Kedai Murah Rasa Meriah, Menawarkan Aneka Kremes, Ayam Bakar dan Geprek Kekinian 

Seperti keluarga keturunan Tionghoa pada umumnya, Paramitha Handayani Gumi, sudah diperkenalkan berdagang oleh orangtua yang telah merintis toko di kota Negara. Alumni SMAN 1 Negara ini, kemudian melanjutkan kuliah di Jurusan Ekonomi Akuntansi, Universitas Udayana, berharap bisa membantu dan memberikan ‘wawasan’ baru untuk usaha orangtua, yang sistem operasionalnya masih terbilang manual. Ternyata, ia pada akhirnya tak hanya bergelut di usaha orangtua, jiwa dagang juga merambah ke beberapa usaha yang ia niati untuk dicoba. 

Sebelum sampai memiliki bisnis kuliner, Mitha pernah menjual produk lainnya secara online, seperti sebagai reseller pakaian, saat masih sekolah. Memasuki bahtera rumah tangga, barulah ia mulai berbisnis kuliner, yang diawali menjual pancake durian dan olahan durian lainnya yang sempat viral di masanya. Tak puas sampai di sana, ia bersama suami yang memiliki fokus usaha ekspor patung budha, kemudian membangun usaha bersama-sama, yang tak hanya mengandalkan menu tren saja, tapi juga berbasis passion diri dalam kuliner. 

Modal tak bisa diingkari, menjadi tantangan bagi Mitha dan suami, Christian Falino mendirikan kuliner yang mereka namai “Kedai 007”. Diakui sama-sama berasal dari keluarga yang berada, namun tak mungkin juga mereka masih bergantung dengan orangtua, dengan status mereka yang sudah menikah. Ia dan suami memilih berjuang secara mandiri dan memikirkan langkah-langkah untuk jangka panjang usaha tersebut. Kuliner yang membuka cabang pertama di Padangsambian ini menawarkan berbagai menu dengan harga terjangkau dan dapat dinikmati semua kalangan. 

Kedai berlantai II, yang dilengkapi dengan mainan anakanak dan free WiFi ini, otomatis, dilirik mencapai 100 orang pemburu kerja, yang telah kehilangan pekerjaan mereka. Karena rasanya yang tak kalah dengan menu-menu di café maupun restoran dan harganya yang merakyat, Mitha pun mampu mengembangkan ke cabang kedua di Panjer meski masih dalam kondisi diselimuti pandemi.  

Dalam kondisi ini, Mitha bersyukur selain bisa menambah satu cabang lagi, juga bisa sekaligus membantu menyediakan lapangan pekerjaan. Bahkan tak hanya dari karyawan kedainya, ia juga membuka peluang rezeki bagi para driver layanan antar makanan, yang meramaikan usahanya. 

Menurut Mitha, banyak yang tidak yakin dengan dirinya saat terjun ke dunia kuliner. Namun perlahan tapi pasti, Mitha mampu membuktikan diri untuk tetap eksis dalam usahanya. Tidak ada yang instan, semua butuh proses dan pasti ada suka dukanya. Dalam situasi pandemi, Mitha berusaha untuk tetap berbagi berkat rezeki kepada sesama yang membutuhkan sebagai bentuk rasa syukur.  

Seiring ekonomi Bali yang semakin membaik, Mitha berharap dapat membuka cabang selanjutnya untuk membantu mereka yang menjadi tulang punggung keluarga melalui perintisan sebuah usaha. Apabila punya mimpi, jangan takut untuk memperujuangkan mimpi tersebut. Choose your passion, go through the steps, and make it happens. 

Leave a Reply

Your email address will not be published.

error: Content is protected !!