Jangan Gengsi untuk Memulai Sesuatu yang Berawal dari Kerja Keras

Membanding-bandingkan hidup kita dengan orang-orang di sekitar, sebenarnya tak selalu berujung sifat toxic yang menjadi bumerang bagi diri sendiri. Bila memiliki kesadaran diri akan berpikir tetap rasional dan melampiaskan energi pada hal positif, justru menjadi penanda untuk meninggalkan cara lama demi perubahan hidup yang lebih nyata.

Didikan dari keluarga untuk bisa hidup mandiri adalah pedoman hidup bagi Ni Kadek Sumita Dewi. Kehidupan mandirilah yang selalu menyemangati kesehariannya. Ketika keadaan perekonomian keluarga yang sederhana membuat dirinya semakin semangat untuk membantu membangkitkan perekonomian keluarga membuat Sumita memberanikan diri untuk berbisnis online setelah menyelesaikan pendidikan di bangku SMA bersama sang suami, I Kadek Sustiawan DP. Keduanya merasakan struggle dalam merintis bisnis di masamasa populer istilah COD (Cash On Delivery), mereka taktis melakukan aktivitas tersebut sampai mereka duduk di bangku kuliah. Tak hanya mengkhususkan diri pada berjualan secara daring, kegiatan luring juga Sumita memanfaatkan sembari bekerja di koperasi. Wanita kelahiran Denpasar 21 Maret 1994 ini pun, tak hanya menambah mampu modal untuk usaha, tapi juga sekaligus menyumbangkan biaya kuliahnya, agar tak sepenuhnya membebani orang tua.

Narasi selanjutnya, setelah tamat kuliah, Sumita beralih bekerja di perbankan, sembari masih menjalankan bisnisnya. Ruang lingkup yang cukup padat memaksanya harus segera memilih satu di antara pekerjaan tersebut. Akhirnya, setelah mengingat lagi bagaimana ia dan Sustiawan mengawal bisnis sejak awal, hingga berjalan cukup terpola dan relevansinya dengan pelanggan, alumnus Fakultas Ekonomi Universitas Udayana ini pun memilih konsisten melanjutkan bisnisnya yang berlabel “Myseeswear Bali”.

Sebelum bernama sekarang, Sumita dan Sustiawan sempat mendapat aduan dari salah satu customer mereka yang menjadi korban tipu, akibat oknum yang mencatut label usaha mereka. Reaksi atas permasalahan tersebut, ia dan suami melaporkan ke pihak yang menangani kasus cybercrime tersebut. Namun, hasilnya tak sesuai dengan harapan, kasus tersebut belum bisa diproses karena jumlah pengaduan yang tak memenuhi syarat. Seiring persaingan bisnis fashion daring yang kian ramai, fenomena berlomba-lomba memberikan promo dan harga I Kadek Sustiawan DP & Ni Kadek Sumita Dewi Owner Myseeswear Bali termurah pun dilakukan, demi menarik peminat. Sumita pribadi pun tak lepas dari kiat-kiat memberikan promo menarik, namun tak sampai menurunkan harga di bawah standar. Karena tak sedikit customer yang bijak dalam menanggapi ‘perang harga’ tersebut, mereka lebih saksama memilah-milah produk, misalnya melihat review pembeli atau menyambangi tokonya secara langsung.

Meski Myseeswear Bali sempat tutup selama sebulan karena pandemi, tak membuat keduanya beralih ke penyangga bisnis lain, karena sudah terlanjur cinta dan klop dengan sektor ini. Kini setelah dibuka kembali, yang menjadi PR untuk Myseeswear Bali adalah menyesuaikan lagi dengan era ‘new normal’, update dengan mode yang tengah diminati dan pembelajaran dari pandemi. Ya, pandemi telah mengisyaratkan bahwa kita harus terus antisipasi dan mawas diri, tentang kemungkinan-kemungkinan yang hadir ke depannya. Landasi sikap tersebut dengan rasa bersyukur karena telah mampu melalui situasi tidak nyaman, sebagai ‘wajah baru’ melahirkan performa bisnis yang lebih bijak hadapi tantangan mendatang.

Kesan dan pesan dari Sustiawan dan Sumita adalah generasi muda harus semangat berjuang dalam berwirausaha, jangan mudah mengeluh serta putus asa, terutama tidak boleh gengsi dan malu dari apapun usaha yang dilakoni, karena menikmati hasil keringat sendiri itu jauh lebih membanggakan daripada menjadi penikmat harta orang tua. Selain itu, kita juga harus selalu bersyukur dengan apa dan berapapun hasil yang didapatkan.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

error: Content is protected !!