Percobaan Demi Percobaan Akhirnya Sukses di Bisnis Konveksi

Dalam keluarga Made Kass Winata Keneh, menjadi pedagang atau bahasa kerennya pebisnis, sudah menjadi tradisi sejak di garis keturunan kakek yang melakoni berbagi bidang usaha, hingga puncak kesuksesan kakeknya fokus pada usaha potong daging sapi. Tak berbeda jauh dengan kakek, ibunya pun bergelut di bidang yang sama dalam penjualan daging sapi di pasar, sedangkan ayah berprofesi sebagai guru.

Sebagai cucu, Made Kass Winata Keneh mengenang pengalamannya bersama kakek, terutama di masa-masa ia diikutsertakan ke Pasar Beringkit. Alumni SMA Negeri 1 Denpasar ini, mengungkapkan dari kakeknyalah yang banyak mengajarkannya tentang berdagang. Dan kata-kata yang paling ia ingat ialah, “Bekerjalah seoptimal mungkin, bukan untuk mengejar hasil, melainkan memahami proses tersebut”. Pesan tersebut yang terus terngiang dalam ingatannya dan menjadi motivasi untuk menjadi wirausahawan yang berhasil suatu saat nanti.

Setelah lulus dari Jurusan Ekonomi Manajemen, Universitas Warmadewa, Made Kass Winata Keneh mencoba peluang menjadi reseller usaha pakaian milik temannya. Tak berjualan seorang diri, di bawah reseller miliknya, ada 3 reseller lagi yang juga melakukan penjualan. Dari pengalaman inilah, ia mulai menemukan peluang untuk mengembangkan usaha tersebut lebih serius. 6 bulan kemudian ia menceritakan keinginannya kepada rekan bisnisnya tersebut dan dukungan pun ia dapatkan sekaligus petunjuk untuk mengambil langkah selanjutnya.

Proyek produksi pakaian pertama adalah pesanan 600 pcs kaos untuk pawai ogoh-ogoh. Di mana modalnya berasal dari komunitas pemuda-pemudi di banjar setempat. Dalam waktu sebulan yang diberikan, Made Kass Winata Keneh belum menjahit dan apalagi memiliki mesin sablon sendiri, ia masih membutuhkan tenaga dari luar. Niat kemudian ingin menggunakan penjahit langganan temannya, ternyata penuh pesanan, akhirnya ia harus mencari penjahit lain.

Pengalaman kurang menyenangkan pun ia dapatkan, ia harus membayar ongkos jahit yang mahal, belum lagi ukuran kaos yang tidak sesuai saat dikenakan. Tanggapan atas kejadian tersebut, tentunya ada yang pro dan kontra, bersyukurnya yang pro masih memberikannya dukungan untuk tak menyerah kembali mencoba proyek berikutnya.

Selain produksi pakaian, banyak hal yang sempat dicoba oleh anak kedua dari tiga bersaudara ini, ia juga merambah ke bisnis clothing dan join bisnis distro yang berlokasi di Panjer, bersama 5 orang rekannya. Masing-masing pemuda tersebut, termasuk dirinya memiliki brand dan dipasarkan di distro tersebut. Kemudian mencoba membuka bengkel didukung kakak, yang menjadi bagian dari hobinya di bidang otomotif. Secara keseluruhan percobaan yang ia lakukan, ternyata tak memberikan pencapaian yang berarti.

Tak kapok dengan berwirausaha dengan bidang yang hampr sama, justru Made Kass Winata Keneh semakin memperkenalkan nama brand usaha “Win Konveksi” yang ia dirikan pada tahun 2018 di Jl. Katjong Seleman No. II, Abiansemal, Badung. Dengan nekat ia meminjam modal di bank, kemudian membeli mesin sablon. Sempat ada pertentangan dari orang tua atas keputusannya tersebut, namun ia memilih tetap maju dan yakin pada diri sendiri. Pengalaman demi pengalaman telah memberikan Made Kass Winata Keneh sebuah pelajaran yang mengarahkannya untuk menjadi wirausaha yang lebih cerdas. Kali ini, yang tak kalah membuatnya mawas diri, saat ia tak mengukur kemampuan terlebih dahulu sebelum menerima pesanan, padahal saat itu jumlah karyawan pun masih belum mumpuni. Alhasil Win Konveksi pun kelabakan menyelesaikan pesanan hingga di hari seharusnya pesanan siap diambil customer. Lokasi Win Konveksi pun dipenuhi oleh customer yang rela menanti kaos orderan mereka, Meski cukup bisa menyelesaikan semua pesanan, setelah pengalaman tersebut Made Kass Winata Keneh telah mengambil kesimpulan untuk lebih berhati-hati lagi kedepannya dalam menerima pesanan, agar disesuaikan dengan kemampuan usaha.

Dari pengalaman yang sudah-sudah, perkembangan Win Konveksi kini sudah lebih memiliki pondasi yang kuat. Made Kass Winata Keneh pun sangat bersyukur, ia kini telah memiliki customer tak hanya berasal dari daerah yang sama, tapi sampai ke daerah Jawa bahkan Papua. Tentunya dalam mengimbangi pemenuhan pesanan, ia membutuhkan beberapa karyawan lagi, ia pun mengutamakan untuk merangkul pemuda-pemudi di lingkungan tempat tinggal yang masih belum memiliki pekerjaan, yang kini berhasil ia rekrut sebanyak 11 orang karyawan. Harapan ke depannya, semoga ia bisa menambah jumlah perekrutan lagi dari orang-orang sekitar khususnya, sekaligus meningkatkan skill mereka, ucap pria yang juga mengelola koperasi banjar ini.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

error: Content is protected !!