Getol Berjualan Sejak di Bangku Sekolah, Kini Sukses Pasarkan Kebaya ke Seluruh Bali
Parameter kesuksesan seorang perempuan kerap diukur dari seberapa telaten mengurus keluarga di rumah. Inilah yang menyebabkan perempuan senantiasa memprioritaskan urusan keluarga di atas kepentingan lainnya, termasuk dalam hal meraih mimpi dan cita-cita. Namun tidak demikian sepenuhnya diamini oleh Ni Komang Suartini. Menurutnya, perempuan memang punya peran penting di keluarga, tapi perempuan juga berhak mengembangkan potensi diri. Seperti yang ia lakoni saat ini yaitu menyalurkan hobi berdagang dengan membangun bisnis penjualan kebaya, tanpa sedikit pun mengabaikan peran utama sebagai ibu rumah tangga.
Zaman sekarang, ibu rumah tangga memiliki kemudahan dalam mengakses informasi mengenai peluang usaha. Sehingga tidak lagi alasan untuk berhenti berkarya meski sudah berstatus ibu rumah tangga. Hal ini pula yang dibuktikan oleh Ni Komang Suartini. Sembari memenuhi kebutuhan sang suami dan ketiga buah hati tercinta, perempuan kelahiran Gilimanuk ini masih bisa menyempatkan diri terjun ke dunia bisnis. Ia memulai bisnis penjualan kebaya yang berfokus di kain sutra etnik serta aksesori fashion lainnya dari rumah. Meskipun berjualan di rumah, siapa sangka ia sukses memasarkan ratusan potong kebaya ke berbagai daerah yang ada di Bali.
Terhitung selama 10 tahun, Ni Komang Suartini mencicipi asam garam dunia bisnis penjualan kebaya. Dimulai pada saat ketiga anak-anaknya sudah memasuki usia sekolah, di mana ia merasa sang anak sudah cukup mampu mengurus diri sendiri. Memang setelah menikah dengan sang suami, Ni Komang Suartini berkomitmen untuk fokus mengurus keluarga saja. Ia ingin menikmati masa-masa tumbuh kembang sang buah hati tanpa melewatkan satu momen pun.
“Sejak kecil saya terbiasa berjualan membantu orang tua. Bisa dikatakan masa bertumbuh saya diisi dengan berdagang. Tak terasa hal itu menjadi hobi yang menyenangkan, hingga sekarang pun saya masih menganggap berbisnis sebagai hobi sehingga melakoninya tanpa beban yang berarti,” ungkapnya.
Baru setelah merasa siap menambah peran lainnya yaitu sebagai seorang entrepreneur, ia meminta izin kepada suami untuk memulai usaha. Ternyata hal itu mendapat dukungan dari suami, tidak hanya dukungan moril tapi juga suaminya siap untuk menyediakan waktu dan tenaga untuk membantu Ni Komang Suartini dalam merintis usaha.
Bermodalkan dua kantong kresek berisikan beberapa potong kain kebaya, Ni Komang Suartini menawarkan produknya ke satu rumah ke rumah lain. Kala itu ia memberanikan diri berpromosi ke beberapa istri tokoh penting yang merupakan relasi dari sang suami. Hasilnya sangat menggembirakan, produknya laku terjual. Selanjutnya Ni Komang Suartini mulai ikut event pameran di berbagai tempat, contohnya di mal-mal yang ada di Bali. Sejak itulah, brand usahanya yaitu A2 Ayu Kebaya mulai dikenal.
Tatkala media sosial mulai berkembang, Ni Komang Suartini pun tidak melewatkan kesempatan untuk berpromosi secara daring. Dari sana ia mampu menjangkau pasar yang lebih luas, pesanan yang datang pun tidak hanya dari Kota Denpasar saja melainkan dari seluruh daerah yang ada di Bali. Model kebaya yang dipasarkan bervariasi, terdiri dari berbagai pilihan motif, bahan, warna dan harga.
Sebagian besar konsumennya datang memesan kebaya untuk dikenakan pada upacara agama atau acara adat lainnya. Belakangan mulai banyak pula permintaan untuk pemakaian di kantor. Ni Komang Suartini pun berupaya memenuhi keinginan klien dengan memberikan layanan terbaik dan produk berkualitas. Tak heran nama A2 Ayu Kebaya semakin melambung khususnya di kalangan kaum hawa di Bali. Ni Komang Suartini berharap ke depannya usahanya semakin dikenal lewat strategi pemasaran online yang saat ini berjalan serta senantiasa mempertahankan kualitas yang menjadi nilai keunggulannya selama ini.