Kacang Era Sari Diburu sebagai Produk Kuliner Oleh-Oleh Khas Bali
Setiap orang tua tentunya ingin memberikan segala sesuatu hal yang terbaik untuk buah hati tercinta. Tak jarang para orang tua harus memeras keringat demi mewujudkan kebahagiaan dan kesejahteraan untuk putra dan putri mereka. Demikian pula yang dilakukan sosok pengusaha bernama I Nengah Ginarsa yang berjuang dari nol membangun usaha produksi kacang agar nantinya dapat menjadi suatu warisan berharga untuk anak- anaknya kelak di masa depan.
Tak lengkap rasanya apabila berkunjung ke Bali tanpa membawa oleh-oleh. Salah satu buah tangan yang cukup populer dikalangan para pelancong di Pulau Dewata tidak lain adalah olahan dari kacang tanah. Hal ini membuat peluang usaha di bidang produksi kacang oleh- oleh Bali memiliki prospek cerah. Peluang ini pula tak disia-siakan oleh Nengah Ginarsa yang merupakan pria asli Klungkung.
Di kampung halamannya, yaitu Dusun Tengah Desa Nyanglan, Kecamatan Banjarangkan, Klungkung, ia mendirikan rumah produksi kacang oleh-oleh dengan merek dagang Kacang Era Sari sejak tahun 1999. Meski lokasi rumah produksi terbilang cukup jauh dari kawasan wisata di Bali Selatan, nyatanya kacang yang dikemas dalam berbagai varian rasa ini tetap diburu oleh para wisatawan.
Oleh-Oleh Khas Bali Kacang Era Sari ini ditawarkan dalam 5 macam produk kacang. Seperti kacang koro, kacang kapri, kacang Thailand, kacang krisik, kacang kedelai. Ada pun untuk varian bumbu ditawarkan dalam beberapa rasa seperti original, bumbu spesial, daun jeruk dan pedas manis. Sebagai perintis usaha Rumah Produksi Kacang Era Sari, Nengah Ginarsa menyimpan kisah perjuangan dalam membangun usaha yang luar biasa inspiratif.
Pria yang juga mengabdi sebagai Jro Mangku ini dahulu sempat merantau ke Denpasar guna membangun ekonomi keluarga. Sudah pernah mengecap pahit getir pengalaman kerja di berbagai tempat, bahkan sempat menjadi seorang juru parkir, akhirnya Nengah Ginarsa mencari-cari peluang usaha lain. Sekiranya dari usaha tersebut nantinya dapat menambah pemasukan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.“Pertama kali saya memulai usaha pada saat anak kedua saya lahir, yaitu Era Sugiartini. Dari sana sumber inspirasi saya dalam membuat brand Kacang Era Sari,” ungkap pria kelahiran 6 November 1970 tersebut.
Pada awalnya Nengah Ginarsa bersama istrinya, Ni Wayan Parmini, menjual produk matang siap kemas yang didapat dari saudara yang terlebih dahulu terjun ke bisnis produksi kacang. Produk yang dijual berupa bungkusan berukuran kecil seharga Rp500,- dan dititipkan pada warung warung sekitaran daerah Bali. Melihat respons pasar yang cukup menggembirakan, mendorong Nengah Ginarsa untuk memproduksi sendiri dengan menggunakan kacang yang didatangkan dari Jawa. Setelah beberapa tahun berjalan, Kacang Era Sari kian diminati sebagai produk kuliner oleh-oleh khas Bali.
Selain kerap diburu sebagai buah tangan para wisatawan, Kacang Era Sari juga sering dipesan sebagai kudapan di acara penting seperti pernikahan, pertemuan bisnis, maupun persembahan untuk upacara yadnya. Kerja keras serta ketekunan Nengah Ginarsa akhirnya berbuah manis. Melalui usaha yang dikembangkan tak hanya dapat menjadi sumber pendapatan keluarga hingga dapat membiaya pendidikan putra-putri tercinta, melainkan juga sukses membuka lapangan kerja bagi masyarakat serta peluang usaha untuk para reseller produk yang ia jual. Kini Nengah Ginarsa dibantu oleh sang putra bernama Wayan Sudiastana dan anak keduanya dalam mengelola usaha. Khususnya mereka membantu dalam hal pemasaran. Tentunya usaha yang dikembangkan secara bersama-sama ini ke depannya dapat semakin maju dan menjangkau pasar yang lebih luas lagi.