Demi Kesehatan Jantung, Sebaiknya Jangan Terlalu Sering Mengonsumsi 10 Jenis Makanan Ini
TRIBUNNEWS.COM – Ingin menjaga jantung dan sistem peredaran darah tetap sehat saat ini dan di masa mendatang? Hindari makanan dan minuman ini dalam hidup sehari-hari.
Jika ingin sekali mencicipinya, boleh saja sekali-sekali mengonsumsi. Tetaplah ingat porsi dan jangan sering-sering.
1. Burger cepat saji
Ilmu seputar apakah lemak jenuh benar-benar berhubungan dengan penyakit jantung masih belum sepenuhnya jelas.
“Ketika dikonsumsi dalam jumlah sedang, daging sapi pakan rumput kualitas tinggi malah bermanfaat untuk kesehatan jantung,” kata Regina Druz, associate professor kardiologi dari Hofstra University dan kepala kardiologi di St John Episcopal Hospital New York City.
Secara umum, Druz mengatakan, “Lemak jenuh dari hewan, khususnya ketika dikombinasikan dengan karbohidrat tampaknya punya dampak merusak kesehatan jantung.”
Menghindari restoran cepat saji terutama yang menggunakan bahan berkualitas rendah dan metode pemasakan tak sehat merupakan cara yang bijaksana untuk menjaga kesehatan jantung.
2. Daging awetan
Daging seperti bacon dan sosis merupakan sumber lemak jenuh tinggi. Bahkan jenis yang rendah lemak justru lebih kaya akan garam.
Enam potong tipis daging jenis ini sudah memasok separuh kadar garam yang disarankan oleh American Heart Association.
“Mayoritas masyarakat harus menjalani diet rendah garam karena sodium cenderung membuat tekanan darah tinggi,” kata Dr Laxmi Mehta, direktur program kesehatan jantung wanita di Ohio State University Wexner Medical Center.
3. Gorengan
Beberapa studi berhasil menghubungkan makanan gorengan seperti french fries, ayam goreng dan gorengan lain pada peningkatan risiko penyakit jantung.
Metode penggorengan konvensional menciptakan jenis lemak trans, lemak yang terbukti meningkatkan kolesterol jahat dan menurunkan kolesterol baik.
4. Gula
Saat ini para ahli mengatakan terlalu sering mengasup makanan kaya gula merupakan ancaman kesehatan karena menyebabkan obesitas, inflamasi, kolesterol tinggi dan diabetes. Semua itu merupakan faktor risiko penyakit jantung.
“Debat di ilmu kardiologi sudah bergeser dari lemak jenuh dan kolesterol ke gula. Jika ada satu bahan yang perlu dihindari untuk menghindari risiko penyakit jantung, bahan itu berupa gula dalam bentuk aneka jenis makanan,” ujar Druz.
5. Sereal bergula
Makanan yang tampaknya sehat seperti sereal sarapan bisa jadi tak sehat karena banyak gula. “Makan karbohidrat halus dan gula di pagi hari menghasilkan inflamasi dan membuat gula darah naik dan turun sehingga sepanjang hari kita ingin tambahan gula selama seharian,” kata Druz. Ia menyarankan sarapan telur dan buah disertai roti bakar.
6. Roti dan kue kering
Kue dan roti, khususnya yang dijual di toko mengandung banyak gula dan terbuat dari lemak jenuh (seperti minyak sawit dan butter) atau lemak trans.
7. Margarin
Masih ada ruang untuk debat mengenai risiko penyakit jantung dengan lemak jenuh seperti butter. Hal yang lebih pasti adalah diet kaya lemak trans jelas meningkatkan risiko penyakit jantung seseorang.
Lemak trans lazim dijumpai dalam margarin yang padat di suhu ruangan. Margarin ini sering disebut alternatif lebih sehat dari butter.
Agar jantung lebih sehat, olesi roti bakar dengan minyak zaitun, daripada margarin.
8. Pizza meat lovers
American Heart Association meletakkan pizza di ranking kedua dari enam jenis makanan asin.
Bukan hanya garam, pizza juga kaya akan kandungan lemak jenuh. Oleh karena itu, batasi konsumsi pizza atau pilihlah pizza sayuran atau jamur saja.
9. Minuman ringan dan jus yang diberi tambahan gula
Sumber terbesar gula dalam hidup sehari-hari bukanlah dari makanan, tetapi dari minuman.
Di AS pemerintah menemukan lebih dari 60 persen anak-anak, 54 persen pria dewasa dan 45 persen wanita dewasa paling tidak minum satu soda dan minuman manis sehari.
10. Soda diet
Meskipun bebas lemak dan nol kalori, soda diet juga punya sisi gelap. “Masyarakat punya kesan soda diet sehat padahal tidak begitu,” kata Druz.Riset terus menemukan bukti terjadinya faktor risiko penyakit jantung seperti obesitas dan diabetes karena minuman soda.
Beberapa studi membuktikan bahwa orang yang minum soda diet cenderung mengompensasikan dan mengonsumsi lebih banyak kalori.
Sementara riset lain menemukan kimiawi dalam soda diet sebenarnya mengubah bakteri di pencernaan dan membuat masyarakat jadi rentan mengalami kenaikan berat badan. (*)