Harga Gabah Naik 3,67 Persen
Denpasar – Harga gabah kering panen (GKP) di tingkat petani di Bali pada bulan Mei 2016 mengalami kenaikan sebesar 3,67persen, dibandingkan bulan sebelumnya, April 2016.
“Demikian pula harga gabah di tingkat penggilingan naik sebesar 3,87 persen,” kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali, Adi Nugroho di Denpasar, Kamis.
Ia mengatakan, harga gabah di tingkat petani sebesar Rp4.213,26 per kilogram meningkat dibanding bulan sebelumnya yang tercatat 4.063,96/kg.
Sementara gabah kering panen (GKP) di tingkat penggilingan yang mengalami kenaikan sebesar 3,87 persen dari Rp4.132,72 per kg pada bulan April 2016 menjadi Rp4.292,60 per kg pada bulan Mei 2016.
Adi Nugroho menambahkan, harga gabah tersebut di atas harga patokan pemerintah (HPP) yang berlaku sejak Mei 2015 untuk di tingkat petani sebesar Rp3.700 per kg dan di tingkat penggilingan Rp3.750 per kg.
Harga gabah tersebut sejak kenaikan HPP terus menunjukkan adanya peningkatan, kecuali untuk bulan Maret dan April 2016 masing-masing menurun 3,71 persen dan 7,66 persen.
Hasil pencatatan harga gabah tersebut dilakukan ditujuh kabupaten di Bali yang meliputi Kabupaten Jembrana, Tabanan, Badung, Gianyar, Klungkung, Karangasem dan Buleleng.
Produksi padi di Bali berdasarkan angka sementara tahun 2015 mencapai 853.710 ton gabah kering giling (GKG), turun 0,49 persen atau sekitar 4.234 ton dibandingkan tahun 2014.
Berkurangnya produksi padi tersebut hanya terjadi pada subround I-2015 yakni periode Januari-April sebesar 59.696 ton GKG (20,09 persen). Sebaliknya produksi padi pada subround II-2015 yakni periode Mei-Agustus justru mengalami kenaikan sebesar 44.523 ton GKG (17,24 persen).
Demikian juga pada subround III-2015 yakni periode September- Desember terjadi kenaikan sebesar 10.939 ton GKG (3,62 persen). Penurunan produksi padi yang relatif tinggi terjadi di Kabupaten Tabanan yang selama ini menjadi “gudang beras” Bali yang mencapai 20.082 ton GKG (9,38 persen).
Menurunnya produksi padi di Bali selama tahun 2015 secara umum akibat berkurangnya luas panen yang mencapai 5.312 hektare (3,72 persen) yang terjadi di lima wilayah yakni Tabanan, Badung, Bangli, Karangasem dan Buleleng.
Berkurangnya luas panen paling tinggi terjadi di Kabupaten Tabanan yang mencapai 4.518 hektare (12,25 hektare). (WDY)