak tahun 1997 selama 20 tahun. Setelah kontrak habis, Adhi Wijaya memiliki ide untuk melakukan renovasi. Ketika ia membicarakan rencana tersebut dengan ayahnya, ia tidak dilarang, ataupun diberi persetujuan secara langsung. Segala keputusan sepenuhnya diserahkan kepada Adhi Wijaya. Apalagi dari segi modal, ia sudah cukup mapan, yang ia dapatkan dari investasi lahan yang dibelinya dari keberhasilan bengkelnya.

Kemajuan selanjutnya, Adhi Wijaya tidak mau kehilangan kans. Ia yang masih memiliki aset tanah di Jl. Tukad Badung dari hasil jerih payahnya di bengkel, kemudian dijual demi mendanai pengembangan restoran di Adil Villa & Resort. Penginapan yang menonjolkan pemandangan sawah nan asri tersebut pun diselesaikan pembangunan pada tahun 2019. Pergerakan selanjutnya Adhi Wijaya adalah putuskan membeli sistem manajemen hotel dari penyedia layanan Channel Manager (CM). Ia yang masih awam dalam hospitality, lewat memperoleh perangkat lunak tersebut akan membantu mengelola operasional penginapannya dengan lebih baik, memastikan ketersediaan kamar dan tarif selalu diperbarui di berbagai platform pemesanan online secara otomatis.

Membangun suatu bisnis yang sukses tak lepas dari langkahlangkah dan pemikiran yang berbeda oleh seseorang daripada yang lain. Adhi Wijaya dan tim mengusung pemikiran tersebut dalam bisnis mereka, bahwa tidak ada istilah ‘low season’, bagi mereka, semua adalah high season. Dengan strategi pemasaran yang kreatif dan layanan yang konsisten, mereka berupaya untuk menjaga tingkat hunian yang stabil dan meningkatkan pendapatan secara maksimal. Upaya ini tidak hanya memengaruhi performa bisnis mereka, juga memperkuat posisi mereka di pasar. Dalam mengembangkan bisnisnya, Adhi Wijaya juga fokus pada inovasi dan kepuasan pelanggan. Ia terus mencari cara baru untuk meningkatkan pengalaman tamu, mulai dari memperbarui fasilitas hingga menawarkan paket liburan yang menarik. Akhirnya, keberhasilan Adhi Wijaya dalam bidang-bidang yang belum dijamah secara pribadi, membuktikan bahwa dengan kejelasan pada visi, fokus pada tujuan untuk berkembang ke arah ekonomi yang lebih baik, akan selalu ada jalannya. Jangan lupa untuk selalu yakini bahwa kesuksesan itu adalah hak siapa saja dan syukuri setiap hari kehidupan kita secara mendalam.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published.

error: Content is protected !!