Pembuktian yang Sepaket dengan Masa Lalu Kelam Setiap Orang Berhak Mendapat Kesempatan

Lahir dalam keluarga yang utuh, tak menjamin kebahagiaan diperoleh seorang anak. Didikan keras yang hanya berlaku didirinya dan kurang mendapatkan kasih sayang, membentuk karakter orang yang bermasalah, kurang dipercayai, bahkan orang tua sendiri. Namun ia buktikan, hal itu tak berlaku di masa depannya. Jolly Wijaya berupaya bangkit dengan kariernya, kendati tak mudah karena ada saja yang masih membanding-bandingkan dengan masa lalunya, apalagi bila menyangkut uang.

Jolly Wijaya, pria asal Jambi ini, memiliki kelahiran yang ‘unik’, pasca keguguran ibunya kesekian kali. Demi ‘memancing’ untuk memiliki anak, orang tuanya pun mengangkat kakak pertamanya. Setelah kelahiran dirinya, ia mengalami kondisi kulit berwarna kuning, yang mana menurut kepercayaan tetua dahulu, bayi tersebut harus diasuh orang lain. Jolly pun pindah dan dibesarkan oleh bibinya selama tujuh tahun.

Tahun demi tahun, tiba saatnya Jolly kembali ke orang tua kandung. Kendati ia sudah mengetahui siapa sosok yang melahirkannya, namun perasaannya tidak nyaman dan terasing dengan orang tua sendiri. Apalagi mereka kurang memberikannya kehangatan dan kasih sayang, lebih banyak mencercanya dengan pekerjaan domestik, mulai dari memasak, membantu membuat kue, berjualan dan sebagainya. Perihal tersebut, ia pun sempat kabur ke rumah bibinya dan perilaku-perilaku nakal lainnya seiring bertambah usia, dari mencuri, hingga mengenal berjudi saat duduk di bangku SMP.

Keinginan pria kelahiran 27 April 1981 ini untuk belajar semakin berkurang, apalagi Jolly sudah mulai mencari uang sendiri, dengan bekerja pada orang tua teman yang memproduksi mpek-mpek dan membantu menjualkannya, ia lakoni hingga SMA. Ia juga pernah menjadi kenek angkot di Indramayu, hingga pekerjaan terharam, menjadi bandar judi yang bisa dikatakan menjadi titik terendah, sekaligus terbangun kesadarannya untuk berubah menjadi pribadi lebih baik.

Setelah kejadian yang merugikannya akibat bandar judi tersebut, syukurnya ia mendapatkan kepercayaan untuk bekerja sebagai penjaga sekaligus teknisi di counter milik kakak sepupu selama delapan tahun. Sehabis dari sana, tawaran kembali datang dari kakak ipar untuk bekerja di Surabaya, sebagai Marketing sebuah perusahaan “Perwira Steel”, distributor besi baja ber-SNI (Standar Nasional Indonesia). Gaji yang sebelumnya sudah mencapai Rp8 juta, harus ia rintis kembali dari nol, padahal ia sudah mulai mencicil kebutuhan rumah tangganya. Namun ada yang lebih memilukan, orang tua sempat menyarankan kakak iparnya untuk tidak merekrutnya, karena ia merupakan mantan pejudi. Beruntung lagi, kakak ipar kurang setuju akan hal tersebut, Jolly tetap diterima bekerja dan ia buktikan dengan prestasi meningkatkan omzet perusahaan tersebut dalam waktu yang singkat.

Jujur saja, ia memang merasa tak kesulitan memerankan dirinya untuk terjun ke lapangan bertemu berbagai komunitas. Karena sebelumnya kehidupannya sudah mengenal banyak pergaulan. Saat ia masuk ke lingkungan yang fanatik pada suatu kepercayaan pun tak menemukan kesulitan yang signifikan. Namun bukan berarti ia tak lepas dari masalah, dikarenakan ada nota macet, ia dikira memanipulasi uang. Mengklaim dirinya tak bersalah, ia tak keberatan untuk diaudit, karena ia memang tak melakukan pelanggaran sama sekali.

Benar saja, ia bukan lagi “Jolly” yang dulu, instingnya pun semakin tajam dalam menjalani bisnis. Melangkah tahun 2013, ia nekad mengambil alih tempat milik kakak sepupu untuk membuka cabang di Bali, yang berlokasi di Jl. Bung Tomo no.12A Denpasar. Ia pun dipercaya sebagai Owner Representative yang memegang wilayah Surabaya dan Bali. Kini atas pencapaiannya, ia sangat bersyukur bisa menjadi bagian perusahaan dan selamat melewati pandemi. Meski tak dipungkiri, ia terpaksa hanya melayani pembelian secara tunai, karena beberapa customer yang tak mampu membayar tunggakan. Seperti peribahasa “Di mana kaki berpijak, di situ langit dijunjung”, Jolly berupaya memberikan kinerja yang terbaik dan mengikuti aturan yang diberlakukan. Setelah jasa perusahaan ini memberinya kesempatan mengembangkan karier, itu artinya sudah sepaket dengan masa lalu kelam yang tak mudah diterima. Berkat kesuksesannya, hubungan dengan keluarga pun semakin membaik, sukses membangun rumah impiannya dan menyaksikan aset berharganya, yakni anak-anak tumbuh tanpa kekurangan, baik dalam pola asuh maupun pendidikan.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

error: Content is protected !!