Hobi jadi Inspirasi BISNIS MOBIL BEKAS di BALI – Sunari Oka Mobil
Saat ini kebutuhan terhadap kendaraan roda empat khususnya mobil di perkotaan kian meningkat. Namun, harga mobil terbilang masih relatif mahal sehingga menjadi alasan bagi banyak orang untuk menjadikan mobil bekas sebagai alternatif. Selama kondisi kendaraan masih layak digunakan dengan aman, mobil bekas akan laku di pasaran. Peluang jual beli mobil bekas ini kemudian ditanggapi oleh pasangan pengusaha asal Tabanan bernama Oka Widastra dan Ni Made Sunarsih. Mereka mengibarkan bendera usaha Sunari Oka Mobil dilandasi oleh hobi terhadap dunia otomotif.
Oka Widastra dan Ni Made Sunarsih mengisahkan awal mula mereka terjun ke bisnis penjualan mobil bekas tanpa maksud ingin serius menekuni usaha tersebut. Pasangan suami istri ini mengaku mengawali usaha justru dari hobi. Terutama Oka Widastra yang senang membaca majalah otomotif, sehingga pengetahuan tentang mobil dan spesifikasinya tidak diragukan lagi.
Suatu ketika, Oka Widastra berkeinginan untuk meng-upgrade kendaraannya, dari semula mobil keluaran tahun 2007 ke mobil yang dipublikasi pada tahun 2010. Belum sempat menjual mobil lamanya, ia sudah terlebih dahulu membeli mobil yang diidamkan. Alhasil ia memiliki dua mobil dari brand yang sama namun tahun produksi yang berbeda.
Salah satu mobilnya ditawar oleh seorang agen penjualan mobil dengan harga yang cukup menarik. Namun kata Oka, saat itu pula ada temannya yang menawar dengan harga tinggi. Meski awalnya ia tidak begitu yakin bahwa tawaran itu memang serius adanya, ia tetap mempertahankan nilai yang tinggi dari mobil tersebut. Ternyata kekuatan insting-nya terbukti, mobil yang ingin dijualnya laku dengan penawaran harga tertinggi.
Lewat pengalaman itulah, ia dan istrinya yakin bahwa dapat mengembangkan bisnis jual beli mobil bekas. Tapi mereka tidak lantas membuka showroom serta membeli unit dalam jumlah yang banyak. Justru mereka mempercayakan uang hasil penjualan mobil sebelumnya untuk diinvestasikan di bisnis yang dikelola teman Oka.
“Uang hasil penjualan mobil pribadi saya putar dulu untuk modal jual beli mobil berikutnya”, kata Oka Widastra.
Dalam hal mencari mobil bekas yang dijual, pasangan ini mengaku mendapatkan informasi dari iklan baris yang ada di surat kabar. Sejak mulai serius menekuni usaha jual beli mobil bekas, Oka dituntut untuk bangun lebih pagi untuk menyusun daftar kontak penjual mobil bekas di iklan-iklan tersebut. Setelah itu barulah ia dan istrinya akan meluncur ke alamat para pemilik mobil untuk melakukan survei kondisi kendaraan.
“Berdasarkan pengalaman kami, mobil yang dijual murah belum tentu membuat kami tertarik untuk membelinya. Biasanya mobil dengan harga di bawah rata-rata harga pasar memiliki minus atau kecacatan yang tidak bisa kami tolerir”, ungkap Made Sunarsih.
Sebaliknya, mereka bersedia membeli kendaraan dengan nilai tinggi asalkan kondisi kendaraan memang layak atau bahkan mendekati kondisi seperti masih baru. Menurut mereka, kemampuan menentukan kelayakan sebuah kendaraan didapat dari pengalaman melanglang buana memburu kendaraan bekas. Bagi calon pembeli yang masih awam, perlu membawa mekanik atau ahli mesin kendaraan untuk membantu mengecek kelayakan mobil yang ingin dibeli.
Setelah dirasa melihat keuntungan nyata dari bisnis tersebut. Oka Widastra dan istrinya kemudian membuka sebuah showroom di Jl. Tukad Batanghari No.62, Panjer, Denpasar Selatan. Tujuan membuka showroom bernama Sunari Oka Mobil tersebut guna memudahkan calon pembeli untuk mengecek unit mobil yang mereka tawarkan.
Showroom yang memiliki slogan “Pusat Mobil Berkualitas” ini menawarkan aneka tipe mobil dari berbagai brand. Sesuai slogan tersebut, memang kendaraan yang tersedia di Sunari Oka Mobil dalam kondisi prima dan dilengkapi surat-surat kendaraan yang lengkap. Sehingga menjaga rasa aman dan nyaman bagi pemebeli yang ingin bertransaksi.
Keberhasilan Oka Widastra mengembangkan usaha dengan modal yang terbilang tidak sedikit tersebut tentunya tidak diraih secara instan. Diperlukan suatu proses perjuangan yang panjang, diawali dari kisah masa kecilnya dulu di Desa Marga, Tabanan. Ia terbiasa bekerja keras membantu orangtuanya yang berprofesi sebagai pedagang hasil bumi sejak duduk di bangku sekolah dasar.
“Setiap hari waktu saya dihabiskan untuk bekerja, bahkan waktu untuk belajar hanya pada saat dini hari,” kenang Oka.
Meskipun kehilangan masa kecilnya yang seharusnya sarat dengan kegiatan bermain, namun Oka tidak pernah protes. Ia bercermin pada kehidupan orangtuanya yang bisa dikatakan mapan dari segi ekonomi berkat usaha dan kerja keras mereka selama ini. Namun, ia juga tidak serta merta menjadi anak yang manja ketika melihat kondisi ekonomi orangtua berkecukupan. Justru ia dikenal sebagai pribadi sederhana yang tidak suka memamerkan harta ayah dan ibunya.
Selepas SMA, Oka ingin melanjutkan ke Sekolah Tinggi Pariwisata dengan harapan dapat bekerja di industri bergelimang dolar tersebut. Harapan itu terwujud tatkala ia diterima bekerja sebagai ABK di kapal pesiar. Saat itu ia telah menjalin kasih dengan Made Sunarsih yang membuat mereka harus menjalani hubungan jarak jauh.
Namun kesabaran dan kesetiaan mereka berbuah manis saat Oka akhirnya pulang ke Bali untuk menikahi wanita yang telah dikenalnya sejak masa kanak-kanak tersebut. Bersama mereka menjalani bahtera rumah tangga dengan segala tantangan dihadapi dengan sikap saling percaya. Tidak hanya mampu membuktikan kekompakan mereka dalam berumah tangga, mereka juga memiliki komitmen seirama dalam mengembangkan usaha.
Demikian sekilas kehidupan pengusaha asli Bali ini yang dapat dijadikan sebagai cerminan dalam berjuang menggapai impian. Pengalaman mereka pun bisa menjadi sumber inspirasi bagi individu yang masih terjebak dalam zona nyaman untuk bangkit mencari peluang lainnya untuk dapat membawa pada kesuksesan.