Sempat Harus Jual Rugi Seluruh Mobil saat Pandemi

Usaha jual beli mobil “Agung Mobilindo” dirintis oleh Ajus Maysa sejak 2010. Ide tersebut mengeruak, mulanya dari ayahnya yang memiliki usaha bengkel dan sering terlibat dalam usaha tersebut. Sembari masih berstatus sebagai karyawan, pria kelahiran Badung, 10 Mei 1984 ini, yang masih menjalankan usahanya berlokasi di bengkel milik ayahnya, berupaya menyesuaikan waktu untuk melakukan survei kendaraan yang sementara hanya dilakukan di sela-sela pekerjaannya.

Ajus Maysa memenuhi kebutuhan showroom-nya dengan kendaraan second yang memenuhi syarat untuk dijual kembali, step by step. Sampai pada tahap garasinya cukup mumpuni dengan pilihan deretan mobil yang terparkir, siap menjadi pilihan para customer. Namun kondisinya mulai berubah, saat pandemi mulai masuk ke Indonesia. Sempat selama 9 bulan Ajus Maysa merasakan imbasnya, sehingga harus vakum dari bisnisnya. Hingga akhirnya mobil dengan ‘masa inap’ paling lama di showroom, ia putuskan untuk dijual rugi semua. Hal yang sama pun dilakukan oleh rekanrekannya para pemilik bisnis serupa.

Seiring peraturan mulai dilonggarkan dan sebagian besar sudah mulai bekerja secara normal, Agung Mobilindo mulai ada grafik pergerakan usaha. Mulai dengan menjual mobil yang baru masuk ke showroom, kemudian menjual dengan harga normal. Namun kondisi customer saat ini, lebih memilih kendaraan dengan harga di bawah 100 juta, dikarenakan faktor ekonomi juga yang belum bergerak full seperti sebelum pandemi, ucap alumni S1 Hukum, Universitas Udayana ini.

Agung Mobilindo yang bermarkas, di Jl. Kopral Nyoman Suwena No.26, Mengwi, Badung ini, cenderung memilih mobil niaga, city car atau mobil yang ramai digunakan di pasaran, agar modal lebih cepat berputar. Dibandingkan menjual mobil sekelas Alphard, memang profit yang didapatkan lebih tinggi, namun membutuhkan waktu yang lebih lama agar segera laku. Kembali lagi tergantung pengalaman dan pilihan masing-masing.

Dalam memasarkan, Agung Mobilindo tak terpaku hanya mengandalkan dari pihaknya saja, tapi siapapun yang mau menambah penghasilan, bisa meng-handle klien Agung Mobilindo secara langsung. Dilanjutkan dengan kemudahan membayar secara kredit, Agung Mobilindo bekerja sama dengan salah satu perusahaan finance, untuk mobil tahun 2006 ke atas dan BPR Kusamba, mobil tahun 2006 ke bawah. Terakhir, atas fenomena harga mobil second yang kabarnya telah merusak harga pasarnya, Ajus Maysa dan rekan-rekan sesama pemilik bisnis showroom lainnya pun memastikan dalam penentuan harga jual mobil kembali di usaha mereka, masih di angka yang cukup rasional.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

error: Content is protected !!