Hasilkan Lulusan Berkualitas, Berkompetensi Baik secara Nasional Maupun Internasional
Memiliki rasa tanggap semasa kecil dalam bersosialisasi di daerah pariwisata, I Made Pasek Suwarbawa terpacu untuk terus belajar meningkatkan kualitas diri. Meski lahir dalam keterbatasan ekonomi, bukan alasan baginya untuk mudah berputus asa dalam mengejar impiannya berkarier di dunia pendidikan dan pariwisata.
Di samping orangtua bekerja sebagai buruh artshop dan guru honorer, I Made Pasek Suwarbawa kerap mengisi kegiatan dengan bekerja sebagai pembawa batako, untuk membantu orang tua bekerja memenuhi pesanan artshop. Seiring bertambahnya usia, saat akan melanjutkan sekolah tingkat SMP, ia berkeinginan dan mendesak orangtuanya untuk menyekolahkannya di Ubud. Alasannya sederhana, agar ia bisa melihat orang banyak di jantung destinasi pariwisata Gianyar tersebut.
Keinginannya untuk melanjutkan sekolah di Ubud pun dipenuhi orangtua. Di perjalanan sepulang sekolah, ia memperhatikan dengan saksama orang-orang yang berjualan tiket pertunjukan kepda wisatawan, dengan menggunakan bahasa Inggris untuk mendapatkan uang. Dengan harga tiket 50 ribu, penjual mendapatkan untung 10 ribu. Dari sanalah Made Pasek kemudian mencoba belajar bahasa Inggris. Saat duduk di bangku SMP, ia pun semakin mendalami ilmu tersebut, ternyata sangat memberi manfaat khususnya di era globalisasi di negara berkembang seperti Indonesia, bahasa Inggris memiliki peran vital dalam semua aspek kehidupan.
Setelah cukup memiliki bekal bahasa Inggris, ia kemudian memutuskan untuk berjualan tiket saat sepulang sekolah. Dengan penghasilan yang ia peroleh sebesar 50 ribu, kemudian ia berikan pada orangtua, berharap mampu meringankan kebutuhan hidup sehari-hari.
Seusai menjual tiket, ia sempatkan dirinya untuk menyaksikan pertunjukan tiket sendratari tersebut, dari pengalaman yang belum pernah ia jumpai sebelumnya, Made Pasek pun terinspirasi untuk kemudian mengikuti les tari di sebuah sanggar.
Perhatian Made Pasek yang semakin tertuju pada kegiatan pariwisata, terlebih dukungan penuh yang diberikan orangtua, ia pun semakin aktif mengikuti beberapa organisasi saat duduk di bangku SMA, salah satunya organisasi Karang Taruna.
Melalui organisasi tersebut, ia mengajak rekan-rekannya seusianya dan masyarakat untuk menyadari bahwa upaya-upaya pengembangan pariwisata yang dilaksanakan oleh pemerintah sangat membutuhkan dukungan penuh dan partisipasi aktif dari masyarakat. Agar terjadi pertumbuhan dan berkembangnya kepariwisataan di suatu wilayah yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Made Pasek sempat belajar keluar negeri dalam “Mobility Program” tahun 2014 ke Windesheim University in Netherland dan La Rochelle University in Paris bersama dengan kampus, berbekal dari pengalaman di luar negeri Made Pasek ingin membangun sebuah sekolah yang memiliki standar nasional dan internasional.
Semakin ingin melibatkan diri dengan membantu banyak masyarakat yang tertarik berkecimpung di dunia pariwisata secara profesional, Made Pasek mengikuti ajang pemilihan Duta Pariwisata (Jegeg Bagus Gianyar 2015). Sebuah pengalaman perdana yang memperkenalkan dirinya akan pariwisata Bali secara mendetail, yang menjadi jantung di semua aspek.
Memenangi ajang tersebut, ia kemudian berkesempatan mewakili Kabupaten Gianyar mengikuti pemilihan Jegeg Bagus Bali dan kembali sukses meraih kemenangan sebagai Duta Pariwisata Bali (Bagus Bali 2015) dan dengan bangga dapat berpartisipasi mengikuti program-program dari Dinas Pariwisata Provinsi Bali, yang bertujuan meningkatkan promosi pariwisata Indonesia, khususnya Bali di dalam dan luar negeri secara bersinergi antar kabupaten/kota se-Bali, dengan mengembangkan inovasi dan kreativitas baru.
Kecintaan Made Pasek dengan pariwisata, mendorongnya untuk berbuat lebih banyak, ia pun sempat berdiskusi dan mendapat dukungan untuk mendirikan lembaga pendidikan khususnya di bidang pariwisata yang bernama Bali Crystal College.
Didirikan pada tahun 2017, kampus Bali Crystal College merupakan Lembaga Pendidikan dan Pelatihan bidang Perhotelan serta Kapal Pesiar yang berlokasi di Tampaksiring, Gianyar. Dengan perkembangan yang sangat pesat dari tahun ke tahun, dengan beberapa program fasilitas yang terdiri atas tiga program studi, yakni program studi setahun, program studi dua tahun dan program studi eksekutif.
Program studi satu tahun, dikhususkan bagi yang memiliki passion di tingkat first entry level, melingkupi program studi housekeeping, front office, food and beverage service – bar dan cullinary art. Program studi dua tahun, dikhususkan bagi anda yang memiliki passion di tingkat middle level management, melingkupi program studi Butler/Hotel Management dan program studi eksekutif dikhususkan bagi mereka yang berkeinginan mengikuti pelatihan singkat, guna persiapan bekerja ke hotel dan kapal pesiar.
Program studi tersebut, tak lepas dari mutu yang terus dipertahankan mulai awal sejak pendirian. Meliputi pelatihan yang berkualitas tinggi, fasilitas yang mutakhir, keterjangkauan biaya, program uji kompetensi dan jaminan pemerolehan kerja bagi para peserta pelatihan.
Dari masa awal pendirian hingga kini, Bali Crystal College telah sukses menempatkan ratusan lulusan di hotel-hotel dan kapal pesiar berstandar tinggi, baik dalam maupun luar negeri. Dan demi menghadapi perdagangan bebas antar negara-negara ASEAN, seluruh anggota ASEAN telah menyepakati perjanjian MEA (Masyarakat Ekonomi Asia), di mana salah satunya bertujuan menghasilkan tenaga-tenaga profesional di industri pariwisata dan perhotelan dengan bersertifikat kompetensi di bidangnya masing-masing, untuk bersaing dengan tenaga kerja luar. Untuk itu Bali Crystal College melakukan kerja sama dengan Lembaga Sertifikasi Profesi dalam mensertifikasi para lulusan, agar mendapatkan pengakuan kompetensi baik secara nasional maupun international.