Edukasi dalam Menyelaraskan Arsitektur Tradisional dan Modern

Dari seorang ayah yang memiliki keahlian dalam pekerjaan kontraktor, Putu Gede Krisna Yoga menerima warisan berharga berupa keterampilan dan minat yang sama di bidang tersebut. Meskipun sepeninggal ayahnya saat usianya baru 1,5 tahun, sepertinya DNA keahlian dan minat konstruksi tersebut begitu kental mengalir di dalam darahnya. Setelah menamatkan pendidikan di SMAN 2 Denpasar, ia menentukan jurusan yang selaras dengan minat dan bakatnya, yaitu Teknik Arsitektur.

Putu Gede diterima di Jurusan Teknik Arsitektur, Univesitas Udayana (UNUD) sebagai angkatan 2017. Ia memilih fokus sepenuhnya pada studi tanpa sambil bekerja. Keputusan ini demi menghindari kebablasan saat sudah bisa menghasilkan uang sendiri. Setelah tamat, ia sempat sebulan menikmati masa pengangguran, kemudian bekerja di perusahaan pertamanya di Jl. Kebo Iwa, namun hanya berlangsung sebulan, karena ia mendapat tawaran menarik untuk bergabung dengan CV Studio 3. Di sinilah perjalanan profesionalnya mengalami perkembangan yang signifikan. Putu Gede terlibat dalam proyek-proyek yang relevan dengan tugas akhirnya di universitas yang melibatkan proyek-proyek resort. Selama lima tahun bekerja, ia juga memiliki kesempatan untuk berinteraksi langsung dengan pemilik proyek. Perannya sebagai Konsultan Pengawas mencerminkan begitu tinggi kepercayaan yang diberikan kepadanya dan kemampuannya dalam memastikan setiap proyek berprogres dengan baik.

Setelah cukup ilmu dan pengalaman dari perusahaan tempatnya bekerja, Putu Gede melangkah lebih jauh dalam kariernya dengan memulai usaha mandiri di masa pandemi Covid-19. Langkah pertamanya adalah memasuki proyek freelance berupa vila pribadi berkonsep joglo yang berlokasi di Payangan. Mengambil proyek secara freelance memberikan keleluasaan untuk lebih mengendalikan karyanya dan menciptakan desain yang sesuai dengan visi klien. Meskipun modal yang dimiliki dalam usaha ini terbatas, Putu Gede menggali keuntungan dari model bisnisnya yang memungkinkan para arsitek untuk meminta pembayaran modal di depan klien. Model usaha ini memberikan perlindungan dan mengurangi risiko kerugian bagi Putu Gede. Berbeda dengan bidang konstruksi yang membutuhkan modal lebih besar.

Tahun 2022, Putu Gede memulai perjalanan baru dengan merintis Kriya Lokha yang berlokasi di Jl. Blong Keker, Gg. Arjuna, Badung. Dengan menentapkan nama tersebut, ia berharap ke depannya menjadi sebuah bisnis one stop shopping yang komprehensif. Memberikan pengalaman unik bagi pengunjung, di mana mereka dapat menikmati berbagai layanan dan produk yang berkualitas dalam satu tempat. Dalam upaya mencapai visinya, Putu Gede tengah mengumpulkan tim yang solid, yang memiliki keahlian dalam bidang terkait dan dedikasi yang tinggi. Keberadaan tim yang solid adalah kunci untuk menjalankan proyek-proyek lebih lancar, maupun proses pengembangan desain dengan rekanan. Beberapa proyek yang telah berhasil diselesaikan oleh Kriya Lokha di antaranya Luxe Villa Dalung, Vila Puri Anyar, 7am Bakers Club, dan proyek di Nusa Ceningan.

Meski tak lepas dari desain modern, Putu Gede memegang prinsip untuk menjaga keaslian tradisional Bali dalam proyekproyeknya. Selain bisa diatasi dengan menggunakan materialmaterial yang merupakan ciri khas budaya Bali, baginya menekankan pentingnya melestarikan dan menghormati nilainilai tradisional dengan tetap memberikan edukasi kepada pemilik properti. Hal ini merupakan tanggung jawab sebagai anak arsitek untuk menjaga keaslian dan keberlanjutan budaya lokal. Terlepas dari itu, ia meyakini arsitektur tradisional Bali akan tetap menjadi favorit, terutama bagi wisatawan yang mencari pengalaman yang otentik dan berbeda dari negara asal mereka. Melalui Kriya Lokha, Putu Gede berharap tetap bisa menciptakan keberlanjutkan bisnisnya dengan tetap berkontribusi pada pelestarian kekayaan budaya Bali. Menjadikan Kriya Lokha sebagai inspiratory di bidang arsitektur yang tidak hanya membangun bangunan, tetapi juga menjaga dan menghormati warisan budaya.