Jelajahi Pesona Laut Pulau Komodo dari Atas Kapal Phinisi

Pengalaman berwisata yang unik hadir untuk para traveler di Pulau Komodo, Nusa Tenggara Timur. Dengan menggunakan kapal phinisi, wisatawan dapat menjelajahi pesona perairan di seputar pulau wisata komodo. Tidak hanya dimanfaatkan sebagai wahana mengantarkan para turis berpetualang menyusuri laut, kapal phinisi yang diluncurkan perusahaan Samara Liveaboard ini juga kerap digunakan untuk merayakan momen penting seperti lamaran, honeymoon maupun perayaan ulang tahun.

Jika mendengar nama Pulau Komodo, pastilah terbesit bayangan tentang suatu daratan yang dihuni oleh hewan dilindungi di Indonesia. Ya, sebagai salah satu wilayah konservasi alam, Pulau Komodo populer sehingga banyak wisatawan yang tertarik untuk mengunjunginya. Keindahan pulau yang ada di wilayah Indonesia Timur ini juga menggugah sosok perempuan bernama Fresa Amalia untuk mengeksplorasi dan memperkenalkannya lewat media sosial.

Ibu Fresa

Fresa tidak menyangka jika langkahnya sekitar 10 tahun ternyata melahirkan sebuah kontribusi besar pada geliat industri pariwisata di Nusa Tenggara Timur. Founder Samara Liveaboard ini dulunya hanya iseng mengabadikan keindahan Flores melalui jepretan visual. Hasil berupa fotofoto digital tentang Flores itu kemudian ia bagikan melalui media sosial miliknya. Ternyata banyak yang tergugah dan penasaran mengenai spot-spot wisata yang ia abadikan lewat lensa kamera itu.

“Pada waktu itu tahun 2012, ketika salah satu platform media sosial tengah naik daun, dari sana pula saya melihat peluang pariwisata yang sangat potensial untuk dikembangkan lebih serius,” ungkap perempuan kelahiran Malang 2 Juni 1981 itu.

Sebelumnya sudah mulai bermunculan agen wisata yang menawarkan tur jalur darat di sekitar Pulau Komodo. Oleh karena itu, Fresa ingin menggarap sesuatu yang berbeda dan nantinya menawarkan pengalaman unik kepada para wisatawan. Akhirnya terpikir untuk membuat tur wisata menggunakan wahana kapal. Demi mewujudkan gagasannya, Fresa sengaja terbang ke Sulawesi untuk mempelajari segala hal tentang kapal phinisi. Jenis kapal ini dipilih karena merupakan warisan budaya benda dari nenek moyang Indonesia serta sangat ikonik. Tentunya sepak terjang membangun usaha ini diselingi cerita jatuh bangun. Apalagi Fresa datang dari latar belakang yang awam untuk urusan kapal. “Mengoperasikan dan memelihara kapal itu terbilang sangat sulit dan membutuhkan biaya cukup tinggi,” ujar Fresa kala ditanya soal tantangan menekuni usaha tur wisata kapal phinisi.

Setelah memahami proses pemasaran kapal, Fresa memberanikan diri berinvestasi dengan membuat dua kapal selama 2 tahun berturut-turut yakni tahun 2016 dan 2017. Kapal-kapal ini diberi nama Samara 1 dan Samara 2 yang siap membawa wisatawan menjelajahi spot-spot wisata di Pulau Komodo dari titik keberangkatan pelabuhan Labuan Bajo. Peminat tur wisata kapal phinisi ini dari berbagai kalangan namun paling dominan yaitu wisatawan mancanegara.

Fresa mengatakan animo wisatawan untuk berwisata dengan wahana kapal phinisi dari Samara ini terus meningkatkan bahkan pada saat pandemi sekalipun. Hal ini menjadi sinyal positif bagi ia dan para karyawan yang bernaung di bawah bendera Samara Liveaboard yang masih mendapat kesempatan mendenyutkan perekonomian lewat industri pariwisata.

Meski kegiatan operasional banyak dilakukan di Pulau Komodo, Fresa mengatakan tetap menjadikan Bali sebagai kantor pusat Samara Liveaboard. Berlokasi di Jl. Tukad Badung IX Denpasar, kantor ini digunakan untuk kegiatan pemasaran. Pihaknya mengakui untuk saat ini belum dapat membuka rute yang lebih luas karena kapal phinisi didesain untuk pelayaran jarak pendek saja. Namun ia berharap langkah memperkenalkan potensi wisata dari perspektif yang berbeda ini juga dapat diaplikasikan ke wilayah Nusantara lainnya agar industri pariwisata di Indonesia dapat berkembang secara merata.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

error: Content is protected !!